Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah aktif meneritkan surat utang atau obligasi sejak 2009 hingga akhir kuartal III. SMF telah meneritkan 49 kali penerbitan dengan jumlah Rp 44,6 triliun.
Penerbitan surat utang itu terdiri dari 36 kali penerbitan obligasi dan sukuk mudharabah (penawaran umum) Rp 39,8 triliun, 12 kali medium term notes (MTN/penawaran terbatas) sebesar Rp 4,7 triliun, dan satu kali penerbitan surat berharga Rp 120 miliar.
Direktur Utama SMF Ananto Wiyogo menuturkan, penerbitan obligasi itu merupakan bagian dari upaya perseroan memenuhi perannya sebagai penyedia likuiditas jangka panjang bagi penyalur KPR.
Advertisement
"Hal ini merupakan bagian dari komitmen SMF untuk mendukung keberhasilan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia,” ujar Ananta dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (27/11/2021).
Baca Juga
Untuk sekuritisasi, sejak 2009, perseroan telah fasilitas 14 kali transaksi sekuritisasi hingga kini dengan total nilai akumulatif Rp 12,78 triliun. Pada 2021, perseroan berencana menerbitkan kembali efek beragun aset berbentuk surat partisipasi (EBA-SP). EBA-SP tersebut memiliki underlying kumpulan tagihan KPR yang memenuhi 32 kritera seleksi sehingga aman bagi investor. Perseroan berharap sekuritisasi aset itu dapat mendukung penyaluran dana bagi pembiayaan perumahan untuk mendorong bangkitnya industri perumahan nasional.
Selain itu, SMF juga menjaring sinergi dengan berbagai pihak untuk optimalkan peran dan fungsi sehingga mendorong bangkitnya industri perumahan baik dari sisi persediaan dan permintaan sesuai perluasan mandat yang telah diberikan oleh pemerintah.
Salah satunya SMF bersinergi dengan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM merealisasikan produk program hunian mikro Mekaar atau HOME.
Program ini merupakan program pembiayaan mikro perumahan bagi nasabah PNM Mekaar untuk renovasi rumah nasabah yang juga dijadikan sebagai tempat usaha dan mendukung usaha.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Keuangan hingga Kuartal III 2021
Sebelumnya, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mencatat kinerja beragam hingga September 2021. SMF mencetak laba bersih tetapi pendapatan turun hingga kuartal III 2021. Hal ini seiring dampak pandemi COVID-19.
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mencatat laba bersih Rp 400 miliar hingga kuartal III 2021. Realisasi laba bersih ini naik 8,56 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 369 miliar.
Pendapatan tercatat Rp 1,69 triliun hingga kuartal III 2021. Realisasi pendapatan ini turun tipis dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 1,73 triliun. SMF mencatat beban, pajak dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) mencapai Rp 1,28 triliun hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,36 triliun.
"Secara outstanding penyaluran pinjaman sumber pendapatan masih di bawah berdampak terhadap pendapatan kita. Tapi kita tidak boleh lupa penerbitan surat utang kita juga menyesuaikan, sama juga turun dibandingkan tahun lalu tentu berdampak terhadap selisih cost,” ujar Direktur SMF Trisnadi Yulrisman dalam konferensi pers kinerja kuartal III, Lombok, NTB, ditulis Sabtu, 27 November 2021.
Ia menambahkan, dengan demikian biaya bunga turun. SMF pun menjalankan kegiatan operasinal secara efisien dengan sesuaikan biaya operasional sesuai pandemic COVID-19 sehingga berdampak terhadap laba perseroan.
Hingga kuartal III 2021, SMF telah menyalurkan pinjaman Rp 4,9 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,03 triliun. Penyaluran pinjaman tersebut untuk 106.687 unit.
Advertisement
Selanjutnya
Sementara itu, pendanaan penerbitan surat utang dan pinjaman lainnya Rp 4,60 triliun hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,33 triliun.
Total ekuitas tercatat Rp 13,96 triliun hingga September 2021. Realisasi ekuitas tumbuh 23,14 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,33 triliun.
Total liabilitas dan dana syirkah temporer sebesar Rp 16,76 triliun hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 21,35 triliun.
Total aset SMF tercatat Rp 30,72 triliun hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 32,69 triliun.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo menuturkan, perseroan terus bergiat optimalkan peran dan fungsinya sebagai fiscal tools pemerintah untuk mendorong bangkitnya industri perumahan baik dari sisi supply dan demand sesuai perluasan mandat yang diberikan oleh pemerintah. Hal ini melalui pembiayaan perumahan yang berkesinambungan.
Adapun total akumulasi dana yang disalurkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan dari 2006 hingga September 2021 mencapai Rp 74,04 triliun. Hal ini terdiri dari pembiayaan Rp 61,10 triliun, sekuritisasi KPR RP 12,79 triliun dan pembelian KPR Rp 156 miliar. Dana yang telah dialirkan itu telah membiayai 1,19 juta debitur KPR yang terdiri dari 61,05 persen pembiayaan, 18,38 persen KPR FLPP, 20,45 persen sekuritisasi dan 0,13 persen pembelian KPR.