Dapat PMN Rp 2,25 Triliun, Ini Rencana SMF Kembangkan Pembiayaan KPR FLPP

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF pada tahun ini akan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah sebesar Rp 2,25 triliun

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Apr 2021, 15:20 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2021, 15:20 WIB
Berburu Rumah Murah di Indonesia Property Expo 2017
Pengunjung melihat maket rumah di pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF pada tahun ini akan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah sebesar Rp 2,25 triliun yang bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2021. Total dana tersebut akan digunakan dalam menjalankan tugas SMF membangun dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan.

PMN tersebut seluruhnya akan dialokasikan untuk program penurunan beban fiskal pemerintah melalui kontribusi SMF pada Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP). SMF dalam program ini bersinergi dengan BLU Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR.

Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, mengatakan untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN) khususnya di sektor perumahan, SMF pada 2021 akan mengoptimalkan penyaluran KPR FLPP, dukungan kepada sektor supply sektor perumahan, pengembangan pembiayaan KPR untuk masyarakat non fixed income, dan pengembangan pembiayaan mikro perumahan.

Mengenai angka Rp 2,25 triliun tersebut, kata Ananta, akan di-leverage hingga Rp6,37 triliun melalui penerbitan surat utang, ditambah dana sebesar Rp 19,12 triliun yang berasal dari Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Pemerintah (PPDPP) untuk membiayai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) program FLPP.

"Sehingga total dana yang akan digulirkan kurang lebih Rp 25 triliun itu untuk memproduksi KPR program FLPP sebanyak 157.500 unit rumah dengan bunga yang ujungnya kepada tiap debitur MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) adalah fix rated 5 persen selama 20 tahun," jelas Ananta dalam konferensi pers virtual pada Senin (5/4/2021).

Ananta mengatakan, SMF juga akan merealisasikan amanat pemerintah sebagai Wakil Pelaksana Investasi kepada Perum Perumnas yang telah dilakukan tahap pertama pada 2020 sebesar Rp200 miliar dari total Rp650 miliar. Tujuannya mendorong peningkatan kinerja perusahaan melalui sinergi, transformasi, dan reposisi peran Perumnas dalam ekosistem perumahan nasional.

Selain itu, melalui perluasan mandatnya, SMF akan memperkuat fungsi dan perannya dalam mendukung peningkatan kapasitas penyaluran pembiayaan perumahan yang berkesinambungan dari sisi supply dan demand. Dalam melengkapi perannya untuk memajukan ekosistem perumahan Indonesia, SMF berencana untuk menjalankan program kredit mikro perumahan yang lebih down to earth kepada masyarakat.

"Dalam merealisasikan hal tersebut, saat ini SMF tengah menjajaki sinergi dengan para pemangku kepentingan," tutur Ananta.

Untuk memperluas model bisnis, SMF juga menjalin kerja sama dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atau PT.PII terkait penjajakan potensi penerapan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) di sektor perumahan dan permukiman.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

SMF Cetak Laba Bersih Rp 470 Miliar di 2020

(Foto; Liputan6.com/Bawono Yadika0
Pencatatan obligasi SMF (Foto:Liputan6.com/Bawono Yadika)

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau PT SMF mencatat kinerja positif sepanjang 2020. Hal ini terutama dalam penyaluran dana dari pasar modal ke penyalur KPR di sektor pembiayaan.

Berdasarkan hasil laporan keuangan 2020 Perseroan (audited) dari 2005 hingga akhir 2020, secara total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan mencapai Rp 69,15 triliun. Total aset SMF hingga akhir 2020 sebesar Rp 32,57 triliun.

Pencapaian kinerja yang positif tersebut ditopang dari kegiatan sekuritisasi sebesar Rp 631 miliar, penyaluran pinjaman sebesar Rp 6,43 triliun, serta penerbitan surat utang sebesar Rp 7,27 triliun. Laba bersih pada 2020 mencapai Rp 470 miliar.

Kinerja kegiatan usaha dan keuangan SMF sepanjang 2020 di atas RKAP perusahaan, kecuali untuk pendanaan termasuk penerbitan surat utang dan pinjaman lainnya. Untuk pendanaan ini mencapai 98,17 persen dari RKAP 2020.

Terkait penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan, SMF selama 2020 telah menerbitkan surat utang sebesar Rp 7,27 triliun melalui penerbitan obligasi PUB V Tahap III sebesar Rp 4 triliun, PUB V Tahap IV Rp 2,11 triliun, sukuk mudharabah PUB I Tahap II Rp 346 miliar, MTN IX sebesar Rp 700 Miliar dan MTNS X sebesar Rp 110 miliar.

Posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp 18,16 triliun dan (oustanding) pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp 1,5 triliun.

Untuk transaksi sekuritisasi, sejak 2009 sampai 31 Desember 2020, SMF telah berhasil memfasilitasi 14 kali transaksi sekuritisasi dengan total nilai akumulatif Rp 12,78 triliun. Sedangkan untuk kerja sama pembiayaan, SMF telah bekerja sama dengan Bank Umum, Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Perusahaan Pembiayaan.

Direktur utama SMF, Ananta Wiyogo, mengatakan dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 1,08 juta debitur KPR (termasuk KPR Program FLPP).

"Ini menggambarkan sebaran dari penyaluran dana sampai Desember 2020 untuk kurang lebih 1,08 juta debitur, terdiri dari 65 persen pinjaman, 12 persen KPR FLPP, 22 persen sekuritisasi, dan 0,14 persen pembelian KPR," tutur Ananta dalam konferensi pers pencapaian kinerja PT SMF tahun 2020 dan strategi 2021 pada Senin (5/4/2021).

Sebaran wilayahnya terbagi atas 84,20 persen wilayah barat, 15,12 persen wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,68 persen wilayah timur.

"Jadi masih banyak ketimpangan di barat, belum sampai merata ke seluruh Indonesia," sambungnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya