OJK Bidik Pendanaan Melalui SCF Sentuh Rp 251 Miliar pada 2022

OJK menyatakan potensi penggalangan dana di pasar modal melalui SCF memiliki potensi yang besar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Feb 2022, 12:39 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2022, 12:39 WIB
Peran Penting UMKM Pulihkan Pertumbuhan Ekonomi
Perajin menyelesaikan kerajinan dari bahan rotan di Jakarta, Senin (13/9/2021). UMKM akan menjadi sektor dunia usaha memagang peranan penting dalam pemulihan ekonomi Indonesia karena telah berkontribusi sebagai penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pendanaan di pasar modal melalui security crowdfunding (SCF) mencapai Rp 251 miliar pada 2022. Pendanaan itu naik dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.

"Perluasan raising fund melalui security crowdfunding (SCF) dengan target pendanaan di tahun 2022 sebesar Rp 251 miliar dari Rp 228,29 miliar tahun lalu,” ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2022, Rabu (2/2/2022).

Namun demikian, Wimboh meyakini penggalangan dana di pasar modal melalui SCF memiliki potensi yang besar. OJK akan memprioritaskan surat perintah kerja (SPK) dari Kementerian.

“Ini potensinya cukup besar, terutama SPK-SPK dari Kementerian yang akan kami prioritaskan untuk raising fund di pasar modal melalui security crowd funding," imbuhnya.

OJK terus berupaya untuk bisa menjaga stabilitas ketahanan pasar modal, volatilitas yang terukur dan juga meningkatkan integritas pasar. Serta memberikan ruang yang lebih kepada masyarakat, terutama pengusaha, baik UMKM maupun pengusaha besar untuk raising fund melalui pasar modal dengan berbagai skema.

"Di samping itu, kami upayakan agar terus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk di pasar modal. OJK akan terus melakukan literasi secara masif dan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan,” pungkasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat tren investasi melalui platform Equity atau Securities Crowdfunding (SCF) meningkat 319,56 persen. Perbandingan jumlah pemodal pada platform Equity atau Securities Crowdfunding di 2020 sebanyak 22.341 menjadi 93.733 pada 2021.

“Peningkatan jumlah pemodal juga dibarengi dengan lahirnya lebih banyak penerbit yang listing bisnisnya melalui skema urun dana,” kata Ketua Dewan OJK Wimboh Santoso, Kamis, 6 Januari 2022.

Kata Wimboh, tercatat sebanyak 193 penerbit berhasil listing pada 7 platform Equity atau Securities Crowdfunding di tahun 2021. Berarti terdapat peningkatan sebanyak hampir 50 persen dari tahun sebelumnya dan tentunya ini menambah lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

“Sehingga potensi Equity atau Securities Crowdfunding semakin jelas melalui data total dana yang terhimpun sebanyak lebih dari dua kali lipat,” ucapnya.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat peningkatan sebanyak 75 persen dalam jumlah penyelenggara Equity atau Securities Crowdfunding.

Di tahun 2020 hanya ada 4 penyelenggara dan di 2021 terdapat 7 penyelenggara yaitu Santara, Bizhare, Crowddana, Landx, Fundex, Shafiq, dan Danasaham.

Kemudian, per 31 Desember 2021 total penghimpunan dana melalui Securities Crowdfunding sebanyak Rp 412 miliar yang mana meningkat 115,48 persen dibandingkan tahun 2020 sebanyak Rp 191,2 miliar.

Oleh karena itu, OJK akan memperluas akses pembiayaan UMKM melalui platform Equity atau Securities Crowdfunding di 2022.

Menurutnya, perkembangan Equity atau Securities Crowdfunding yang pesat dinilai menjadi alternatif sumber pendanaan yang cepat, mudah dan murah bagi kalangan generasi muda dan UKM yang belum bankable untuk mengembangkan usaha.

“Harapannya pada tahun 2022 industri Securities Crowdfunding dapat terus berkembang pesat dan dapat menjangkau lebih banyak,” ujar Wimboh Santoso

Terus Mengawal

Peran Penting UMKM Pulihkan Pertumbuhan Ekonomi
Perajin menyelesaikan kerajinan dari bahan rotan di Jakarta, Senin (13/9/2021). UMKM akan menjadi sektor dunia usaha yang memagang peranan penting dalam pemulihan ekonomi karena telah berkontribusi sebagai penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum ALUDI, Founder & CEO Bizhare Heinrich Vincent, menambahkan, dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan untuk memperluas dan mempercepat pelaku UMKM atau UKM melalui penyelenggara Santara, Bizhare, Crowddana, Landx, Fundex, Shafiq, Danasaham, dengan terus bertambahnya penyelenggara, pihak dari aludi akan terus mengawal.

Serta terus membantu regulator dalam menjaga industri ini dengan peluncuran buku panduan, pengembangan website ALUDI, dan sosialisasi dan edukasi secara terus menerus. Sehingga industri ini semakin banyak yang dapat meramaikan dan mengembangkan UMKM atau UKM menjadi lebih maju.

Salah satu Platform Penyelenggara Securities Crowdfunding Bizhare, sendiri mengalami pertumbuhan total penyaluran pendanaan sebesar 21 kali lipat dari bulan Mei ke Juli 2021, dimana sektor ritel dan makanan atau minuman (F&B) menjadi sektor favorit para pemodal.

“Pertumbuhan total investor kami meningkat hingga 570 persen dari bulan Agustus ke September hingga mencapai 115,000 investor dari seluruh Indonesia, dengan total transaksi investasi sebesar 14,402 transaksi di akhir tahun 2021,” tandas Heinrich Vincent.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya