IHSG Menguat 1 Persen pada Sesi Pertama, Ini Kata Analis

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG melonjak 1,13 persen ke posisi 6.706,36.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Feb 2022, 13:12 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2022, 13:12 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak perkasa selama sesi pertama perdagangan Rabu (2/2/2022). Investor asing melakukan aksi beli saham, bursa global dan data inflasi sesuai harapan pasar dinilai jadi sentimen yang angkat IHSG.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG melonjak 1,13 persen ke posisi 6.706,36. Indeks LQ45 menanjak 0,86 persen ke posisi 947,74. Seluruh indeks acuan kompak menghijau. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.713,77 dan terendah 6.650,30.

Sebanyak 330 saham menguat sehingga angkat IHSG. 193 saham melemah dan 150 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 949.090. Total volume perdagangan 14,2 miliar saham dan nilai transaksi Rp 6,8 triliun. Investor asing beli saham Rp 664,72 miliar di seluruh pasar.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXenergy susut 0,88 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno menguat 4,2 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic melonjak 2,18 persen dan indeks sektor saham IDXsiklikal menanjak 2,17 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat 1 persen seiring ikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Asia. Bursa Saham AS menguat didorong sektor energi dan IHSG didorong sektor teknologi.

“Meski demikian, dapat dicermati level resistance 6.726-6.755. Selama IHSG belum mampu break secara agresif di level tersebut, penguatan IHSG ini masih terbatas,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.

Ia menambahkan, dapat dicermati juga untuk rilis data inflasi pada Rabu, 2 Februari 2022 yang naik menjadi 2,18 persen year on year (YoY) sesuai harapan pasar. Hal ini sebabkan dengan ada pelonggaran PPKM. Pada sesi kedua, Herditya prediksi, IHSG masih akan tetap berlanjut tetapi terbatas.

Sementara itu, di brusa saham Asia, indeks Jepang Nikkei naik 1,58 persen dan indeks Thailand menanjak 0,06 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Top Gainers dan Losers

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham BAUT naik 34,07 persen

-Saham BCAP naik 27,78 persen

-Saham SLIS naik 25 persen

-Saham MPPA naik 24,56 persen

-Saham NETV naik 24,27 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham FLMC melemah 8,96 persen

-Saham BRAM melemah 6,95 persen

-Saham POLL melemah 6,94 persen

-Saham ABDA melemah 6,86 persen

-Saham KOTA melemah 6,78 persen


Aksi Investor Asing

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 150,6 miliar

-Saham ARTO senilai Rp 115,2 miliar

-Saham EMTK senilai Rp 29,6 miliar

-Saham AGRO senilai Rp 20,9 miliar

-Saham BBNI senilai Rp 18,9 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham ANTM senilai Rp 53,9 miliar

-Saham INCO senilai Rp 16 miliar

-Saham ITMG senilai Rp 14,6 miliar

-Saham PTBA senilai Rp 12,7 miliar

-Saham LPFF senilai Rp 10,9 miliar

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya