Saham Alibaba Anjlok, Ada Apa?

Saham Alibaba sempat melemah hampir 10 persen. Namun, pelemahan saham Alibaba menjadi terbatas di Bursa Hong Kong.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Mei 2022, 13:03 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2022, 13:03 WIB
Kantor Alibaba Group di Hangzhou, Tiongkok.
Kantor Alibaba Group di Hangzhou, Tiongkok. (Liputan6.com/Sunariyah)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Alibaba tersungkur 9,4 persen dan menggerus valuasi pasar perusahaan sekitar USD 26 miliar atau sekitar Rp 377,42 triliun (asumsi kurs Rp 14.516 per dolar Amerika Serikat). Hal itu menyusul kabar pihak kepolisian China di Hangzhou telah memberlakukan pembatasan pada individu bermarga Ma.

Melansir Yahoo Finance, Selasa (3/5/2022), saham Alibaba menguat setelah pernyataan dari polisi Hangzhou menunjukkan nama orang yang dituduh mencakup tiga karakter. Sementara nama China Jack Ma adalah dua karakter, Ma Yun.

Terdakwa bekerja sebagai direktur penelitian dan pengembangan perangkat keras di sebuah perusahaan IT, Global Times yang dikelola pemerintah. China Central Television (CCTV) mengatakan orang itu ditempatkan di bawah apa yang disebut "tindakan wajib" pada 25 April, setelah dituduh menghasut subversi kekuasaan negara dan kegiatan lain yang membahayakan keamanan nasional.

Laporan CCTV tidak memiliki perincian lain, tetapi membuat investor bingung karena tindakan keras Beijing terhadap setiap sudut lingkungan internet, yang dimulai dengan menargetkan Ma. Regulator menghentikan IPO Ma's Ant Group Co. sebelum melancarkan kampanye untuk mengendalikan dugaan pelanggaran dan ekses oleh perusahaan internet yang semakin kuat.

Pihak berwenang China di kota Hangzhou, tempat Alibaba dan Ant bermarkas, tidak dapat dimintai komentar selama liburan Golden Week. Perwakilan Alibaba dan Ant tidak segera menanggapi permintaan komentar. Saham Alibaba turun 0,1 persen menjadi HK$ 102 pada pukul 11:15 pagi waktu Hong Kong.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Alibaba Luncurkan Koleksi NFT untuk Olimpiada Musim Dingin 2022

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash)

Sebelumnya, Raksasa e-commerce asal China, Alibaba memperingati empat cabang olahraga besar di Olimpiade Musim Dingin 2022 dengan debut koleksi Non Fungible Token (NFT).

Dilansir dari Coin Rivet, Sabtu, 12 Februari 2022, koleksi NFT ini dirancang sebagai lencana yang menampilkan empat cabang olahraga yaitu seluncur cepat, ski gaya bebas di udara, gaya lereng, dan seluncur indah, semuanya dibuat dalam gaya seni tradisional Tiongkok.

Koleksi NFT perdana Alibaba, yang memiliki 8.888 salinan dari setiap lencana yang tersedia, akan dapat dibeli di pasar online Taobao dan Tmall Alibaba hingga 20 Februari, sesuai dengan tanggal penutupan olimpiade musim dingin.

NFT pertama dari koleksi tersebut, yang menampilkan cabang olahraga seluncur cepat melintasi garis finis, terjual habis hampir seketika setelah dirilis pada Sabtu lalu.

Meskipun begitu, kolektor yang memiliki NFT dari Alibaba ini memiliki beberapa batasan kecil. Seperti yang dikatakan perusahaan, pemegang NFT dilarang menggunakan koleksi digital untuk tujuan komersial apa pun.

Beijing mulai menjauhkan diri dari cryptocurrency pada September lalu ketika bursa terkemuka Huobi mengumumkan penutupan semua akun yang berbasis di China pada 2022 bersamaan dengan memberlakukan larangan penambangan Bitcoin di China pada Oktober.

Untuk sekarang, China tampaknya akan menerapkan sistem Central Bank Digital Currency (CBDC) melalui yuan digital, yang sejauh ini telah diterima dengan baik oleh para pengguna awal.

Investor Buru Saham Alibaba pada Awal 2022

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Ilustrasi bursa saham Asia

Sebelumnya, saham Alibaba mencatatkan kinerja yang baik selama perdagangan pekan ini. Hal itu lantaran saham Alibaba berada di level yang dianggap murah dan investor membeli pada momentum penurunan tersebut.

Setelah kehilangan hampir 50 persen nilainya pada 2021 di tengah meningkatnya tekanan regulasi dan kekhawatiran seputar perlambatan pertumbuhan, saham raksasa teknologi di China itu telah naik lebih dari 9 persen sejak awal 2022.

Lonjakan tersebut terjadi bahkan ketika perusahaan teknologi AS telah jatuh seiring kenaikan imbal hasil obligasi dan indikasi pengetatan kebijakan moneter. Saham Alibaba yang terdaftar di Amerika Serikat (BABA) ditutup naik 2,5 persen.

Sementara saham perusahaan yang terdaftar di Hong Kong (9988.H.K.) melonjak 6,5 persen. Dilansir dari laman Yahoo Finance, Minggu (9/1/2022), Analis menilai kemungkinan investor membeli saham Alibaba karena akhirnya mencapai titik terendah.

"Saham rebound pada valuasi yang sangat menarik. Investor juga mengharapkan lebih sedikit berita utama negatif di bidang regulasi pada 2022,” kata Xiaoyan Wang, seorang analis di kelompok investasi China 86 Research.

Awal pekan ini, analis di perusahaan perbankan investasi Benchmark memangkas target harga saham Alibaba. Hal itu merujuk pada potensi pukulan terhadap pendapatan dari perlambatan belanja konsumen China.

Analis yang dipimpin oleh Alex Yao di JPMorgan Chase mengatakan hal yang sama pada hari Kamis, dan memangkas target harga untuk Alibaba menjadi USD 180 dari USD 210 karena meningkatnya kewaspadaan tentang konsumsi online China.

Rekomendasi Saham

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Ilustrasi bursa saham

Seperti di Benchmark, grup Yao melihat risiko terhadap pendapatan manajemen pelanggan (customer management revenue/CMR), yang berasal dari layanan seperti pemasaran di platform Alibaba yang merupakan sumber penjualan penting bagi perusahaan.

"Menurut pandangan kami, prospek CMR yang memburuk akan membuat saham rentan sampai pasar mengidentifikasi titik belok dalam revisi pendapatan. Kami pikir saham akan terus berada di bawah tekanan dalam waktu dekat, meskipun valuasinya rendah,” kata tim di J.P. Morgan.

Namun, grup di Benchmark mempertahankan peringkat Beli pada saham Alibaba, dan J.P. Morgan mempertahankan Alibaba pada peringkat Overweight. Target harga rata-rata untuk Alibaba adalah USD 195,51, yang berarti naik lebih dari 54 persen dari harga penutupan Kamis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya