Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (WSKT) turut berburu proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN). Adapun pembangunan keseluruhan proyek IKN tersebut membutuhkan kerja sama pemerintah dan badan usaha lainnya.
Direktur Operasi III Waskita Karya menyampaikan, berdasarkan informasi yang diterima perseroan, terdapat Rp 66 triliun yang digelontorkan dari APBN untuk mendanai IKN pada 2022.
Baca Juga
"Kalau APBN (untuk IKN) itu di tahun 2022 Rp 66 triliun,” kata dia dalam Company Update PT Waskita Karya Tbk di Jakarta, Rabu (25/5/2022).
Advertisement
Dia menuturkan, jumlah itu belum cukup untuk membangun keseluruhan proyek IKN, sehingga juga diperlukan kerja sama pemerintah dan badan usaha lainnya (KPBU).
Selain itu, pemerintah juga mengundang sejumlah investor untuk berpartisipasi dalam mega proyek tersebut. Gunadi menambahkan, seluruh BUMN karya akan dilibatkan dalam proyek tersebut melalui mekanisme tender.
"BUMN karya akan dilibatkan semua. Semua proses tender, ada beauty contest siapa paling bagus desain, cepat dan murah," kata Gunadi.
Ia menuturkan, ada sejumlah poin yang ditekankan dalam desain IKN. Di antaranya tidak terlalu banyak mengintervensi alam, mengingat lokasi IKN berada di kawasan tanaman hutan industri. Sehingga bangunan yang akan berdiri di atasnya bisa disesuaikan tanpa harus membuka semua hutan.
Selain itu, desain juga harus ramah lingkungan atau tidak berpotensi menghasilkan banyak limbah terutama dari kegiatan konstruksi.
"Kemudian juga diupayakan menggunakan sistem modular. Jadi bangunan dibuat di pabrik kemudian di-deliver diangkat sudah jadi. Sehingga tidak banyak memakan lahan yang sifatnya membuat polusi udara, suara, dan menciptakan banyak sampah. Ini konsep baru untuk membangkitkan inovasi di teknologi konstruksi, jadi kontraktor ini diminta meningkatkan kapasitas di riset dan teknologi," beber Gunadi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pemanfaatan Energi Hijau
Pemanfaatan green energi juga menjadi poin penting dalam desain IKN. Di mana harapannya sumber energi yang digunakan berbasis hijau, bukan dari batu bara.
Proyek IKN akan mulai proses konstruksi selambat-lambatnya Oktober 2022. Secara bertahap, pemerintah terlebih dahulu akan menyiapkan gedung, kemudian jalan, disusul fasilitas penunjang lainnya.
"Gedung, kalau tidak salah ada 30 gedung, antara 10 sampai 20 lantai, 30 tower. Kemudian jalan sekitar istana. Kemudian jalan pendukung dan sanitasi, air bersih, air kotor. Sampah dan semua basic yang diperlukan pembangunan ibu kota baru dikerjakan di awal. Sehingga konsep paradigma yang dibangun di ikn diharapkan berbeda dari cara kerja konvensional," terang Gunadi.
Waskita Karya sendiri akan berperan untuk merinci detail dari desain IKN. Dari situ, perseroan akan melakukan kalkulasi atau perhitungan secara menyeluruh berapa anggaran atau budgeting yang harus disiapkan.
"Jadi kalau menggambar rumah itu, terus didetailkan dulu, tiangnya, materialnya ini, volumenya ini harganya sekian.Karena itu basic desain, itu proses desain antara dua tiga bulan untuk detailnya,” tandas Gunadi.
Advertisement
Waskita Karya Bukukan Kontrak Baru Rp 5,68 Triliun
Sebelumnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berhasil membukukan Nilai Kontrak Baru (NKB) sebesar Rp 5,68 triliun sampai dengan Maret 2022, atau meningkat 395,87 persen YoY dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 1,14 triliun.
Jika dibandingkan dengan level pre Covid-19, Perseroan berhasil membukukan kenaikan NKB sebesar 3,30 kali lipat.
Adapun rincian peroleh NKB tersebut berasal dari proyek Swasta sebesar 74,38 perse, Pemerintah sebesar 18,61 persen, dan Pengembangan Bisnis anak usaha Perseroan sebesar 7,01 persen.
Berdasarkan segmentasi tipe proyek, NKB tersebut terdiri dari segmen konektivitas Infrastruktur sebesar 88,45 persen, anak usaha Perseroan sebesar 7,01 persen, gedung sebesar 3,31 persen, EPC sebesar 0,75 persen, dan segmen Sumber Daya Air (SDA) sebesar 0,49 persen.
Direktur Utama Perseroan, Destiawan Soewardjono menjelaskan beberapa proyek dengan kontribusi terbesar sampai dengan Maret 2022 adalah proyek 1000 KM Road Upgrading - South Sudan Oil for Infrastructure sebesar Rp4,15 triliun.
Kemudian Jalan Nasional (Road & Bridge) Kabupaten Blitar sebesar Rp 218,29 miliar, Perolehan kontrak baru melalui anak usaha Perseroan Waskita Beton Precast pada bulan Maret 2022 sebesar Rp 195,86 miliar, Pembangunan Stasiun Medan tahap II sebesar Rp 139,07 miliar, dan Penataan Kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebesar Rp 134,81 miliar.
“Berbekal pelaksanaan implementasi strategi 8 Streams Penyehatan Keuangan Waskita dan dukungan penuh dari Pemerintah, pada tahun ini Perseroan dapat fokus menjalankan bisnis operasionalnya dan optimis mencapai target NKB tahun 2022 hingga Rp 30 triliun,” ujar Destiawan dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 April 2022.
Persetujuan pra-efektif OJK
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perseroan, Taufik Hendra Kusuma menambahkan Perseroan telah mendapatkan persetujuan pra-efektif OJK untuk melaksanakan penawaran awal obligasi dan sukuk dengan penjaminan Pemerintah sebesar Rp 3,83 triliun.
Penawaran awal obligasi dan sukuk itu nantinya akan digunakan untuk refinancing dan modal kerja Perseroan.
Penerbitan obligasi dan sukuk tersebut memiliki rating "idAAA(gg)" dengan tenor 5 dan 7 tahun serta ditawarkan dengan periode bookbuilding pada 12 sampai 19 April 2022.
"Obligasi dan sukuk dengan penjaminan Pemerintah ini merupakan bentuk konkret dukungan Pemerintah terhadap upaya perbaikan kinerja Waskita," pungkas Taufik.
Advertisement