Kenaikan Harga Bahan Baku Berdampak terhadap Acset Indonusa

Direktur Acset Indonusa, David Widjaja mengatakan, kenaikan bahan baku akan mengganggu biaya dan harga dari ACST.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Agu 2022, 10:21 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2022, 10:21 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mengungkapkan, kenaikan harga bahan baku akan memberikan dampak terhadap ACST.

Direktur Acset Indonusa, David Widjaja mengatakan, kenaikan bahan baku akan mengganggu biaya dan harga dari ACST.

“Kenaikan bahan baku pasti akan mengganggu costing dan pricing kita,” kata David dalam konferensi pers, Rabu (10/8/2022).

Sementara itu, sejauh ini perseroan melakukan efisiensi agar rencana bisa dicapai sesuai dengan yang ditargetkan.

"Sejauh ini kita banyak mengerjakan project lama. Kita sudah mulai ada keterikatan dengan supply kita vendor kita. Jadi memang kita tetap menjaga ritme atau metode kerja yang baik melakukan efisiensi supaya apa yang kita rencanakan di proyek awal sesuai target kita.

Ke depan, ACST akan mengikutsertakan strategi kemitraan dengan vendor-vendor.

"Ke depannya pertama kita akan engage dengan strategi partnership kita dengan vendor vendor kita yang kita sudah jalin kerja sama, perjanjian kontrak kita untuk projek yang kita dapatkan.  Sehingga harganya tidak fluktuasi terlalu banyak, kedepannya metode kerja yang efisien supaya kita tidak waste atas kenaikan harga ini,” ujar dia.

Selanjutnya, pada semester I 2022, perseroan membukukan rugi bersih turun 25,3 persen menjadi Rp 149,5 miliar. Mencatatkan kontrak baru Rp 516,4 miliar naik 169,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.

ASCT mendapatkan tambahan kontrak baru Rp 306 miliar, capaian hingga Agustus 2022 meraih kontrak sebesar Rp 822 miliar. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kinerja Perseroan Semester I 2022

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) pada kuartal II 2022 membukukan pendapatan sebesar Rp 508,7 miliar atau turun sebesar 21,01 persen dari Rp644,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Perseroan mencatatkan penurunan biaya keuangan menjadi sebesar Rp7,9 miliar atau turun sebesar 80,90 persen dari Rp41,5 miliar pada kuartal kedua periode sama 2021.

Pada periode ini, rugi bersih perseroan turun sebesar 25,3 persen dari Rp 153,2 miliar pada kuartal kedua tahun 2021 menjadi Rp 114,5 miliar pada  periode yang sama pada 2022.

Pandemi yang turut berkontribusi dalam terhambatnya penyelesaian proyek berjalan maupun penundaan tender yang diikuti masih menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja Perseroan pada periode ini.

Namun, perseroan tetap fokus pada usaha perbaikan internal yang bertujuan untuk memperkuat fundamental Perseroan sehingga siap untuk melaju seiring pemulihan yang akan terjadi di industri konstruksi yang mulai dirasakan.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Rincian Kontrak Baru Perseroan

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Operational excellence yang dilakukan secara masif dan berkelanjutan tercermin dalam penurunan biaya serta penurunan rugi bersih dibandingkan dengan periode lalu.

Hingga kuartal ke-2 ini, ACSET mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp516,4 miliar atau naik sebesar 169,8 persen dari Rp191,4 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Perolehan kontrak baru tersebut terdiri atas proyek fondasi dan infrastruktur. Dalam sektor fondasi, beberapa kontrak baru yang berhasil diraih diantaranya LRT City Jatibening dan Soil improvement Batang.

Seluruh proyek fondasi tersebut dikerjakan oleh anak usaha ACSET yakni PT Acset Pondasi Indonusa. Sementara itu, pada sektor infrastruktur, ACSET mendapatkan kontrak baru di pekerjaan penambahan lajur Tol Tangerang – Merak.

Berdasarkan kontribusi per lini bisnis dalam perolehan pendapatan periode ini didominasi oleh sektor konstruksi sebesar 41 persen, disusul sektor infrastruktur sebesar 36 persen, dan fondasi sebesar 23 persen.

Berada dalam kondisi yang menantang akibat pandemi, ACSET terus berkomitmen untuk melakukan perbaikan kinerja seiring menyambut pemulihan industri konstruksi yang mulai dirasakan.

 


Langkah Strategis

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Operational excellence dengan disiplin finansial masih menjadi agenda besar ACSET di tahun ini. Perseroan meyakini upaya-upaya yang dilakukan di internal masih berada pada jalur yang tepat demi tercapainya tujuan tersebut.

Pengkajian proses bisnis terus dilakukan secara intensif agar menghasilkan biaya yang lebih efisien serta kepuasan bagi pelanggan Perseroan. Hal ini juga didukung oleh inisiatif-inisiatif digitalisasi yang diharapkan dapat menciptakan infrastruktur sistem yang lebih andal bagi kegiatan operasional Perseroan.

Dukungan Grup Astra terhadap Perseroan melalui pemberdayaan rantai-bisnis yang ada, turut membantu Perseroan dalam menghadapi kondisi yang menantang saat ini.

ACSET senantiasa berupaya untuk mengambil langkah-langkah strategis yang dipandang mampu mendukung pertumbuhan dalam rangka memberikan yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya