Liputan6.com, Jakarta - PT WIR Asia Tbk (WIRG) atau WIR Group mencatatkan pertumbuhan kinerja positif pada 2021. Dengan demikian, WIR Group menargetkan pendapatan secara tahunan meningkat 197 persen hingga akhir 2022.
Chief Business Development Officer & Co-Founder grup WIR Jimmy Halim menuturkan, Perseroan menargetkan pendapatan tahunan 197 persen pada akhir 2022.
Baca Juga
"Targetkan pendapatan meningkat 197 persen hingga akhir 2022,” kata Jimmy saat paparan publik WIR Asia, Jumat (30/9/2022).
Advertisement
Sementara itu, Direktur Utama WIR Group, Michael Budi optimistis untuk pertumbuhan kinerja ke depan.
"Memang tadi sesuai keterbukaan kami, pertumbuhannya sangat baik. Kami memiliki optimisme sangat baik, metaverse ini menjadi alternatif bagi pengguna yang saat pandemi tidak bisa langsung ke offline,” kata Michel.
Selain itu, Michael juga menuturkan, WIR Group cukup optimistis melihat teknologi baik dari isi maupun kontennya.
"Mind stores itu ditujukan untuk ekonomi. Kami cukup optimis melihat teknologi dari isinya, kontennya, kami memiliki visi membawa interaksi, humanis,” ujar dia.
PT WIR Asia Tbk (WIRG) mencatatkan laba usaha perusahaan Rp 29,52 miliar pada semester I 2022, meningkat 52,4 persen dibanding periode yang sama 2021, Rp 19,37 miliar dan laba bersih perseroan meningkat 44,8 persen dari Rp 16,70 miliar pada 2021 menjadi 24,17 miliar pada 2022.
"Laba tersebut diperoleh dari pendapatan WIR Group selama 2022 yang meningkat 112,5 persen menjadi Rp 650,71 miliar dibanding tahun sebelumnya,” kata Michael.
Michael juga menambahkan, kenaikan pendapatan WIRG mempengaruhi beban pokok pendapatan yang meningkat 116,2 persen, dari Rp 268,65 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 580,73 miliar di periode yang sama pada 2022.
Kolaborasi
"Melonjaknya pendapatan juga diiringi dengan beban usaha yang naik mencapai Rp 40,46 miliar. Sejak IPO, PT WIR Asia memiliki aset sebesar Rp 751,96 miliar dengan total liabilitas mencapai Rp 161,36 miliar, terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 153,14 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 8,22 miliar,” kata dia.
Sedangkan, segmen penjualan via platform mendominasi total pendapatan WIR Group, yaitu Rp 505,95 miliar, meningkat 138,5 persen dibandingkan capaian semester 1 2021 sebesar Rp 212,14 miliar.
Sementara pendapatan lainnya berasal dari promosi dan iklan via platform sebesar Rp 50,50 miliar, pengembangan aplikasi perangkat lunak sebesar Rp 50,43 miliar, konsultasi merek dan IT sebesar Rp 26,38 miliar, dan komisi transaksi via platform sebesar Rp 17,45 miliar.
Dalam upaya meningkatkan performa perseroan, WIR Group memperkuat strategi bisnis dengan terus melakukan kolaborasi dengan seluruh sektor industri.
Advertisement
Kembangkan Metaverse
WIR Group sebagai perusahaan teknologi kreatif dapat membentuk perilaku, mendefinisikan produk inovatif baru, dan membangun jaringan di antara komunitas wirausaha, untuk memperkuat dan menciptakan kembali dunia bisnis inovatif masa depan di Indonesia.
Selain itu teknologi Augmented Reality (AR) WIR Group telah di deploy dilayar pintar DAV yang saat ini telah ada di ribuan jaringan minimarket.
Adapun, inklusivitas menjadi kata kunci di WIR Group. Khususnya dalam mengembangkan teknologi yang berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI), penerapan AR dalam produk-produk WIR Group diharapkan bisa diterapkan ke dalam berbagai gawai tidak hanya yang high end namun juga low end.
Dengan visi menyediakan dunia Metaverse yang dapat dinikmati semua orang dalam menyongsong era web 3.0, dan mengembangkan ekosistem teknologi yang terintegrasi, Michael Budi menyatakan optimisme WIR Group mampu mengembangkan industri metaverse yang berbasis teknologi Augmented Reality (AR) serta membuka pasar yang luas bagi implementasi aplikasi teknologi yang dikembangkan.
Menilik Perkembangan Metaverse pada Masa Depan
Sebelumnya, PT WIR Asia Tbk (Grup WIR) perusahaan teknologi berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI), memberikan pandangannya terkait perkembangan metaverse di masa yang akan datang.
Direktur Utama Grup WIR, Michel Budi Wirjatmo mengatakan ke depan teknologi metaverse akan menggabungkan antara dunia nyata dan juga dunia digital.
"Dengan teknologi Augmented Reality (AR) kita bisa tetap beraktivitas di dunia nyata tetapi bisa digabungkan dengan dunia virtual. Berbeda dengan metaverse yang saat ini digunakan dengan alat Virtual Reality yang fokus pada dunia digital," ujar Michel dalam acara Media Gathering di Jakarta, Senin (19/9/2022).
Michel juga menjelaskan perbedaan dari kedua alat penopang metaverse yaitu VR dan AR. Secara bentuk, VR merupakan kacamata tertutup yang di mana pengguna akan dibawa masuk ke dunia digital.
Sedangkan teknologi AR secara bentuk seperti kacamata terbuka yang umum dipakai orang untuk kegiatan sehari-hari. Sehingga ketika menggunakan kacamata AR masyarakat masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa.
"Dengan AR kita masih bisa beraktivitas seperti bisa. Misalnya, jalan-jalan ke pasar. Jadi kita membawa dunia digital ke dalam dunia nyata sehari-hari kita," jelas Michel.
Meskipun begitu baik VR atau AR menurut Michel keduanya tak bisa dipisahkan, melainkan harus saling terintegrasi.
Advertisement
Evolusi Teknologi dan Komunikasi
Adapun Michel menuturkan kemunculan VR dan AR merupakan salah satu bagian dari evolusi teknologi yang awalnya memiliki frame atau bingkai hingga frameless atau tidak berbingkai.
"Manusai pada zaman dulu tidak menonton televisi, artinya saat itu frameless. Kemudian TV ditemukan, manusia menonton TV yang berbingkai. Makin lama frame TV semakin kecil. Begitu juga dengan VR yg memiliki frame besar, berubah menjadi AR yang lebih kecil, hingga nanti suatu saat berubah hanya berupa lensa," tutur Michel.
Selain itu, adanya teknologi AR dan VR juga mengubah cara komunikasi manusia yang mulanya menggunakan surat tertulis menjadi Avatar tiga dimensi yang lebih ekspresif.
Berikan Pengalaman Imersif
Chief Metaverse Officer Grup WIR dan CEO Nusameta, Stephen Ng, mengungkapkan teknologi VR dan AR memberikan pengalaman baru dan menyeluruh bagi masyarakat.
"Teknologi ini banyak digunakan perusahaan atau merek-merek besar sebagai salah satu strategi meningkatkan penjualan. Bahkan beberapa perusahaan menggunakan untuk kebutuhan edukasi," ungkap Stephen.
Dengan adanya berbagai teknologi ini, masyarakat dapat dengan mudah untuk mulai memasuki dunia metaverse secara nyata dan mulai merasakan pengalaman unik yang imersif, menggali berbagai potensi dan memperoleh berbagai benefit.