Liputan6.com, Jakarta - PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menerbitkan surat utang jangka pendek atau medium term notes (MTN) sebesar Rp 400 miliar pada 1 November 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (6/11/2022), PT J Resources Asia Pasifik Tbk telah distribusikan MTN I Tahun 2022 sebesar Rp 400 miliar pada 1 November 2022. MTN tersebut diterbitkan dengan tingkat bunga tetap 9 persen per tahun dan berjangka waktu tiga tahun sejak tanggal distribusi.
Baca Juga
Selain itu, perseroan juga telah mengumumkan telah sediakan dana untuk melunasi obligasi tahap VI seri A Tahun 2020 sebesar Rp 252,17 miliar dan obligasi berkelanjutan tahap VII Tahun 2021 sebesar Rp 257,26 miliar. Adapun obligasi tersebut masing-masing jatuh tempo pada 7 November 2022 dan 6 November 2022.
Advertisement
Pada penutupan perdagangan Jumat, 4 November 2022, saham PSAB melemah 0,87 persen ke posisi Rp 114 per saham.
Saham PSAB dibuka turun dua poin ke posisi Rp 113 per saham. Saham PSAB berada di level tertinggi Rp 116 dan terendah Rp 113 per saham. Total frekuensi perdagangan 103 kali dengan volume perdagangan 13.393 saham. Nilai transaksi Rp 153,9 juta.
Kinerja IHSG pada 31 Oktober-4 November 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada periode 31 Oktober-4 November 2022. Analis menilai, IHSG masih dipengaruhi data ekonomi global dan domestik seperti inflasi.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (5/11/2022), IHSG turun tipis 0,15 persen ke posisi 7.045,52 pada 31 Oktober-4 November 2022. Pada pekan lalu, IHSG berada di posisi 7.056,04. Kapitalisasi pasar bursa turun 0,27 persen menjadi Rp 9.342,69 triliun. Kapitalisasi pasar tersebut susut Rp 25,6 triliun dari pekan lalu Rp 9.368,322 triliun.
Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 1,98 persen menjadi 1.195.583 transaksi selama sepekan dari 1.219.787 transaksi pada pekan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata volume transaksi bursa merosot 6,35 persen menjadi 20,651 miliar dari 22,052 miliar saham pada pekan lalu.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa menguat 2,62 persen menjadi Rp 13,35 triliun dari Rp 13,01 triliun pada pekan lalu.
Advertisement
IHSG Dibayangi Sentimen Global dan Domestik
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG selama sepekan dipengaruhi oleh rilis data ekonomi baik dari dalam dan luar negeri.
“Dari luar negeri kita dapat cermati laju inflasi yang masih tinggi di negara-negara Eropa dan naiknya suku bunga the Federal Reserve (the Fed) ke level 4 persen sesuai dengan estimasi konsensus, di samping itu, ada kenaikan imbal hasil UST note 10 years ke angka 4 persen,” ujar dia.
Sementara itu, Herditya menilai, investor pun masih khawatir dan mencermati akan kebijakan moneter the Fed yang akan semakin ketat dan agresif dalam membendung inflasi di Amerika Serikat (AS) dengan target 2 persen.
Dari dalam negeri, terdapat rilis data inflasi Oktober yang cenderung turun ke angka 5,71 persen YoY. Pada September 2022 tercatat 5,95 persen. “Dan juga masih adanya rilis kinerja emiten-emiten dalam negeri yang turut mempengaruhi pergerakan IHSG,” ujar dia.
Pada pekan depan, Herditya prediksi, IHSG berpotensi melemah. “Untuk sepekan ke depan, kami memperkirakan pergerakan IHSG cenderung volatile dan rawan koreksi dengan area support di 6.962 dan resistance di 7.128,” kata dia.
Penutupan IHSG 4 November 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menguat pada perdagangan saham Jumat (4/11/2022). Penguatan IHSG tersebut terjadi di tengah tiga sektor saham yang menguat.
Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,16 persen ke posisi 7.045,52. Indeks LQ45 menguat 0,47 persen ke posisi 1.005,98. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Jelang akhir pekan ini, IHSG bergerak di zona merah sepanjang perdagangan, dan sentuh posisi terendah 6.973,31.
Kemudian IHSG berbalik arah menghijau dan naik tipis hingga ke posisi tertinggi 7.045,52. Sebanyak 211 saham menguat dan 167 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.163.322 kali dengan volume perdagangan 20 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 12,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.716.
Sebagian besar sektor saham melemah. Sedangkan indeks sektor saham IDXbasic menguat 1,66 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi menanjak 1,2 persen dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal bertambah 0,11 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXenergy melemah 0,29 persen, indeks sektor saham IDXindustry melemah 0,32 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,18 persen, indeks sektor saham IDXheatlh susut 0,21 persen.
Selain itu, indeks sektor saham IDXfinance merosot 0,76 persen, indeks sektor saham IDXproperty melemah 0,41 persen, indeks sektor saham IDXtechno merosot 0,41 persen, dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur terpangkas 0,79 persen.
Advertisement