Liputan6.com, Jakarta Sejumlah emiten semen mengumumkan kinerja untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Gerak kinerja emiten semen beragam.
Mayoritas meraih kenaiakan pendapatan. Namun dari sisi laba, ada yang malah merosot meski penjualan naik. Sebaliknya, ada yang labanya naik meski pendapatan amblas.
Dari sisi pertumbuhan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) memimpin dengan pertumbuhan 159,67 persen.
Advertisement
Pada September 2022, SMBR mengantongi laba Rp 43,16 miliar dari Rp 16,62 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Raihan laba itu sejalan dengan pendapatan perseroan yang tumbuh 8,73 persen menjadi Rp 1,32 triliun dari Rp 1,21 triliun pada September 2021.
Selanjutnya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 29,40 persen menjadi Rp 594,13 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 459,11 miliar.
Laba SMCB sejalan dengan pendapatan yang tumbuh 12,5 persen menjadi Rp 9,09 triliun hingga September 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 8,07 triliun.
Â
Â
Laba Naik Saat Pendapatan Turun
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 18,92 persen hingga kuartal III 2022. Nilainya menjadi Rp 1,65 triliun dibanding kuartal III 2021 sebesar Rp 1,38 triliun.
Menariknya, pertumbuhan laba ini justru terjadi saat perseroan mengalami penurunan pendapatan. Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan Rp 25,28 triliun atau turun 0,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 25,33 triliun.
Laba Anjlok saat Pendapatan Naik
Terbalik dari kondisi SMGR, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) justru mencatatkan penurunan laba meski pendapatan naik.
Hingga September 2022, INTP meraih pendapatan Rp 11,66 triliun hingga kuartal III 2022. Pendapatan bersih perseroan naik 9,91 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,60 triliun.
Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 946,85 miliar hingga kuartal III 2022. Laba tersebut merosot 21,63 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,20 triliun.
Â
Advertisement