Liputan6.com, Jakarta - PT RMK Energy Tbk (RMKE) optimisTIS kebutuhan batu bara masih tinggi, setidaknya hingga 10 tahun mendatang. Keyakinan itu merujuk pada krisis energi yang saat ini berlangsung.
Kondisi itu bahkan mendorong beberapa negara yang sebelumnya menggunakan clean energy dengan mengurangi batu bara, kini mulai mempertimbangkan impor baru bara.
Baca Juga
"Manajemen optimistis kebutuhan batubara masih akan meningkat kedepannya untuk memenuhi kebutuhan energy security pada kondisi ekonomi global yang masih belum pulih sepenuhnya pasca pandemi dan kondisi geopolitik dunia,” kata Direktur Utama RMK Energy, Tony Saputra dalam konferensi pers di Jakarta (21/11/2022). Bersamaan dengan itu, perseroan optimistis target tahun depan dapat terpenuhi.
Advertisement
Perseroan membidik volume batu bara dari segmen jasa sebesar 10,8 juta ton dan volume penjualan 3 juta ton pada 2023. Bersamaan dengan itu, perseroan mengincar top line sebesar Rp 3,2 triliun dengan bottom line Rp 558,6 miliar.
Dari sisi jasa, Tony mengatakan perseroan telah memiliki kontrak jangka panjang dengan pelanggannya. Sehingga kondisi ekonomi yang dinamis saat ini mestinya tak banyak pengaruhi operasional perseroan pada segmen ini. Sementara pada segmen penjualan batu bara, perseroan memiliki ekosistem yang terintegrasi sehingga dari sisi harga cukup kompetitif.
"Kami punya ekosistem terintegrasi dari hulu hingga hilir. Jadi semua sangat efisien dan sangat bersaing dari segi harga indeks, profit kami jelas. Jadi enggak usah khawatir perusahana kami selalu targetkan hal-hal positif,” kata Tony.
Direktur Operasional RMK Energy, William Saputra juga menyampaikan, energy security menjadi peluang bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri maupun luar negeri.
Pada 2022, perseroan menargetkan angkutan batu bara sebesar 7,82 juta ton dan telah tercapai 69,80 persen. Untuk segmen penjualan batu bara manajemen menargetkan volume sebesar 2,26 juta ton di mana 50 persen target tersebut berasal dari tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim.
"Hingga September 2022, volume penjualan batu bara telah mencapai 1,62 juta ton atau telah mencapai 71,78 persen target tahun ini,” beber William.
Belanja Modal 2023
Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 350 miliar pada 2023.
Belanja modal itu utamanya akan dialokasikan untuk proyek hauling road. Perseroan berencana membangun dua hauling road sepanjang 32 km dan 40—50 km.
Direktur Utama PT RMK Energy Tbk, Tony Saputra menyebutkan, perseroan mengatakan, untuk hauling road sepanjang 32 km ditargetkan bisa beroperasi pada awal tahun dpena. Sehingga diharapkan dapat menyumbang pada pendapatan untuk jasa batu bara.
"Saat ini kami sudah kerjakan yang kurang lebih 32 km arah Muara Enim. Kita sudah bikin kerja sama antara tambang di sekitar, ada beberapa jembatan kecil kami sudah kerjakan semua. Target kami tahun depan kuartal I 2023 running itu akan berjalan yang 32 km,” jelas Tony dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/11/2022).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT RMK Energy, Vincent Saputra menambahkan, untuk hauling road sepanjang 40–50 km akan dibangun untuk mengakomodir mobilitas ke arah Laham. MEnurut dia, alasan diangnny ahauling road untuk dua rute tersbeut lantaran Muara Enim dan Lahat merupakan daerah dengan cadangan terbanyak.
“Capex untuk jalan yang 32 km sudah termasuk capex tahun ini sebesar Rp 174 miliar, sementara di 2023 ada sebagian jalan yang 32 km ditambah yang 40—50 km tadi, jadi Rp 350 miliar itu sudah cover semua,” ujar Vincent.
Pada penutupan perdagangan Senin, 21 November 2022, saham RMKE naik 2,02 persen ke posisi Rp 1.010 per saham. Saham RMKE dibuka stagnan di Rp 990 per saham. Saham RMKE berada di level tertinggi Rp 1.035 dan terendah Rp 985 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.114 kali dengan volume perdagangan 698.869 saham. Nilai transaksi Rp 70,5 miliar.
Advertisement
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang sembilan bulan pertama 2022. PT RMK Energy Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan usaha dan laba.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (21/11/2022), PT RMK Energy Tbk meraih pendapatan usaha Rp 1,9 triliun hingga September 2022. Pendapatan usaha perseroan naik 121,66 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 859,39 miliar.
Beban langsung tercatat Rp 1,46 triliun hingga kuartal III 2022. Beban langsung itu bertambah 120,2 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 667,08 miliar. Dengan demikian, laba kotor tercatat Rp 435,89 miliar hingga September 2022. Laba kotor itu tumbuh 126,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 192,3 miliar.
Perseroan mencatat beban umum dan administrasi naik 76,5 persen menjadi Rp 39,5 miliar hingga September 2022. Beban umum dan administrasi pada periode sama tahun sebelumnya tercatat Rp 22,4 miliar. Beban keuangan naik 15,7 persen dari Rp 19,39 miliar hingga kuartal III 2021 menjadi Rp 22,4 miliar hingga kuartal I 2022.
PT RMK Energy Tbk mencatat laba bersih per saham dasar naik menjadi Rp 62,93 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 33,39.
Total ekuitas naik menjadi Rp 1,09 triliun hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 802,70 miliar. Total liabilitas tercatat Rp 503,48 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 597,67 miliar.
Aset perseroan menjadi Rp 1,6 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,4 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 14,31 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 66,80 miliar.
Kinerja Operasional
Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE) menciptakan kinerja operasional yang solid pada kuartal III 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengangkut 2,32 juta ton batu bara, atau meningkat signifikan sebesar 44,54 persen dibandingkan kuartal III 2021.
Hingga September 2022, RMK Energy berhasil mengangkut 5.46 juta ton batu bara, atau meningkat 21,08 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Volume jasa tersebut mencapai 69,78 persen target tahun ini.
Pada segmen penjualan batu bara, perseroan telah menjual 1,62 juta ton batu bara hingga periode September 2022 atau meningkat sebesar 38,36 perse yoy. Capaian itu setara 71,68 persen dari target penjualan batu bara perseroan pada 2022.
“Perseroan menargetkan 2,26 juta ton penjualan batu bara pada tahun ini dan telah tercapai 71,68 persen hingga September 2022. Berdasarkan total volume, penjualan batubara dan jasa batubara masing-masing memberikan kontribusi sebesar 22,91 persen dan 77,09 persen hingga September 2022,” kata Direktur Utama RMK Energy Tony Saputra dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (29/10/2022).
Guna meningkatkan volume batu bara ke depannya, mulai tahun ini perseroan membangun infrastruktur hauling road sepanjang 20-25 km yang terintegrasi dengan Stasiun Gunung Megang untuk membuka akses pada potensi tambang batubara di Enim, Sumatera Selatan.
Infrastruktur hauling road ini ditargetkan akan selesai pada akhir tahun ini dan akan beroperasi secara penuh pada 2023.
"Dengan infrastruktur yang terintegrasi tersebut, RMKE dapat mempercepat tercapainya volume jasa batu bara dan volume penjualan batu bara masing-masing sebanyak 20 juta ton/tahun dan 5 juta ton per tahun,” ujar Tony.
Advertisement