Hatten Bali Jadi Pendatang Baru di Pasar Modal RI

PT Hatten Bali Tbk mencatatkan saham dengan memakai kode WINE pada Selasa, 10 Januari 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Jan 2023, 08:12 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2023, 08:12 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Hatten Bali Tbk mencatatkan saham perdana di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, (10/1/2023).

Mengutip data BEI, PT Hatten Bali Tbk mencatatkan saham dengan memakai kode WINE. Perseroan mencatatkan 2.710.000.000 saham yang terdiri dari saham pendiri sebanyak 2,032 miliar saham dan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar 678 juta saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Harga pelaksanaan saham perdana Rp 129. Dengan demikian, perseroan meraup dana Rp 87,46 miliar dari IPO.

Sebelumnya, perseroan menyatakan dana yang diperoleh dan hasil IPO setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, yakni sekitar 20 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan untuk meningkatkan brand awareness khususnya diluar Bali, seperti biaya event, merchandise, sponsorship, dan media sosial.

Selain itu, sekitar 80 persen akan disalurkan untuk penyetoran modal kepada kepada perusahaan anak, yaitu PT Arpan Bali Utama akan digunakan untuk pembelian bahan baku buah anggur, jus anggur dan bahan-bahan pembantu seperti botol, label, kardus dan lainnya.

Adapun jumlah saham free float per 10 Januari 2023 yang tidak di-lock up sebanyak 678 juta saham atau 25,02 persen.

Pemegang saham Hatten Bali yaitu Ida Bagus Rai Budarsa dan PT Gotama Putra menyatakan tidak akan mengalihkan baik sebagian maupun seluruh saham yang dimilikinya di dalam perseroan dalam jangka waktu delapan bulan setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 25/POJK.04/2017 tentang pembatasan atas saham yang diterbitkan sebelum penawaran umum.

 

IPO Hatten Bali

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Hatten Bali Tbk (WINE) akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Perusahaan ini memiliki kegiatan usaha utama yang bergerak dalam bidang usaha distribusi minuman beralkohol dan pengolahannya melalui perusahaan anak. 

Mengutip laman e-ipo, Senin (19/12/2022), Hatten Bali melepas saham sebanyak-banyaknya 678 juta saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham atau sebanyak-banyaknya 25,02 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh  Perseroan setelah IPO.

Adapun, untuk harga penawaran saham tersebut mulai dari Rp100 - Rp150 setiap saham. Dengan demikian, dana yang akan diraup Hatten Bali maksimal Rp 101,7 miliar.

Kemudian, Hatten Bali menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian jika ada.

Sementara itu, dana yang diperoleh dari hasil IPO, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, yakni sekitar 20 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan untuk meningkatkan brand awareness khususnya diluar Bali, seperti biaya event, merchandise, sponsorship, dan media sosial.

Selain itu, sekitar 80 persen akan disalurkan untuk penyetoran modal kepada kepada perusahaan anak, yaitu PT Arpan Bali Utama akan digunakan untuk pembelian bahan baku buah anggur, jus anggur dan bahan-bahan pembantu seperti botol, label, kardus dan lainnya.

Jadwal:

Masa Penawaran Awal (Bookbuilding) : 19 Desember 2022 – 22 Desember 2022

Tanggal Efektif : 29 Desember 2022

Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 2 Januari – 5 Januari 2023

Tanggal Penjatahan : 5 Januari 2023

Tanggal Distribusi : 6 Januari 2023

Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia  (BEI): 9 Januari 2023

 

OJK: 64 Perusahaan Antre Himpun Dana di Pasar Modal, Ada IPO Jumbo pada 2023

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan terdapat penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) bernilai lebih dari Rp1 triliun di bursa pada 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menuturkan, IPO di atas Rp1 triliun masih dalam proses dan ada di pipeline OJK. Kemungkinan, IPO tersebut masuknya tahun depan.

"Tidak hanya satu, masih dalam proses dan pipeline. Kapan akan masuknya, Insya Allah masuk pada tahun depan," kata Inarno dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, ditulis Jumat (30/12/2022).

Inarno menuturkan, rencana tersebut masih bergantung dengan calon emiten, kondisi pasar dan lainnya.

"Tentunya tergantung daripada emitennya juga, pasarnya juga dan tentunya masih banyak kemungkinan yang terjadi," kata dia.

Dia menyebutkan, terdapat 64 calon emiten yang berada di pipeline OJK pada 2023.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, penggalangan dana di pasar modal sudah mencapai Rp 226,49 triliun hingga 30 November 2022. Saat ini juga masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai Rp 96,2 triliun. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, untuk penggalangan dana di pasar modal mencapai Rp 226 triliun hingga akhir November 2022.

"Untuk yang fundrise, saat ini kita sudah mencapai Rp 226 triliun sampai dengan 30 November 2022 dan saat ini pun itu masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai sampai saat ini Rp 96,2 triliun,” kata Inarno dalam RDK OJK, Selasa, 6 Desember 2022.

 

 

OJK Bidik Penghimpunan Dana di Pasar Modal Sentuh Rp 170 Triliun

20151104-OJK Pastikan Enam Peraturan Akan Selesai Pada 2015
Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 170 triliun pada 2023

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menuturkan, terdapat rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang dilakukan calon emiten baru sebanyak 58 perusahaan pada 2023.

"Di pipeline 84 rencana penawaran umum dengan emisi Rp 81,41 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO akan dilakukan emiten baru sebanyak 58 perusahaan," kata Inarno dalam RDK OJK, Senin (2/1/2022).

Dia menuturkan, pada tahun lalu penghimpunan dana mencapai Rp 260 triliun. Dengan demikian, penghimpunan dana pada tahun ini ditargetkan Rp 170 triliun.

"Target untuk 2023 Rp 170 triliun dan kalau dibandingkan 2022 memang extraordinary mencapai Rp 260 triliun. Apabila keluarkan out layer GOTO dkk, tetap ada growth positif, tapi kira-kita berimbang antara  2022 dan 2023," kata dia.

Dia menambahkan, minat untuk penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022 masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp267,73 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten yang merupakan rekor tertinggi jumlah emiten baru. 

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, telah terdapat 14 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 337 Penerbit, 136.779 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp721,84 miliar.

Sementara itu, bursa saham hingga 30 Desember 2022 melemah 3,26 persen mtd ke level 6.850,62 dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp20,91triliun mtd. 

Secara year to date (Ytd), IHSG tercatat menguat sebesar 4,09 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp60,58 triliun. 

"Pada 2022, jumlah investor pasar modal telah mencapai 10,31 juta investor yang merupakan milestone baru bagi industri pasar modal," kata Inarno.

Dukungan kemudahan masyarakat mengakses instrumen pasar modal dan perluasan kanal distribusi terutama secara digital mendukung lonjakan pertumbuhan investor sebesar 37,68 persen (yoy). 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya