IHSG Berpeluang Konsolidasi, Pantau Rekomendasi Saham Hari Ini 12 Januari 2023

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, perkembangan pergerakan IHSG hingga kini masih terlihat belum beranjak dari rentang konsolidasi wajar.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Jan 2023, 08:09 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2023, 08:09 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih konsolidasi pada perdagangan saham Kamis (12/1/2023).

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, perkembangan pergerakan IHSG hingga kini masih terlihat belum beranjak dari rentang konsolidasi wajar.

Sedangkan masih tercatatnya capital outflow secara year to date (ytd) membuat IHSG cenderung bergerak melemah. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 1,2 triliun pada Rabu, 11 Januari 2023. Sepanjang 2023, aksi jual investor asing mencapai Rp 4,1 triliun.

“Namun, peluang koreksi dapat terus dimanfaatkan oleh investor dengan target investasi jangka menengah-panjang, tentunya dengan pemilihan saham yang tepat dengan fundamental yang kuat,” ujar dia, dalam catatannya.

William prediksi, IHSG berada di kisaran 6.54206.741 pada Kamis pekan ini.

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG ditutup terkoreksi 0,6 persen ke 6.584 pada perdagangan 11 Januari 2023 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Ia mengatakan, saat ini IHSG membentuk bagian dari wave (y) dari wave [y], sehingga IHSG diperkirakan akan menguji 6.430-6.530.

“Pada label merah, koreksi IHSG hanya akan menuju ke 6.530 terlebih dahulu dan kembali menguat untuk menguji 6.630-6.730,” kata dia.

Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.559,6.509 dan level resistance 6.641,6.715 pada Kamis pekan ini.

Untuk rekomendasi saham hari ini, William memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Selain itu, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Telkom Indonesia Tbk (SMGR), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi Teknikal

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) - Buy on Weakness

Saham ERAA ditutup menguat 1 persen ke 424 pada perdagangan Rabu, 11 Januari 2023 dan masih didominasi oleh volume pembelian.

"Kami perkirakan, posisi ERAA saat ini sedang berada di wave (iv) dari wave [iii], sehingga ERAA rawan terkoreksi terlebih dahulu dan dapat digunakan untuk BoW," tutur dia.

Buy on Weakness: 404-418

Target Price: 434, 446

Stoploss: below 394

 

2.PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) - Buy on Weakness

Saham INDF ditutup flat ke 6.675 pada perdagangan Rabu, 11 Januari 2023 dan masih didominasi oleh volume penjualan.

"Kami perkirakan, posisi INDF sedang berada di akhir wave [iv] dari wave 3, hal tersebut berarti koreksi INDF akan relatif terbatas dan berpeluang menguat," kata dia.

Buy on Weakness: 6.400-6.625

Target Price: 6.900, 7.125

Stoploss: below 6.375

 

3.PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) - Buy on Weakness

Saham ITMG ditutup terkoreksi 0,1 persen ke 36.075 pada perdagangan Rabu, 11 Januari 2023.

"Kami perkirakan, posisi ITMG saat ini sedang berada pada bagian dari wave [iv] dari wave C, sehingga ITMG masih berpeluang menguat terlebih dahulu," ujar dia.

Buy on Weakness: 35.200-35.725

Target Price: 37.000-37.850

Stoploss: below 34.800

 

4.PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) - Buy on Weakness

Saham SMGR ditutup terkoreksi 0,7 persen ke 7.000 dan disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan.

"Kami perkirakan, posisi SMGR saat ini sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave B sehingga koreksi SMGR akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali," ujar dia.

Buy on Weakness: 6.800-6.950

Target Price: 7.200, 7.450

Stoploss: below 6.550

 

Penutupan IHSG pada 11 Januari 2023

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Karena hal tersebut, Jokowi memberi apresiasi kepada seluruh pelaku industri maupun otoritas pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham Rabu (11/1/2023). Sektor saham kesehatan dan keuangan menekan IHSG pada perdagangan Rabu pekan ini.

Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,57 persen ke posisi 6.584,45. Indeks LQ45 tergelincir 0,68 persen ke posisi 894,94. Sebagian besar indeks acuan tertekan. Pada Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.622,79 dan  terendah 6.557,92.

Sebanyak 350 saham melemah sehingga menekan IHSG. 198 saham menguat dan 162 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.144.698 kali dengan volume perdagangan 17 miliar saham. Nilai transaksi Rp 12,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.529.

Indeks sektor saham (IDX-IC) dominan bergerak di zona merah. Sektor saham kesehatan melemah 1,2 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti sektor saham keuangan tergelincir 1,02 persen, sektor saham properti turun 0,76 persen, sektor saham teknologi susut 0,50 persen, sektor saham industri melemah 0,47 persen.

Kemudian sektor saham infrastruktur terpangkas 0,24 persen, sektor saham nonsiklikal turun 0,26 persen dan sektor saham basic melemah 0,29 persen. Selain itu, sektor saham energi bertambah 0,24 persen, sektor saham siklikal mendaki 0,22 persen, dan sektor saham transportasi naik 0,57 persen.

 

Penutupan Bursa Saham Asia pada 11 Januari 2023

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Rabu, 11 Januari 2023. Hal ini seiring investor melihat ke depan pada indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS) atau inflasi yang akan menjadi petunjuk bank sentral AS atau the Fed untuk atasi inflasi setelah menaikkan suku bunga tujuh kali pada 2022.

Indeks ASX 200 di Australia bertambah 0,90 persen ke posisi 7.195,3. Indeks harga konsumen bertambah 7,3 persen year on year pada November, dan tanda tekanan inflasi belum melambat.

Indeks Nikkei 225 menguat 1,03 persen ke posisi 26.446. Indeks Topix menanjak 1,08 persen ke posisi 1.901,25. Indeks Kospi bertambah 0,35 persen ke posisi 2.359,53. Indeks Kospi menguat meski tingkat pengangguran Korea Selatan pada Desember 2022 naik menjadi 3,3 persen dibandingkan 2,9 persen pada November, menandai yang tertinggi dalam 11 bulan.

Indeks Kosdaq naik 1,97 persen menjadi 709,77. Indeks Hang Seng menguat 0,51 persen. Di China, indeks Shanghai melemah 0,24 persen ke posisi 3.161,84. Indeks Shenzhen tergelincir 0,58 persen menjadi 11.439,44. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,41 persen.

Di wall street, indeks saham utama menguat seiring investor terus membangun reli awal tahun baru. Ketua the Fed Jerome Powell dalam pidatonya menekankan pentingnya independensi bank sentral dari pengaruh politik tanpa memberikan petunjuk langsung ke mana arah kebijakan moneter.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya