Bursa Saham Asia Beragam, Investor Cerna Kenaikan Bunga The Fed

Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Kamis, 2 Februari 2023 setelah the Fed dongkrak suku bunga acuan.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Feb 2023, 09:35 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2023, 09:24 WIB
Bursa Saham Asia Bervariasi Usai The Fed Dongkrak Suku bunga
Indeks saham acuan Korea Selatan memimpin penguatan di bursa saham Asia Pasifik setelah the Fed dongkrak suku bunga 2 Februari 2023. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Kamis, (2/2/2023) seiring investor mencerna data ekonomi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan bunga acuan 25 basis poin (bps).

Selain itu, ketua the Fed Jerome Powell mengatakan inflasi mereda. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,69 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai tergelincir 0,10 persen dan indeks Shenzen susut 0,26 persen pada satu jam perdagangan.

Indeks Kospi Korea Selatan menguat 1 persen dan indeks Kosdaq bertambah 1,41 persen serta memimpin penguatan di wilayah tersebut. Selain itu, indeks harga konsumen menguat 5,2 persen pertama kali pada 2023. Demikian mengutip dari laman CNBC, Kamis pekan ini.

Won Korea Selatan berada di posisi 1.221,18 terhadap dolar AS. Indeks dolar AS melemah ke posisi 101,08. Di Jepang, indeks Nikkei 225 mendatar. Indeks Topix tergelincir 0,12 persen. DI Australia, indeks ASX 200 bertambah 0,34 persen dan indeks NZX 50 menguat 0,5 persen.

Investor juga akan mengamati dengan seksama saham perusahaan grup Adani di pembukaan pasar India setelah Adani Enterprises membatalkan penawaran lanjutannya yang telah diserap semalam.

Di wall street, pelaku pasar abaikan sedikit indikasi the Fed mungkin mendekati akhir dari sikluas kenaikan suku bunga. Indeks S&P 500 bertambah 1,05 persen. Indeks Nasdaq naik 2 persen dan indeks Dow Jones mendaki 0,02 persen.

 


Penutupan Bursa Saham Asia pada 1 Januari 2023

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia-Pasifik catat penguatan pada perdagangan Rabu, 1 Februari 2023 jelang rilis pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dan rilis data ekonomi regional.

Indeks ASX 200 naik 0,33 persen ke posisi 7.501,7. Indeks Nikei 225 menguat 0,07 persen ke posisi 27.346,8 meski aktivitas pabrik Jepang alami kontraksi pada Januari 2023. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 1,02 persen menjadi 2.449,8 dan indeks Kosdaq bertambah 1,41 persen ke posisi 750,96 setelah ekspor Korea Selatan turun 16,6 persen pada Januari 2023.

Indeks Hang Seng menanjak 0,38 persen pada awal perdagangan. Di bursa saham China, indeks Shanghai naik 0,9 persen menjadi 3.284,92 dan indeks Shenzhen bertambah 1,31 persen ke posisi 12.158,19.

Di wall street, indeks acuan menguat pada Selasa, 31 Januari 2023 yang didukung laba perusahaan dan data inflasi. Pada Rabu, 1 Februari 2023 waktu setempat bank sentral AS akan umumkan kenaikan suku bunga acuan. Pasar berharap the Fed dongkrak suku bunga sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen.

 


Wall Street Melambung pada 1 Februari 2023

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 1 Februari 2023. Penguatan wall street terjadi seiring investor mengabaikan kenaikan suku bunga 0,25 persen dari bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Investor sebaliknya fokus pada komentar dari Ketua the Fed Jerome Powell yang akui penurunan inflasi. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 1,05 persen menjadi 4.119,21, dan membalikkan penurunan sebelumnya hampir 1 persen. Indeks Nasdaq bertambah 2 persen ke posisi 11.816,32 yang didorong kenaikan produsen saham chip. Hal ini seiring penguatan laba dari Advanced Micro Devices.

Sementara itu, indeks Dow Jones naik 6,92 poin atau 0,02 persen ke posisi 34.092,96. Sebelumnya, indeks Dow Jones sempat tergelincir lebih dari 500 poin.

Kenaikan terbaru the Fed mewakili perlambatan dari kenaikan 50 basis poin pada Desember 2022, memberikan persetujuan kepada investor yang berharap bank sentral akan kurangi pengetatan yang agresif. Pasar selanjutnya didorong komentar Powell.

“Kami sekarang dapat mengatakan untuk pertama kalinya proses disinflasi telah dimulai. Kami dapat melihatnya benar-benar dalam harga barang sejauh ini,” ujar Powell dikutip dari CNBC, Kamis (2/2/2023).

Namun, bank sentral tidak memberikan petunjuk nyata tentang jeda kenaikan, menjaga bahasa dalam pernyataan setelah pertemuan kalau kenaikan yang sedang berlangsung dalam kisaran target akan sesuai untuk mencapai sikap kebijakan moneter yang cukup ketat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2 persen.

 

 


Penguatan Wall Street Ditopang Laba Perusahaan

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Dalam sambutannya pada konferensi pers, Powell menambahkan, the Fed perlu membatasi ke depan dan bank sentral memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

“Saya belum melihat tanda-tanda the Fed terbuka untuk penurunan suku bunga 2023. Saya tidak yakin the Fed bahkan mencoba melakukan soft landing. Meskipun mereka tidak akan pernah mengatakannya, mereka mungkin lebih memilih aspek restorative dari resesi dan bear market yang tepat,” ujar Portfolio Manager Brandywine Global, Bill Zox.

Ada beberapa indikasi baru-baru ini inflasi mereda dalam ekonomi lebih luas dan the Fed mengakui hal itu, mengatakan dalam pernyataan setelah pertemuan itu telah mereda tetapi tetap tinggi.

Indeks acuan juga mendapatkan dorongan karena laba perusahaan kuartal IV sebagian besar terus menunjukkan keuntungan yang tangguh. Saham Peloton melonjak 26,5 persen setelah perusahaan peralatan kebugaran mengatakan rugi bersih menyempit dari tahun ke tahun. Saham Advanced Micro Devices bertambah 12,6 persen setelah perusahaan semikonduktor melaporkan laba kuartal IV yang mengalahkan harapan.

Wall street membawa kinerja positif dari awal 2023. Indeks S&P 500 mencatat kinerja terbaik sejak 2019. Indeks Nasdaq mencatat kinerja Januari terkuat dalam 22 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya