Astra International dan Equinix Bentuk Usaha Patungan untuk Topang Kebutuhan Digital Indonesia

PT Astra International Tbk (ASII) dan Equinix membentuk usaha patungan untuk mengembangkan infrastruktur digital di Indonesia.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 12 Apr 2023, 07:15 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2023, 15:26 WIB
Astra International dan Equinix Bentuk Usaha Patungan untuk Kembangkan Infrastruktur Digital
PT Astra International Tbk (ASII) dan Equinix membentuk usaha patungan untuk mengembangkan infrastruktur digital di Indonesia. (Foto: Astra International)

Liputan6.com, Jakarta - Equinix (Nasdaq: EQIX), perusahaan digital infrastruktur dunia dan PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan pembentukan usaha patungan untuk mengembangkan infrastruktur digital di Indonesia yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam negeri dan multinasional dalam mempercepat transformasi digitalnya. 

Selain itu, pemerintah Indonesia juga menargetkan sebanyak 30 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk dapat go digital pada 2024, program transformasi digital nasional Indonesia menciptakan sebuah kerangka pembangunan ekonomi dan kebutuhan atas infrastruktur digital.

Equinix dan Astra membentuk perusahaan patungan tersebut dengan kepemilikan modal saham 75 persen Equinix dan 25 persen Astra.

Dengan menggabungkan keahlian infrastruktur digital berskala global yang dimiliki Equinix dan pengalaman luas Astra International di Indonesia, perusahaan patungan ini akan membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengembangkan kapabilitas digital mereka dan memanfaatkan teknologi baru, seperti hybrid multicloud, 5G, internet of things (IoT), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan lainnya.

Presiden Equinix Asia Pacific Jeremy Deutsch mengatakan, pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mempercepat transformasi digital di seluruh Indonesia.

Perusahaan patungan dengan Astra ini memanfaatkan potensi digital yang terus meningkat dan mencerminkan keberlanjutan komitmen Equinix dalam melayani masyarakat Indonesia dengan kapasitas skala besar untuk memenuhi kebutuhan komputasi, penyimpanan, dan edge data center. 

"Kami berharap kolaborasi dengan Astra dapat membuka peluang-peluang baru untuk masa depan digital Indonesia yang cemerlang," kata Jeremy dalam keterangan resminya, Selasa (11/4/2023).

 

Percepat Transformasi Digital

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengatakan, kolaborasi dengan Equinix didasarkan pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan fokus Astra dalam mempercepat transformasi digitalnya. 

"Dengan penyediaan layanan data center komprehensif, yang lebih terintegrasi, modern, mudah diakses, dan dijalankan dengan semangat dan prinsip keberlanjutan, kami berharap perusahaan patungan ini akan memperkuat infrastruktur data center dan membantu para pelaku bisnis di Indonesia," kata Djony.

Rencananya pada tahap awal, usaha patungan ini akan mengembangkan dan mengoperasikan sebuah International Business Exchange (IBX) data center di pusat Jakarta bernama JK1, kemudian berekspansi lebih lanjut di Indonesia. 

Data center IBX JK1 yang terdiri dari delapan lantai direncanakan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2024 dan diharapkan akan menyediakan lebih dari 1.600 kabinet dan ruang colocation seluas lebih dari 5.300 meter persegi setelah sepenuhnya terbangun.

Terletak di kawasan pusat bisnis Jakarta dan dekat dengan internet exchange utama, JK1 akan membantu perusahaan dalam negeri dan multinasional yang beroperasi di Indonesia untuk mencapai kinerja yang optimal melalui infrastruktur digital dan ekosistem yang dinamis.

Potensi Indonesia

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Adapun, JK1 akan memasukkan konsep sustainability ke dalam desainnya dengan memanfaatkan teknologi inovatif seperti cooling array Equinix untuk mendukung target komersial dan lingkungan perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Equinix adalah perusahaan pertama di industri data center yang menetapkan target 100 persen energi terbarukan dan berkomitmen untuk mencapai netralitas iklim pada 2030, didukung oleh short-term science-based targets yang telah disetujui. Hal ini sejalan dengan Astra 2030 Sustainability Aspirations.

Indonesia diharapkan dapat menjadi pasar colocation ASEAN terbesar pada 2027 seiring dengan permintaan ritel yang signifikan untuk colocation, ditambah dengan meningkatnya aktivitas hyperscale. Pasar colocation Indonesia diperkirakan bernilai USD 1,2 miliar pada 2027. 

Selain itu, penyedia layanan cloud besar seperti Google Cloud, Amazon Web Services, Microsoft Azure dan Alibaba Cloud telah mengumumkan peluncuran cloud regions di Indonesia. Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar cloud publik terbesar kedua di Asia Tenggara. Usaha patungan Equinix dan Astra memiliki posisi yang baik untuk menangkap pertumbuhan pasar yang sangat potensial ini.

Saat ini, global footprint Platform Equinix® menjangkau lebih dari 245 data center di 71 pusat bisnis dan 32 negara, menyediakan infrastruktur digital untuk lebih dari 10.000 pelaku bisnis terkemuka dunia, termasuk lebih dari 50 persen perusahaan yang terdapat dalam daftar Fortune 500. 

Di Asia Pasifik, Equinix saat ini memiliki 51 data center yang berlokasi di pusat bisnis utama di Australia, Cina, Hong Kong, India, Jepang, Korea, dan Singapura.

Sementara itu, Astra dengan pengetahuan mendalam mengenai pasar Indonesia dan pengalamannya yang luas di berbagai sektor di Indonesia akan dapat mendukung perusahaan patungan ini dalam mengembangkan potensi pasar data center Indonesia.

 

 

Astra International Siapkan Belanja Modal hingga Rp 40 Triliun pada 2023

Gedung Astra. Dok Astra
Gedung Astra. Dok Astra

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) menyatakan belanja modal (capital expenditure/capex) meningkat signifikan pada 2023. Belanja modal paling besar akan digunakan oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) atau sekitar 60 persen dari total belanja modal.

Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti mengatakan, pihaknya merealisasikan belanja modal dan investasi konsolidasian grup sebesar Rp 26,4 triliun pada 2022. Namun, belanja modal Astra International pada 2023 ditargetkan lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

"Tahun ini rencana kami sekitar Rp 40 triliun. Mereka (UNTR) belanja modalnya juga tinggi, seingat saya bisa 60 persen dari Rp 40 triliun itu dari United Tractors Group karena UT itu porsinya yang paling besar," kata Tira saat ditemui di Pullman Hotel, Jakarta, dikutip Jumat (31/3/2023).

Ini mengingat, United Tractors akan menggunakan belanja modal tersebut untuk membeli alat-alat konstruksi, dan juga melakukan penggantian alat berat Komatsu di bisnis jasa tambang entitas anak, PT Pamapersada Nusantara.

"Bahkan dia untuk membeli alat-alat konstruksi, untuk replacement alat berat Komatsu di bisnis Pamapersada Nusantara," kata dia.

Selain itu, ia melanjutkan, United Tractors juga telah terjun ke bisnis tambang melalui akuisisi dua perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan nikel melalui perusahaan terkendali perseroan, PY Danusa Tambang Nusantara (DTN). Nilai keseluruhan atas transaksi tersebut sebesar USD 271,83 juta atau setara dengan Rp 4,28 triliun. 

Dua perusahaan yang diakuisisi yaitu PT Stargate Pasific Resources (SPR), bergerak di bidang pertambangan mineral nikel dan PT Stargate Mineral Asia (SMA), yakni perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan (smelter) untuk mineral nikel. 

"Terus mereka juga mereka menandatangani CSPA untuk bisnis nikel tahun lalu, nilainya sekitar Rp 4,3 triliun," imbuhnya. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya