Wall Street Bervariasi, Indeks Nasdaq Menguat Sendirian Berkat Saham Microsoft

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Rabu, 26 April 2023. Indeks Nasdaq catat penguatan sendirian dengan naik 0,47 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Apr 2023, 06:36 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2023, 06:36 WIB
Wall Street Bervariasi Rabu 26 April 2023, Investor Khawatir First Republic Bank
Bursa saham Amerika Serikat atau wall street bervariasi pada perdagangan Rabu, 26 April 2023 waktu setempat. Indeks Nasdaq catat penguatan di antara tiga indeks acuan lainnya. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Rabu, 26 April 2023. Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 200 poin karena kekhawatiran investor atas First Republic membayangi kegembiraan seputar rilis laba raksasa perusahaan teknologi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (27/4/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 228,96 poin atau 0,68 persen ke posisi 33.301,87. Indeks S&P 500 tergelincir 0,38 persen ke posisi 4.055,99. Indeks Nasdaq bertambah 0,47 persen ke posisi 11.854,35, memangkas kenaikan setelah melonjak 1,43 persen selama sesi perdagangan.

Saham First Republic Bank merosot hampir 30 persen, memperpanjang kerugian setelah anjlok hampir 50 persen pada perdagangan Selasa pekan ini. Bank regional menuturkan, deposito turun 40 persen menjadi USD 104,5 miliar pada kuartal I.

Itu menyalakan kembali kekhawatiran tentang kesehatan sistem perbankan yang awalnya dipicu oleh penutupan Silicon Valley Bank bulan lalu. Bloomberg News melaporkan Rabu pekan ini, regulator bank Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk menurunkan penilaian terhadap First Republic yang dapat hambat kemampuan bank untuk meminjam dari the Federal Reserve (the Fed).

Saham Microsoft naik lebih dari 7 persen untuk diperdagangkan pada titik tertinggi dalam lebih dari setahun setelah mengalahkan harapan wall street untuk pendapatan dan laba pada kuartal terakhir.

Perusahaan juga mengatakan melihat lompatan besar dalam pendapatan dari segmen bisnis Intelligent Cloud. Saham Amazon naik lebih dari 2 persen karena beberapa pelaku pasar semakin berharap bisnis cloud raksasa e-commerce ini juga dapat menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang kuat.

Kinerja Saham di Wall Street

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Saham Alphabet melemah 0,1 persen setelah diperdagangkan menguat pada hari sebelumnya. Induk Google membukukan laba lebih baik dari yang diantisipasi, tetapi mengatakan pendapatan hanya tumbuh 3 persen dari periode sama tahun lalu.

Di sisi lain the Technology Select Sector SPDR Fund (XLK) naik sekitar 1,5 persen karena investor meningkatkan eksposur di tengah rilis laba raksasa perusahaan teknologi. Saham Meta menguat 0,9 persen jelang rilis laporan laba induk usaha Facebook.

Amazon juga rilis laporan triwulanan pada Kamis, 27 April 2023 waktu setempat. Sementara itu, saham Chipotle melonjak hampir 13 persen ke level tertinggi sepanjang masa di tengah rilis laba yang kuat.  “(Laporan-red) laba belum cukup kuat untuk mengkatalisasi pasar lebih tinggi,” ujar Investment Strategy Analyst Baird, Ross Mayfield.

Ia menuturkan, ada beberapa laporan bagus dari raksasa perusahaan teknologi, tetapi reli yang begitu besar pada musim laba sehingga membutuhkan laporan laba yang benar-benar tinggi untuk membayangi katalis lain yang berdampak.

Sementara itu, permintaan barang tahan lama seperti peralatan dan komputer lebih tinggi dari perkiraan ekonom pada Maret 2023, menurut data yang dirilis sebagai tanda ekonomi menunjukkan ketahanan.

Titik data itu muncul jelang pembaruan produk domestik bruto (PDB) terbaru yang dijadwalkan Kamis pekan ini. Selain itu rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi yang disukai the Federal Reserve rilis pada Jumat pekan ini.

Meski penguatan penting dari Microsoft dan Boeing mengikuti laporan laba, indeks masih ditarik ke bawah karena saham bluechip lainnya. Saham Honeywell, Home Depot, Amgen, United Health, dan Merck semua ditimbang rata-rata dengan kerugian lebih besar dari 2 persen.

Indeks turun sekitar 0,1 persen dengan 17 dari 30 anggota saham berada di zona merah. Di sisi lain, saham Microsoft dan Boeing mencatat rata-rata pemain terbaik dengan kenaikan 7 persen dan 3 persen.

Saham Microsoft mengalahkan harapan pendapatan, sedangkan investor respons positif manajemen Boeing mengatakan akan meningkatkan produksi 737 max meski ada masalah manufaktur.

Penutupan Wall Street pada 25 April 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Selasa, 25 April 2023. Wall street tergelincir usai First Republic Bank merilis laba yang menghidupkan kembali kekhawatiran tentang sektor yang lebih luas.

Dikutip dari CNBC, Rabu (26/4/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones susut 344,57 poin atau 1,02 persen ke posisi 33.530,83. Indeks S&P 500 merosot 1,58 persen ke posisi 4.071,63. Indeks Nasdaq terpangkas 1,98 persen menjadi 11.799,16.

Saham First Republic Bank anjlok lebih dari 49 persen di wall street setelah bank regional membukukan hasil kuartalan terbarunya pada Senin malam, 24 April 2023. First Republic Bank menyebutkan deposito turun 40 persen menjadi USD 104,5 miliar pada kuartal I 2023, tetapi sejak itu stabil.

First Republic Bank juga akan memangkas biaya, termasuk memangkas jumlah karyawan sebesar 20 persen-25 persen pada kuartal II 2023. Bloomberg melaporkan pada Selasa pekan ini, bank sedang mencoba menjual pinjaman USD 100 miliar dan securities untuk merestrukturisasi neracanya.

Bank regional telah diawasi dengan ketat setelah investor semakin khawatir akan hadapi nasib yang sama seperti Silicon Valley Bank dan Signature Bank yang penutupannya memicu krisis industri bulan lalu.

Saham First Republic telah anjlok lebih dari 93 persen pada 2023. Adapun saham First Republic mencapai posisi terendah baru pada perdagangan Selasa sore, 25 April 2023 waktu setempat. Saham First Republic Bank turun lebih dari 43 persen. Pada perdagangan Selasa pekan ini, saham tersebut juga paling aktif diperdagangan di Bursa Efek New York.

 

Menanti Laporan Keuangan Perusahaan Teknologi

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Baik SDPR S&P Regional Banking ETF dan SPDR S&P Bank ETF merosot masing-masing lebih dari 4 persen dan 3 persen karena sektor keuangan bebani pasar.  Saham Western Alliance Bancorp melemah 5,6 persen dan PacWest anjlok 8,9 persen. Saham Charles Schwab susut hampir 4 persen.

“Untuk pertama kalinya, sejak musim laba ini dimulai, kami benar-benar melihat reaksi pasar,” ujar Chief Market Strategist B. Riley Wealth Management, Art Hogan dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, ada reaksi terhadap penjualan yang menumpuk dan laba yang baik-baik saja, tapi tidak bagus.

Pelaku psar juga mencemaskan laporan laba yang mengecewakan dari UPS yang turun sekitar 10 persen setelah kinerja perusahaan meleset dari harapan. Manajemen juga mengatakan volume penjualan terus di bawah tekanan.

Di sisi lain, PepsiCo naik 2,3 persen pada angka yang lebih baik dari perkiraan. Adapun saham Microsoft dan Alphabet dijadwalkan melaporkan kinerja setelah bel penutupan perdagangan. Rilis laporan keuangan perusahaan teknologi itu menjadi yang pertama pada pekan ini. Namun, menurut Jay Hatfield dari Infrastructure Capital Management saham-saham tersebut dapat kesulitan setelah reli awal tahun ini.

Saham Alphabet turun 2 persen jelang rilis laporan laba induk usaha Google. Perusahaan setelah alami penurunan laba, dan kehilangan estimasi wall street dalam empat kuartal terakhir, menurut Bespoke Investment Group.

“Teknologi tidak berfungsi sebagai pemberat karena terlalu banyak digunakan, dan karena semakin dengan rilis laba,” ujar Hatfield.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya