Liputan6.com, Jakarta PT PAM Mineral Tbk (NICL) berencana membagikan dividen tunai sebesar Rp 28,99 miliar atau Rp 3 per saham. Rencana pembagian dividen telah mendapat restu pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan yang digelar 3 Mei lalu.
Pembagian dividen ini mempertimbangan data keuangan perseroan per 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 150,21 miliar.
Baca Juga
Sementara saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya tercatat sebesar Rp 149,73 miliar dengan total ekuitas sebesar Rp 497,32 miliar.
Advertisement
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (9/5/2023), berikut jadwal pembagian dividen PT PAM Mineral Tbk:
- Tanggal Efektif: 30 Juni 2023
- Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 11 Mei 2023
- Tanggal Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 12 Mei 2023
- Tanggal Cum Dividen di Pasar Tunai: 15 Mei 2023
- Tanggal Ex Dividen di Pasar Tunai: 16 Mei 2023
- Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 15 Mei 2023 pukul 16.00 WIB
- Tanggal Pembayaran Dividen: 31 Maret 2023
Menyusul pengumuman jadwal pembagian dividen PT PAM Mineral Tbk, saham NICL ditutup stagnan atau mengalami perubahan 0,0 persen pada Selasa, 9 Mei 2023 ke posisi 280. Saham NICL dibuka pada posisi 278 dan bergerak pada rentang 276-284.
Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham NICL tercatat sebanyak 1.418 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 6,47 juta kali senilai Rp 1,81 miliar.
Dalam sepekan, harga saham NICL terkoreksi 9,15 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham NICL tumbuh 275,68 persen.
Kinerja 2022
Emiten produsen nikel, PT PAM Mineral Tbk (NICL) berhasil meraup penjualan pada akhir 2022 sebesar Rp 1,13 triliun atau meningkat tajam sebesar 170 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 419 miliar.Â
Sementara dari sisi laba usaha, PAM Mineral mencatatkan peningkatan yang signifikan sebesar 208 persen dari sebesar Rp 59,4 miliar menjadi sebesar Rp 183 miliar. Bahkan, laba bersih perseroan mengalami peningkatan sebesar 230 persen dari sebesar Rp 45,5 miliar menjadi sebesar Rp 150 miliar pada 2022.
Dari sisi neraca, total aset NICL mencatatkan pertumbuhan sebesar 44 persen dari Rp 417 miliar menjadi sebesar Rp 600 miliar pada 2022. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan ekuitas sebesar 43 persen dari sebesar Rp 347 miliar menjadi sebesar Rp 497 miliar.Â
Sedangkan dari sisi utang, PAM Mineral tidak membukukan peningkatan utang kepada pihak ketiga yang signifikan. Perseroan pun tidak memiliki utang bank.
Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka mengatakan, pihaknya bersyukur apa yang telah dipersiapkan dan diusahakan pada 2022. Perseroan mencapai kinerja yang memuaskan, peningkatan tersebut ditopang terutama oleh kenaikan volume penjualan dan harga nikel dunia. Â
"Walaupun tahun 2022 masih terjadi pasca pandemi COVID-19 serta perekonomian dunia yang penuh tantangan, perseroan tetap menjalankan kegiatan operasinya dengan cukup baik. Peningkatan kinerja operasional dan keuangan perseroan ini akan menambah nilai bagi pemegang saham perseroan," ujar dia dikutip Rabu (5/4/2023)..
Selain itu, perseroan berkomitmen untuk terus melakukan eksplorasi berkelanjutan serta menjaga prinsip konservasi mineral melalui optimasi pemanfaatan bijih nikel yaitu memanfaatkan sumberdaya mineral dan melakukan diversifikasi produk.Â
Â
Advertisement
Diversifikasi Produk
Diversifikasi produk dilakukan dengan pembagian berdasarkan persentasi kadar nikel yang terkandung dalam bijih menjadi bijih kadar rendah, bijih kadar menengah dan bijih kadar tinggi (Low Grade, Middle Grade, dan High Grade). Perseroan melakukan pemanfaatan bijih kadar rendah (low grade) dengan melakukan optimalisasi cut off grade sehingga bijih kadar rendah yang sebelumnya dianggap waste dapat diolah dan dipasarkan.
Ruddy bilang, pada 2023, perseroan akan fokus untuk meningkatkan produksi nikel dari sebelumnya sebesar 2,1 juta ton menjadi sebesar 2,6 juta ton. Â
"Kami sudah memperoleh persetujuan RKAB dari ESDM untuk rencana peningkatan produksi kami. Fokus kami kedepannya akan menambah cadangan nikel baik melalui optimalisasikan dari di wilayah IUP perseroan di Morowali maupun wilayah IUP anak perusahaan di Konawe. Selain itu, kami juga akan mencari peluang IUP baru baik secara organic maupun an-organic untuk mendukung rencana perseroan diatas," ujar dia
Ruddy menegaskan, dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap hilirisasi nikel serta partisipasi aktif masyarakat lingkar tambang, perseroan yakin dapat mencapai rencana bisnis yang telah disusun pada tahun ini.