Liputan6.com, Jakarta - PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) berencana menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) II atau rights issue.
Pada aksi tersebut, perseroan akan menawarkan 499.999.477 lembar saham baru seri C dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Harga pelaksanaan dipatok sebesar Rp 1.000 per lebar, sehingga perseroan akan mengantongi Rp 499,99 miliar dari aksi ini.
Baca Juga
Sebagai pemegang saham utama, PT Great Giant Pineapple (GGP) akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimilikinya sesuai dengan porsi pada tanggal daftar pemegang saham yang berhak untuk memperoleh HMETD, yakni sejumlah 439.051.852 saham baru seri C.
Advertisement
GGP juga menyatakan akan bertindak sebagai pembeli siaga atas seluruh sisa saham baru yang tidak diambil bagian dalam PMHMETD II seluruhnya dengan jumlah sebanyak-banyaknya 60.947.625 HMETD atau sebesar Rp 60,95 miliar.
Catatan saja, pemegang saham lama yang tidak melaksanakan hmetd akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya (dilusi) dalam jumlah maksimum sebesar 27,19 persen.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/7/2023), Sreeya Sewu Indonesia berencana mengalokasikan seluruh dana rights issue sebagai penyertaan modal untuk entitas anak, PT Belfoods Indonesia.
75 persen dari modal tersebut akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) berupa pembelian lahan yang berlokasi di Jawa Timur dan pembangunan pabrik beserta fasilitasnya pada lokasi tersebut.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja (working capital) untuk mendukung aktivitas yang termasuk tetapi tidak terbatas pada beberapa hal. Seperti pembayaran vendor dan supplier, gaji dan tunjangan karyawan, serta aktivitas-aktivitas lainnya yang dapat mendukung kegiatan operasional PT Belfoods Indonesia.
Jadwal Rights Issue
Jadwal rights issue Sreeya Sewu Indonesia:
Tanggal efektif pernyataan pendaftaran HMETD: 27 Juni 2023
Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD (Cum-Right)
- Pasar reguler dan pasar negosiasi: 10 Juli 2023
- Pasar tunai: 12 Juli 2023
Tanggal mulai perdagangan saham tanpa hmetd (Ex-Right)
- Pasar reguler dan pasar negosiasi: 11 Juli 2023
- Pasar tunai: 13 Juli 2023:
Tanggal terakhir pencatatan (Recording Date) untuk memperoleh HMETD: 12 Juli 2023
Distribusi sertifikat bukti HMETD: 13 Juli 2023
Tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia: 14 Juli 2023
Periode perdagangan HMETD: 14-24 Juli 2023
Periode pendaftaran, pembayaran dan pelaksanaan HMETD: 14-24 Juli 2023
Periode penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD: 18-26 Juli 2023
Tanggal terakhir pembayaran pemesanan saham tambahan: 26 Juli 2023
Tanggal penjatahan pemesanan saham tambahan: 27 Juli 2023
Tanggal pembayaran penuh oleh pembeli siaga: 28 Juli 2023
Tanggal pengembalian uang pemesanan: 31 Juli 2023
Advertisement
22 Emiten Antre Rights Issue, Incar Dana Rp 19,1 Triliun
Sebelumnya, sejumlah perusahaan tercatat atau emiten berencana gelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengatakan, setidaknya ada 22 perusahaan yang antre dalam pipeline right issue. Adapun dana yang dibidik dari rights issue 22 emiten itu mencapai Rp 19,1 triliun.
"Hingga 19 Januari 2023, terdapat 22 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline right issue dengan perkiraan dana yang akan diperoleh sebesar Rp 19,1 triliun,” ungkap Nyoman kepada wartawan, jumat (20/1/2023).
Berdasarkan data yang telah ia kantongi, jumlah perusahaan yang berencana melakukan right issue didominasi oleh sektor financial sebanyak tujuh perusahaan. Disusul sektor consumer cyclicals, dan consumer non-cyclicals masing-masing sebanyak tiga perusahaan.
Lebih lanjut, berikut daftar perusahaan bakal rights issue berdasarkan sektornya:
1 perusahaan dari sektor Industrial
2 perusahaan dari sektor Transportation & Logistic
1 perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
2 perusahaan dari sektor Energy
1 perusahaan dari sektor Healthcare
1 perusahaan dari sektor Basic Materials 1 perusahaan dari sektor Technology Sementara pada pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), hingga 9 Januari 2023, terdapat 45 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp 49,5 triliun.
Perusahaan pada sektor Consumer Cyclicals dan Technology paling banyak pada pipeline pencatatan saham. Sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya. dari besaran emisinya, Nyoman menyebutkan ada beberapa perusahaan yang mengincar emisi di atas Rp 1 triliun.
"Beberapa di antara perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham, ada yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Yaitu dua perusahaan pada sektor energi, 1 perusahaan pada sektor financial, dan 1 perusahaan pada sektor basic materials,” beber Nyoman.