Mengenal CEO Nvidia Jensen Huang, Kekayaannya Melonjak Tersengat Euforia Kecerdasan Buatan

Kekayaan Pendiri dan CEO Nvidia, Jensen Huang telah meningkat. Tercatat dalam daftar real time billionaires Forbes dengan kekayaan USD 37,7 miliar atau sekitar Rp 568,68 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Jul 2023, 20:11 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2023, 20:10 WIB
Kenalan dengan CEO Nvidia Jensen Huang, Kekayaannya Melonjak Tersengat Euforia Kecerdasan Buatan
Markas Nvidia di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP

Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan pendiri dan CEO Nvidia, Jensen Huang telah meningkat baru-baru ini berkat inovasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Hal itu menyusul laporan kuartalan perusahaan yang berhasil membukukan kinerja di atas ekspektasi analis, seiring permintaan besar untuk chip yang menggerakkan revolusi AI.

Sontak saham Nvidia melonjak ke rekor tertinggi sebesar 24 persen saat itu. Tidak ada yang diuntungkan lebih dari Jensen Huang, yang berhasil mengantongi cuan sekitar USD 6,5 miliar dari kenaikan harga saham Nvidia saat itu, berdasarkan perkiraan Forbes.

Huang sendiri tercatat memiliki 3,6 persen saham Nvidia, yang go public pada 1999. Dia menduduki peringkat ke-32 dalam daftar real time billionaires Forbes dengan kekayaan USD 37,7 miliar atau sekitar Rp 568,68 triliun (asumsi kurs Rp 15.165 per dolar AS).

Lahir di Taiwan, Huang pindah ke Thailand sebagai seorang anak, tetapi keluarganya mengirim dia dan saudara laki-lakinya ke Amerika Serikat (AS) saat kerusuhan sipil meningkat di negara Asia tersebut.

Di bawah Huang, Nvidia berhasil mendominasi pasar chip game komputer dan telah berkembang untuk mendesain chip untuk pusat data dan mobil otonom. Dia memberi Stanford University USD 30 juta untuk pengadaan pusat teknik dan USD 5 juta ke Oregon Health & Science University untuk laboratorium penelitian kanker.

Melansir laman resmi Nvidia, Jensen Huang mendirikan NVIDIA pada 1993 dan telah menjabat sejak awal sebagai presiden, chief executive officer, dan anggota dewan direksi.

Sebelum mendirikan Nvidia, Huang memegang berbagai posisi dari 1985 hingga 1993 di LSI Logic Corp., produsen chip komputer, dan dari 1984 hingga 1985 di Advanced Micro Devices, Inc., sebuah perusahaan semikonduktor. Pada 2017, ia dinobatkan sebagai Fortune's Businessperson of the Year.

Pada 2019, Harvard Business Review memberinya peringkat No. 1 dalam daftar 100 CEO dengan kinerja terbaik di dunia selama masa jabatan mereka. Huang memegang gelar BSEE dari Oregon State University dan gelar MSEE dari Stanford University.

 

Lonjakan Saham Tesla dan Nvidia Angkat Indeks Nasdaq pada 2023

Ilustrasi Nvidia (Foto: Mizter_X94/Pixabay)
Ilustrasi Nvidia (Foto: Mizter_X94/Pixabay)

Sebelumnya, saham-saham teknologi masih belum pulih sepenuhnya dari 2022 yang cenderung koreksi. Akan tetapi, saham teknologi beri keuntungan kepada investor di tengah aksi jual.

Mengutip CNBC, indeks Nasdaq naik 2 persen dan akhiri reli mingguan keenam berturut-turut untuk indeks Nasdaq. Ini bentangan terpanjang sejak Januari 2020, sebelum pandemi COVID-19 melanda Amerika Serikat.

Secara keseluruhan, saham mendapatkan dorongan besar pada Jumat, 2 Juni 2023 setelah laporan pekerjaan yang kuat pada Mei dan pengesahan tagihan plafon utang AS untuk hindari gagal bayar. Presiden AS Joe Biden masih harus menandatangani RUU tersebut.

Sementara kenaikan saham pada pekan lalu didorong laporan laba Nvidia dan lonjakan optimisme seputar permintaan akan teknologi yang mendukung beban kerja kecerdasan buatan. Sementara itu, pekan ini belum ada kabar signifikan untuk saham teknologi kapitalisasi besar. Namun, saham teknologi dinilai ada momen untuk menguat.

Di antara perusahaan di indeks Nasdaq yang paling berharga, saham Tesla memimpin dengan naik 11 persen pada pekan ini. Saham produsen kendaraan listrik ini melonjak 74 persen pada 2023 setelah merosot pada 2022.

Saham Tesla dan Nvidia yang naik 169 persen pada 2023 telah membantu mengangkat indeks Nasdaq hingga 27 persen pada 2023, jauh melampaui indeks S&P 500 dan Dow Jones.

Setelah raih kenaikan tertinggi pada akhir 2021, indeks Nasdaq anjlok 33 persen pada 2022, penurunan tertajam sejak krisis keuangan, di tengah kekhawatiran seputar inflasi dan kenaikan suku bunga. Indeks masih sekitar 18 persen dari level tertinggi sepanjang masa.

 

Sentimen Lain yang Pengaruhi Pasar

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

“Saya fokus pada teknologi kapitalisasi besar di sini dan juga semikonduktor. Perdagangan (saham berkaitan-red) AI benar-benar fenomenal,” ujar Vice President of Options Simpler Trading, Danielle Shay.

Di sisi lain, sentimen lainnya sejumlah laporan laba masih memberikan dorongan. Sementara itu, saham MongoDB, pengembangan database berbasis cloud melonjak 33 persen selama sepekan. Perseroan juga melaporkan laba dan pendapatan yang melampaui perkiraan analis dan menaikkan panduan untuk tahun fiskal 2024.

Pada rilis laporan keuangan, CEO MongoDB, Dev ittycheria menuturkan, produk perusahaannya mengalami peningatan penggunaan karena klien mencari efisiensi dan memangkas biaya.

“Jelas pelanggan terus meneliti investasi teknologi mereka dan harus memutuskan teknologi mana yang harus dimiliki, bukan sekadar bagus untuk dimiliki,” ujar dia.

Vendor keamanan siber SentinelOne dan pengembang perangkat lunak PagerDuty mengalami sisi lain dari persamaan.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya