Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan pendapatan sebesar USD 1,67 miliar hingga akhir semester I 2023. Angka ini menyusut 13,47 persen year on year (yoy) dibandingkan pendapatan INDY pada semester I 2022 sebesar USD 1,93 miliar.
Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (4/8/2023), pendapatan INDY didominasi oleh segmen bisnis sumber daya energi yaitu sebesar USD 1,51 miliar pada enam bulan pertama 2023.
Baca Juga
Berikutnya, ada segmen jasa energi yang menyumbang pendapatan USD 125,03 juta, logistik dan infrastruktur sebesar USD 22,05 juta, bisnis hijau sebesar USD 7,66 juta, ventura digital sebesar USD 4,08 juta, dan mineral sebesar USD 2,61 juta.
Advertisement
Sementara itu, beban pokok kontrak dan penjualan INDY meningkat 0,39 persen yoy menjadi USD 1,32 miliar pada semester I 2023, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 1,27 miliar.
Alhasil, laba kotor INDY tercatat sebesar USD 349,93 juta pada akhir semester I 2023 atau anjlok 47,68 persen yoy dibandingkan laba kotor perusahaan pada semester I 2022 sebesar USD 668,86 juta.
Bersamaan dengan itu, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk INDY anjlok 55,24 persen yoy dari USD 200,65 juta pada semester I 2022 menjadi USD 89,80 juta pada semester I 2023.
Indika Energy memiliki total aset sebanyak USD 3,06 miliar pada akhir semester I 2023 atau turun 14,76 persen dibandingkan total aset emiten tersebut pada akhir 2022 yakni senilai USD 3,59 miliar.
Total aset Indika Energy per 30 Juni 2023 terdiri atas aset lancar senilai USD 1,41 miliar dan aset tidak lancar senilai USD 1,64 miliar.
Liabilitas turun menjadi USD 1,71 miliar pada semester I 2023 dari tahun sebelumnya USD 2,25 miliar. Sementara ekuitas hingga Juni 2023 naik tipis menjadi USD 1,34 miliar dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar USD 1,34 miliar.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Jumat, 4 Agustus 2023, saham INDY naik 1,02 persen ke posisi Rp 1.990 per saham. Saham INDY dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.980 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 2.010 dan terendah Rp 1.980 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.059 kali dengan volume perdagangan 26.419 lot saham. Nilai transaksi Rp 5,3 miliar.
Bikin Dua Entitas Usaha Baru
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) rupanya tak main-main garap pasar kendaraan listrik dalam negeri. Teranyar, perusahaan mengumumkan pembentukan dua anak usaha sekaligus yang bergerak pada bisnis kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Pada 7 Juni 2023, anak-anak usaha Indika Energy, yaitu PT Kalista Nusa Armada (KNA) dan PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI), telah mendirikan dua perusahaan yang bernama PT Kalista Rotom Orbita (KRO) dan PT Kalista Soter Hastia (KSH).
"Penyertaan saham KNA dan SMI dalam KRO dan KSH merupakan kelanjutan langkah Perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha di sektor kendaraan listrik, khususnya di pasar Business-to-Business di Indonesia," ungkap Sekretaris Perusahaan Indika Energy, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (12/7/2023).
KRO akan melakukan kegiatan usaha penyewaan kendaraan listrik roda dua, perdagangan sepeda motor baru, bekas, suku cadang dan aksesorisnya, serta pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik. Modal yang disetor pada perusahaan ini senilai Rp 15 miliar. Rinciannya, 99,99 persen atau senilai Rp 14,99 miliar oleh KNA dan sisanya 0,007 persen atau senilai Rp 1 juta oleh SMI.
Sedangkan KSH akan melakukan kegiatan usaha penyewaan kendaraan listrik roda empat, perdagangan mobil baru, bekas, suku cadang dan aksesorisnya, serta penjualan tenaga listrik. Modal yang disetor pada KSH yakni senilai Rp 37,5 miliar. Rincianya, KNA sebagai pemilik mayoritas atau 99,99 persen senilai Rp 37,5 miliar, dan sisanya 0,003 persen atau senilai Rp 1 juta oleh SMI.
Advertisement
Anak Usaha Indika Energy Kucurkan Pinjaman USD 7,4 Juta
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya Indika Capital Pte Ltd (ICPL) mengucurkan pinjaman kepada PT Energi Makmur Buana (EMB) untuk modal kerja.
Pinjaman tersebut sebesar USD 4,7 juta atau sekitar Rp 70,64 miliar (asumsi kurs rupiah 15.031 per dolar Amerika Serikat). Indika Capital Pte Ltd telah menandatangani perjanjian pinjaman antar perusahaan dengan PT Energi Makmur Buana pada 28 Juni 2023.
“Fasilitas pinjaman yang dalam perjanjian pinjaman antar perusahaan ini digunakan untuk modal kerja dan pembiayaan kegiatan operasional lainnya di EMB,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono.
Pinjaman tersebut berjangka waktu lima tahun dengan bunga 8,4 persen per tahun. Adapun penalty wanprestasi sebesar 2 persen dari jumlah pinjaman. “Pada saat tenor berakhir, dengan opsi pembayaran kembali lebih awal,” tulis Adi.
Adapun ICPL merupakan anak perusahaan terkendali sepenuhnya secara tidak langsung oleh Indika Energy, sedangkan EMB adalah anak perusahaan yang dimiliki perseroan secara tidak langsung sebesar 51 persen.
Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi yang membutuhkan pendapat kewajaran berdasarkan pada POJK 42/2020.
“Laporan pendapat kewajaran telah diterbitkan oleh Kantor Jasa Penilai Publik Iskandar&Rekan, penilai independent terdaftar di OJK, dalam laporan pendapat kewajaran Nomor 00233/2.0118-00/BS/02/0596/I/VI/2023 tertanggal 16 Juni 2023 dengan pendapat wajar,” tulis Adi.
Transaksi ini bukan merupakan transaksi benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK 42/2020, karena tidak memerlukan persetujuan pemegang saham independen.
“Transaksi ini bukan merupakan transaksi material sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 mengenai transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama,” tulis Adi.