Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) tuntas menyelesaikan pembangunan LRT Jabodebek pada Senin (28/8/2023) setelah diresmikan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
Peresmian tersebut dilangsungkan di Stasiun interchange Cawang juga dihadiri oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Mensesneg Pratikno, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Wagub Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dan beberapa Pejabat Tinggi lainnya.
Baca Juga
Dengan tuntasnya LRT Jabodebek Fase 1 ini, Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi M mengatakan, pihaknya berkomitmen sebaik-baiknya dalam menyelesaikan penugasan Pemerintah yaitu Percepatan Pembangunan LRT Jabodebek berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 dan perubahannya.
Advertisement
Adhi Karya sebagai BUMN akan terus melakukan peningkatan kompetensi untuk menjawab tantangan yang diamanahkan oleh Kementerian BUMN sebagai Perusahaan yang memiliki champion on railways.
“Dengan komitmen perusahaan dan upaya kontinu pengembangan kompetensi tersebut, Entus Asnawi meyakini ADHI dapat terus menghasilkan karya-karya besar dan terbaik,” kata Entus dalam keterbukaan informasi, Senin (28/8/2023).
Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya menegaskan, LRT Jabodebek dibuat sepenuhnya oleh para talenta negeri. Hal itu sangat membanggakan karena Indonesia telah mampu membangun transportasi modern secara mandiri. LRT Jabodebek ini akan menjadi inspirasi besar bagi angkutan publik perkotaan modern dan maju.
Pembangunan Jaringan Sepanjang 44 KM
Adhi Karya dalam proyek LRT Jabodebek berperan dalam pembangunan jaringan kereta ringan sepanjang 44 km dengan terdiri dari 3 koridor, yaitu Harjamukti (Cibubur) - Cawang, Jatimulya (Bekasi Timur) - Cawang, dan Cawang - Dukuh Atas dengan total 18 stasiun.
Adapun teknologi yang dipergunakan dalam struktur lintasan rel LRT Jabodebek dirancang dengan menggunakan U-shaped girder yang memiliki kelebihan mampu meredam kebisingan suara, menahan getaran gempa sehingga memiliki bentuk ramping untuk menjaga estetika lingkungan perkotaan.
LRT Jabodebek juga beroperasi tanpa masinis dengan menggunakan teknologi Grade of Automation (GoA) 3 yang dikendalikan melalui OCC atau Operation Control Center.
Lingkup pekerjaan ADHI meliputi pekerjaan struktur, railways system, persinyalan, serta stasiun dan depo. Proyek ini merupakan karya terbaik yang telah dicurahkan oleh ADHI bersama beberapa BUMN serta Kementerian Perhubungan, PUPR dan Kementerian BUMN untuk kelahiran sebuah infrastruktur kereta perkotaan yang efisien dan ramah lingkungan.
Adhi Karya pun tengah mengerjakan dua megaproyek transportasi kereta api lainnya yaitu MRT Jakarta CP 201 senilai Rp4,0 triliun dan CP 202 senilai Rp2,8 triliun dan dalam skala regional telah dipercaya membangun sarana kereta Kota Manila, Filipina dengan total nilai kontrak untuk porsi ADHI sebesar Rp3,7 triliun.
Advertisement
Adhi Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 18,8 Triliun hingga Juli 2023
Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp 18,8 triliun hingga Juli 2023. Raihan itu tumbuh sebesar 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 15,3 triliun.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto menjelaskan, kontribusi per lini bisnis perolehan kontrak baru hingga Juli 2023 didominasi oleh lini Engineering & Construction sebesar 92 persen, Properti sebesar 3 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
"Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek jalan dan jembatan sebesar 48 persen, Perkeretaapian 20 persen, Gedung 14 persen, Sumber Daya Air 9 persen, serta proyek Infrastruktur lainnya," beber Farid dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/8/2023).
Beberapa kontrak baru yang didapatkan ADHI hingga Juli 2023 antara lain proyek perkeretaapian North-South Commuter Railway CP S-03C di Filipina, Water Treatment Plant di Palembang, Pengaman Pantai Cilacap, dan Gedung Biofarma.
"Skema pembayaran proyek-proyek ADHI sebagian besar melalui progress payment sebesar 90 persen. Dengan mendapatkan pembayaran yang terjadwal, diharapkan dapat mengoptimalkan arus kas Perusahaan," imbuh Farid.
Untuk tahun ini, perseroan mematok target raihan kontrak sebesar Rp 27 triliun hingga akhir tahun, atau tumbuh sekitar 10-15 persen dibandingkan raihan kontrak pada 2022.
Dalam mencapai target kinerja itu, Adhi Karya menerapkan operational excellence untuk memaksimalkan produktivitas pada proyek-proyek on hand yang dimiliki. Selain itu ADHI bersikap prudent dalam pemilihan setiap proyek baru dan disiplin cashflow dengan penerapan skema pendanaan yang sesuai dengan profil proyek.
Anak Usaha Adhi Karya Kantongi Pinjaman Rp 325 Miliar
Sebelumnya, Anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yakni PT Dumai Tirta Persada (DTP) mendapatkan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Indonesia Infrastructure Fund sebesar Rp 325 miliar. Pinjaman tersebut diberikan untuk pengembangan proyek DTP.
Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Sabtu, (17/6/2023), DTP dan pemberi pinjaman dalam hal ini PT PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Indonesia Infrastructure Fund serta Adhi Karya menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka senior sebesar Rp 325 miliar pada 14 Juni 2023.
Pinjaman tersebut berjangka waktu 15 tahun yang digunakan untuk mendukung kegiatan pengembangan proyek yang dijalankan DTP. Anak usaha Adhi Karya tersebut mengembangkan proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) SPAM Kota Dumai, sehingga DTP membutuhkan pendanaan yang bersumber dari ekuitas dan pinjaman senior.
Adapun DTP akan mendapatkan pinjaman dengan nilai pokok pinjaman maksimal Rp 325 miliar. Sedangkan Adhi Karya sebagai pemegang saham DTP akan berkontribusi secara ekuitas setidaknya Rp 74,35 miliar dengan rencana penyetoran memperhatikan rasio modal dan utang DTP.
Adapun Adhi Karya sebagai pemegang saham DTP sebesar 51 persen dan merujuk berdasarkan POJK 42/2020, DTP merupakan anak perusahaan yang terkendalikan baik secara langsung dan tidak langsung oleh perseroan sebagai pengendali.
Adhi Karya juga memiliki perwakilan yang menjabat posisi direktur yang menjabat sebagai komisaris DTP dan pegawai perseroan yang ditempatkan sebagai anggota direksi DTP. Dengan demikian, perseroan dan DTP memiliki hubungan afiliasi dalam hubungan kepengurusan.
Advertisement