Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan segera menghadirkan fitur baru bernama IDX New Listing Information atau publikasi Informasi Pencatatan Perdana pada Rabu, 20 September 2023.
Adapun yang dimaksud IDX New Listing Information adalah publikasi statistik BEI yang berisi kumpulan informasi dan data terkait pencatatan perdana dari calon perusahaan tercatat di BEI seperti profil perusahaan, informasi IPO dan pencatatan, data laporan keuangan, dan informasi pemegang saham.
Baca Juga
Kepala Unit Pengelolaan Data BEI, Alexander Horas Kurniawan Panjaitan menuturkan, tujuan publikasi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan investor, pelaku pasar, dan pemangku kepentingan (stakeholder) terhadap data dan informasi yang komprehensif atas pencatatan perdana saham suatu perusahaan di BEI.
Advertisement
Dengan demikian, hal itu dapat membantu dalam menentukan keputusan investasi, analisa dan penelitian, memberikan rekomendasi, dan mendukung ketersediaan, transparansi, dan akses yang lebih luas atas data pasar modal Indonesia.
"Peningkatan (jumlah perusahaan tercatat) ini perlu didukung oleh akses publikasi yang baik pula untuk memenuhi kebutuhan wartawan, investor, stakeholder dan lainnya. Oleh karena itu rencananya minggu depan, 20 September 2023 kami akan mengeluarkan produk baru IDX New Listing Information,” kata Alexander dalam konferensi pers, Kamis (14/9/2023).
Dia bilang, IDX New Listing Information nantinya dipublikasikan kepada publik oleh BEI pada H-1 sebelum pencatatan perdana saham di halaman resmi BEI yaitu: [www.idx.co.id – Pasar – Laporan Statistik – Informasi Pencatatan Perdana]
https://www.idx.co.id/id/data-pasar/laporan-statistik/informasi-pencatatan-perdana/.
Sumber dari Prospektus
Sementara itu, Data Analyst BEI Arsyil Hendra Saputra mengatakan, data yang dipublikasikan dalam fitur baru BEI ini diambil dari prospektus calon emiten yang bakal melantai di pasar modal.
"Ini datanya H-1, datanya diambil semua dari prospektus, hanya saja formatnya kami permudah,” kata Arsyil.
Di samping itu, fitur baru ini menyusun data dengan cara yang terstandar agar informasi dapat diakses dengan mudah. Fitur ini juga mengandalkan sistem database yang dikelola dan dimonitoring oleh BEI serta memberikan solusi data secarakeseluruhan.
Kemudian, IDX New Listing Information pun memudahkan analisis pencatatan saham baru dengan lebih efisien dengan waktu yang lebih singkat. Sehingga, dengan ketersediaan data yang baik dapat memberikan pemahaman yang baik sehingga mengurangi risiko kerugian investasi.
Advertisement
26 Perusahaan Masuk Pipeline IPO di BEI, Mayoritas Punya Aset Skala Menengah
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hingga 8 September 2023, BEI menyatakan ada 65 perusahaan tercatat yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang dihimpun Rp 49,4 triliun.
Dari catatan BEI, berdasarkan POJK Nomor 53/POJK/.04/2017, dari 26 perusahaan, sebagian besar dari perusahaan aset skala menengah yang memiliki aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar. Jumlah perusahaannya mencapai 16 perusahaan aset skala menengah. Kemudian enam perusahaan aset skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar. Selanjutnya empat perusahaan aset skala kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar.
Adapun untuk rincian sektornya antara lain:
- 4 perusahaan dari sektor basic materials
- 4 perusahaan dari sektor consumer cyclicals
- 6 perusahaan dari sektor consumer non-cylicals
- 2 perusahaan dari sektor energy
- 2 perusahaan dari sektor financials
- 2 perusahaan dari sektor healthcare
- 2 perusahaan dari sektor industrial
- 1 perusahaan dari sektor infrastructures
- 1 perusahaan dari sektor properties and real estate
- 2 perusahaan dari sektor technology
- 2 perusahaan dari sektor transportation and logistic
Selain penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO), BEI mencatat hingga 8 September 2023 terdapat 26 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue senilai Rp 37,3 triliun.
Sementara itu, masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI dengan rincian sektor antara lain:
- 1 perusahaan dari sektor basic materials
- 8 perusahaan dari sektor consumer cyclicals
- 4 perusahaan dari sektor consumer non-cylicals
- 4 perusahaan dari sektor energy
- 5 perusahaan dari sektor financials
- 1 perusahaan dari sektor infrastructures
- 1 perusahaan dari sektor saham transportation and logistics
Catatan OJK: 59 Perusahaan Siap Debut di Bursa, Incar Dana Rp 12,47 triliun
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati penghimpunan dana di pasar modal terus melanjutkan kenaikan. Hingga 31 Agustus 2023, total penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 172,38 triliun dari berbagai instrumen.
Sementara, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan masih terdapat 94 rencana penawaran umum dalam pipeline OJK.
"Di pipeline masih terdapat 94 rencana penawaran umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp 43,43 triliun," terang Inarno dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan Agustus 2023, Selasa (5/9/2023).
Jika dirinci, terdapat 59 perusahaan dalam pipeline IPO dengan dana dibidik sekitar Rp 12,47 triliun. 9 perusahaan bakal gelar PUT dengan senilai Rp 4,99 triliun, 9 perusahaan terbitkan EBUS senilai Rp 12,51 triliun, dan 17 perusahaan untuk PUB EBUS senilai Rp 13,46 triliun.
Minat penghimpunan dana di pasar modal sejalan dengan kondisi pasar saham yang dinilai masih resilien hingga akhir Agustus 2023. Per 31 Agustus 2023, indeks harga saham gabungan (IHSG) sampai dengan 31 Agustus 2023 menguat sebesar 0,32 persen mtd ke level 6.953,26 dibandingkan Juli 2023 yaitu sebesar 6.931,36, Non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp 20,10 triliun mtd, utamanya akibat transaksi crossing per Juli 2023 inflow Rp 2,72 triliun mtd.
Penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terbesar itu pada Agustus 2023 dicatatkan oleh saham di sektor barang baku dan infrastruktur
"Secara year to date, IHSG menguat sebesar 1,50 persen dengan non-residen membukukan net sell Rp 1,18 triliun, dibandingkan Juli 2023 itu masih net buy sebesar 18,92 triliun ytd," beber Inarno.
Adapun dari sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham pada Agustus 2023 itu menjadi 11,20 triliun mtd, dan juga Rp 10,38 triliun ytd. Dibandingkan Juli sebesar Rp 9,66 triliun mtd atau Rp 10,24 triliun ytd.
Advertisement