IHSG Merosot, Saham BREN Masih Lanjutkan Penguatan

Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level tertinggi 6.927,98 dan terendah 6.891,08.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Okt 2023, 09:40 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2023, 09:40 WIB
Akhir Pekan IHSG Ditutup Menguat
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Kamis (18/10/2023).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Kamis (18/10/2023). Koreksi IHSG terjadi di tengah wall street dan bursa saham Asia yang melemah.

Dikutip dari data RTI, IHSG dibuka melemah tipis ke posisi 6.927,63. Pada perdagangan pukul 09.09 WIB, IHSG turun terbatas 0,11 persen ke posisi 6.920. Indeks saham LQ45 terpangkas 0,46 persen ke posisi 921. Sebagian besar indeks saham acuan terperosok.

Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.927,98 dan terendah 6.891,08. Sebanyak 222 saham melemah sehingga menekan IHSG. 150 saham menguat dan 204 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 157.038 kali dengan volume perdagangan 2,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serika terhadap rupiah di kisaran 15.814.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) terpangkas kecuali sektor saham infrastruktur melonjak 2,73 persen. Sementara itu, sektor saham energi merosot 0,22 persen, sektor saham basic merosot 0,36 persen, sektor saham industri turun 0,12 persen., dan sektor saham industri terpangkas 0,13 persen.

Selain itu, sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,61 persen, sektor saham siklikal merosot 0,48 persen, sektor saham keuangan tergelincir 0,34 persen. Lalu sektor saham properti susut 0,32 persen, sektor saham transportasi anjlok 0,60 persen dan sektor saham teknologi sempat melemah 0,17 persen.

Pada awal sesi perdagangan, saham BREN masih lanjutkan penguatan meski terbatas. Saham BREN melambung 7,65 persen ke posisi Rp 4.070 per saham. Saham BREN dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 3.800 per saham.

Saham BREN berada di level tertinggi Rp 4.160 dan terendah Rp 3.800 per saham. Total frekuensi perdagangan 17.882 kali dengan volume perdagangan 620.845 saham. Nilai transaksi Rp 252,5 miliar.

Review IHSG

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG melemah 0,2 persen ke posisi 6.927,90 pada penutupan perdagangan Rabu, 18 Oktober 2023. Sebagian besar sektor saham melemah. Saham bank besar turun jelang musim laporan keuangan kuartal III 2023 yang dimulai dari BBCA yang susut 1,1 persen. Saham BMRI turun 2,5 persen dan BBNI merosot 1,4 persen.

Di sektor konsumsi, sebagian besar saham menelusuri kembali kenaikan yang dicapai sebelumnya. Saham ICBP melemah 2,5 persen, saham CMRY susut 1,4 persen dan saham UNVR merosot 0,3 persen.

Saham GOTO merosot 3 persen, dan terus tertekan seiring investor asing melakukan aksi jual selama 20 sesi berturut-turut. Sedangkan saham telekomunikasi melemah karena aksi ambil untung yang cukup besar usai berita rights issue FREN. Saham ISAT merosot 3,4 persen dan EXCL terpangkas 3,4 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Top Gainers-Losers pada 19 Oktober 2023

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham SWAT melambung 19,61 persen
  • Saham MARI melambung 15,09 persen
  • Saham IOTF melambung 10,87 persen
  • Saham SKLT melambung 9,28 persen
  • Saham PCAR melambung 8,89 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham PTSP merosot 17,46 persen
  • Saham ASPI merosot 15,98 persen
  • Saham CITY merosot 15,38 persen
  • Saham SATU merosot 12,88 persen
  • Saham ICON merosot 10,81 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham GTRA tercatat 29.986 kali
  • Saham MARI tercatat 18.422 kali
  • Saham BREN tercatat 16.975 kali
  • Saham BAJA tercatat 4.993 kali
  • Saham STRK tercatat 4.131 kali

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BREN tercatat 17.267 kali
  • Saham BMRI tercatat 3.430 kali
  • Saham BBRI tercatat 3.991 kali
  • Saham AMMN tercatat 1.477 kali
  • Saham BOGA tercatat 1.375 kali

Prediksi IHSG dan Saham Pilihan BNI Sekuritas

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman menuturkan, IHSG berpotensi sideways di 6.890-6.980. Ia menuturkan, pelaku pasar menunggu data BI rate hari ini yang diprediksi tetap.

“Level support IHSG berada di 6.890-6.920 dan level resist IHSG berada di 6.950-6.980,” kata dia.

Berikut saham pilihan BNI Sekuritas untuk Kamis (19/10/2023):

1. BBRI: Spec Buy

Support di 5100, cutloss jika break di bawah 5050.

Jika tidak break di bawah 5100, potensi naik ke 5250-5350 short term.

2. WIFI: Spec Buy

Support di 172, cutloss jika break di bawah 170.

Jika tidak break di bawah 170, potensi naik ke 179-184 short term.

3. ASII: Buy on Weakness

Support di 5775, cutloss jika break di bawah 5725.

Jika tidak break di bawah 5725, potensi naik ke 5900-5950 short term.

4. BBCA: Spec Buy

Support di 8800, cutloss jika break di bawah 8700.

Jika tidak break di bawah 8800, potensi naik ke 8950-9025 short term.

5. ISAT: Spec Buy

Support di 9800, cutloss jika break di bawah 9600.

Jika tidak break di bawah 9800, potensi naik ke 10100-10250 short

term.

6. ACES: Spec Buy

Support di 800, cutloss jika break di bawah 780.

Jika tidak break di bawah 780, potensi naik ke 820-830 short term.


Penutupan Wall Street pada 18 Oktober 2023

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 18 Oktober 2023. Wall street yang lesu seiring musim laporan laba dan imbal hasil obligasi pemerintah AS naik ke level tertinggi.

Dikutip dari CNBC, pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 332,57 poin atau 0,98 persen ke posisi 33.665,08. Indeks S&P 500 melemah 1,34 persen ke posisi 4.314,60. Indeks Nasdaq tergelincir 1,62 persen ke posisi 13.314,30.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik menembus di atas 4,9 persen pada Rabu, 18 Oktober 2023. Untuk pertama kali, imbal hasil obligasi menembus di atas 4,9 persen sejak 2007.

Sementara itu, tingkat rata-rata suku bunga hipotek tetap 30 tahun mencapai 8 persen, level tertinggi sejak 2000.

“Pasar sedang mencoba mencari tahu di mana suku bunga akan mencapai puncaknya. Pasar ingin melihat apa yang terjadi ketika suku bunga mencapai 5 persen,” ujar Managing Partners Harris Financial, Jamie Cox.

Saham JB Hunt tergelincir 8,9 persen karena laba yang lebih buruk dari perkiraan, sedangkan saham United Airlines turun 9,7 persen setelah menyampaikan panduan yang lembut terkait kinerja. Saham Morgan Stanley merosot 6,8 persen dan mencatat hari terburuk sejak 2020 karena lemahnya kinerja divisi wealth management menutupi kinerja kedua lini.

 


Pergerakan Saham

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Di sisi lain, saham Procter & Gamble naik 2,6 persen setelah mengalahkan harapan analis pada kuartal tersebut. Investor kini melirik kinerja laba Netflix dan Tesla yang dirilis setelah perdagangan Rabu pekan ini.

Lebih dari 10 persen di S&P 500 telah melaporkan kinerjanya, menurut FactSet. Dari laporan itu, sekitar 78 persen telah melampaui harapan analis.

Senior Investment Strategist Charles Schwab, Kevin Gordon menuturkan, fokus pasar beralih ke pertumbuhan pendapatan pada musim laporan laba ini. Ia menambahkan, investor sedang mencoba untuk menguraikan perusahaan mana yang mengalami peningkatan permintaan dan perusahaan mana yang meningkatkan laba melalui langkah-langkah pemotongan biaya saja.

“Saat ini kita berada pada titik siklus di mana perusahaan benar-benar harus mulai menunjukkan permintaan actual yang kembali online. Jika bukan itu masalahnya, Anda mungkin tidak akan mendapatkan peningkatan sebanyak yang diharapkan orang,” kata dia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya