Wall Street Perkasa Setelah The Fed Pertahankan Suku Bunga

Wall street melejit setelah the Fed mempertahankan suku bunga acuan. Indeks Nasdaq catat penguatan terbesar.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Nov 2023, 06:33 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2023, 06:33 WIB
Wall Street Perkasa Setelah The Fed Pertahankan Suku Bunga
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Rabu, 1 November 2023. (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Rabu, 1 November 2023. Wall street menguat dari tiga bulan perdagangan yang suram setelah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga untuk kedua kalinya berturut-turut.

Hal ini membuat investor berpikir bank sentral akan tetap mempertahankan suku bunga selama sisa tahun ini. Demikian dikutip dari laman CNBC, Kamis (2/11/2023).

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 221,71 poin atau 0,67 persen ke posisi 33.274,58. Indeks S&P 500 melesat 1,05 persen menjadi 4.237,86. Indeks S&P 500 melewati rata-rata pergerakan selama 200 hari. Indeks Nasdaq bertambah 1,64 persen menjadi 13.061,47.

Saham-saham teknologi mencatat kinerja lebih baik dengan naik sekitar 2 persen. Saham Semiconductor Advanced Micro Devices dan Micron Technology masing-masing naik 9,7 persen dan 3,8 persen. Saham Nvidia bertambah 3 persen.

The Fed mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25 persen-5,5 persen seperti yang diperkirakan. Bank sentral juga mengatakan aktivitas ekonomi berkembang dengan kecepatan yang kuat pada kuartal III. Dalam pernyataan sebelumnya, the Fed mencatat ekonomi tumbuh pada kecepatan yang solid.

Mengingat kenaikan imbal hasil baru-baru ini, the Fed cenderung tidak menaikkan suku bunga pada Desember. Kemungkinan the Fed menaikkan suku bunga nanti untuk terus mengurangi inflasi, demikian disampaikan Portfolio Strategist Global X, Damanick Dantes.

“Kondisi keuangan yang lebih ketat sejak pertemuan FOMC pada September telah mencapai sebagian tujuan the Fed,” ujar dia.

Namun, ketua the Fed Jerome Powell tidak mengesampingkan kenaikan suku bunga bulan depan. Ia menuturkan, sulit untuk menaikkan suku bunga setelah jeda selama dua pertemuan adalah salah.


Imbal Hasil Obligasi Turun

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)
Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)

Imbal hasil obligasi turun setelah keputusan suku bunga dan Departmene Keuangan AS mengumumkan rencana penjualan obligasi sehingga meningkatkan saham.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun di bawah level 4,8 persen pada Rabu pekan ini setelah pergerakan di atas 5 persen pada Oktober 2023 yang membuat pasar ketakutan. Sementara itu, imbal hasil treasury bertenor 2 tahun turun di bawah 5 persen.

Sebelum sesi, Departemen Keuangan AS merinci rencana penjualan obligasi pada masa depan di tengah meningkatnya kekhawatiran kenaikan beban utang pemerintah AS. Pekan depan, Departemen Keuangan akan melelang utang senilai USD 112 miliar, sebagian besar sesuai harapan wall street.

Investor menyerap data ekonomi lainnya yang keluar pada Rabu pekan ini menunjukkan tanda-tanda melambatnya ekonomi dan pasar tenaga kerja.

Indeks manufaktor (ISM) menunjukkan aktivitas manufaktor mengalami kontraksi lebih dari yang diperkirakan pada Oktober. Wall street mengalami Oktober yang suram sebagian dipicu oleh kekhawatiran atas kenaikan imbal hasil yang cepat.


Kinerja Indeks Saham pada Oktober 2023

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing mengakhiri kinerja dengan turun 1,4 persen dan 2,2 persen, menandai penurunan tiga bulan berturut-turut pertama untuk kedua indeks sejak Maret 2020. Khususnya indeks S&P 500 merosot ke wilayah koreksi. Indeks Nasdaq susut 2,8 persen pada Oktober dan jatuh untuk tiga bulan berturut-turut.

Sementara itu, the Fed akan kembali menaikkan suku bunga 25 basis poin pada 13 Desember 2023. Probabilitas tersirat dari kenaikan suku bunga pada Desember turun menjadi 17,1 persen, dari sebelumnya 28,8 persen dan pekan lalu 29,3 persen, menurut CME FedWatch. Saat ini kisaran dana the Fed 5,25 persen-5,5 persen yang ditetapkan the Fed pada Juli.

Presiden Bolvin Wealth Management Group, Gina Bolvin menuturkan, penilaian the Fed terhadap perekonomian mungkin membebani aset yang lebih bergejolak dalam waktu dekat.

“Pengakuan The Fed bahwa ‘kondisi keuangan telah mengetat’ dapat mencegah aset-aset berisiko menguat dalam jangka pendek,” kata Bolvin.

"Sejauh ini, tidak ada perubahan pada suku bunga dana fed fund yang menyebabkan pendapatan tetap dan pasar saham tidak berubah. The Fed mungkin sudah selesai,” ia menambahkan.

Setelah The Fed mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan, mengendalikan inflasi kemungkinan akan memerlukan perlambatan pertumbuhan dan pasar tenaga kerja. “Kondisi keuangan dan kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis kemungkinan akan membebani aktivitas ekonomi, lapangan kerja dan inflasi,” demikian bunyi pernyataan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu.


Penutupan Wall Street pada 31 Oktober 2023

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Selasa, 31 Oktober 2023. Wall street seperti kembali mendapatkan kekuatan pada akhir bulan di tengah sentimen lonjakan suku bunga.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 bertambah 0,65 persen menjadi 4.193,80. Indeks Nasdaq melesat 0,48 persen menjadi 12.851,24. Indeks Dow Jones meroket 123,91 poin atau 0,38 persen ke posisi 33.052,87.Demikian dikutip dari laman CNBC, Rabu (1/11/2023).

Sektor saham real estate dan keuangan mengungguli indeks S&P 500. Sektor saham tersebut masing-masing menguat 2 persen dan 1,1 persen. Namun, saham teknologi melemah setelah beberapa saham teknologi dengan kapitalisasi pasar terbesar lesu. Saham Alphabet dan Meta merosot. Saham Nvidia menurun hampir 1 persen.

Indeks volatilitas Cboe (VIX) turun ke angka 18, di bawah rata-rata jangka panjang dari ukuran ketakutan di angka 20. Tingkat VIX yang lebih tinggi menunjukkan ketidakpastian lebih besar di pasar.

Musim laporan keuangan berlanjut pada Selasa pekan ini. Saham Caterpillar tergelincir lebih dari 6 persen setelah produsen peralatan konstruksi itu menyebutkan pendapatan kuartal IV hanya akan sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Saham JetBlue merosot lebih dari 10 persen setelah hasil kinerja keuangan kuartal III meleset dari harapan baik laba dan rugi.

Saham mencatat penurunan dalam bulan ketiga berturut-turut. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun 1,4 persen dan 2,2 persen. Ini menandai penurunan selama tiga bulan berturut-turut bagi kedua indeks sejak Maret 2020. Indeks Nasdaq terpangkas 2,8 persen pada Oktober dan mencatat penurunan dalam bulan ketiga secara berturut-turut.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya