Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mengumumkan terkait pengunduran diri salah satu komisaris, yakni Henry Yosodiningrat.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (1/12/2023), Mitratel telah menerima surat pengunduran diri Henry Yosodiningrat dari jabatannya selaku Komisaris Perseroan pada 28 November 2023.
Baca Juga
Direktur Investasi dan Sekretaris Perusahaan Mitratel Hendra Purnama menuturkan, pihaknya telah menerima surat pengunduran diri Komisaris Independen Perseroan Henry Yosodiningrat pada 28 November 2023.
Advertisement
"Perseroan akan mematuhi ketentuan yang diatur di dalam POJK Nomor 33/POJK 04/2014 perihal Direksi dan Dewan Komisaris Emitep-atau Perusahaan Publik," tulisnya.
Profil
Melansir laman resmi Mitratel, Henry Yosodiningrat merupakan seorang Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia. Ia ditunjuk menjadi Komisaris Independen PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk sejak 2021 lalu menjadi Komisaris sejak ditutupnya RUPST pada 22 April 2022.
Henry Yosodiningrat merupakan lulusan sarjana S1 di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta jurusan hukum (1976), S2 Universitas Trisakti Jakarta jurusan hukum (2016). Pada 2018, Henry Yosodiningrat lulus program doctoral dari Universitas Trisakti jurusan hukum.
Perjalanan Karir profesional seorang Henry Yosodiningrat dimulai sebagai Anggota Ikatan Ahli Hukum se-ASEAN (1987-2000). Dilanjut sebagai Anggota Konsultasi Hukum Pasar Modal (1990-1995). Lalu, Henry Yosodiningrat menjabat sebagai Anggota Dewan Penasehat Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) (1995-2000).
Kemudian, pada 2003-2007, Henry Yosodiningrat melanjutkan karier dengan sebagai Anggota Dewan Kehormatan Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) dan di tahun 2014-2019 juga sempat terpilih untuk mewakili rakyat sebagai Anggota DPR RI Periode 2014-2019 Fraksi PDI Perjuangan.
Mitratel Akuisisi 803 Menara Senilai Rp 1,75 Triliun
Sebelumnya diberitakan, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) mengakuisisi sebanyak 803 menara milik PT Gametraco Tunggal senilai Rp1,75 triliun. Aksi korporasi akuisisi ini membuat jumlah tenant Mitratel bertambah 1.327 penyewa.
Dari 803 menara yang diakuisisi ini, sebanyak 562 menara atau 70% berada di luar Pulau Jawa. Sedangkan 30% sisanya atau sebanyak 241 menara berlokasi di Pulau Jawa. Komposisi tambahan aset ini menegaskan komitmen MTEL untuk menjadi mitra strategis industri operator telekomunikasi dalam menggelar ekspansi ke seluruh negeri.
“Memperluas pangsa pasar ke luar Pulau Jawa telah menjadi agenda strategis sejumlah perusahaan operator telekomunikasi. Ekspansi tersebut sejalan dengan meningkatnya kebutuhan internet di berbagai daerah seiring meratanya pertumbuhan ekonomi. Sebagai pemain utama di bisnis ini dan bagian dari BUMN, tentu kami harus berada di garda terdepan dalam membantu ekspansi mereka,”kata Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Atas dasar itu, Theodorus Ardi Hartoko melanjutkan, perseroan akan terus menambah aset, baik berupa menara maupun fiber optik. Termasuk mengakuisisi aset yang dilepas (divestasi) operator telekomunikasi.
Sebelumnya, pada akhir September 2023, MTEL juga telah menuntaskan pembelian puluhan menara yang mayoritas berlokasi di PulauSumatera.
“Kami meyakini bahwa lanskap bisnis industri telekomunikasi ke depan akan ditandai dengan divestasi menara dan fiber optik milik industri MNO. Mereka melakukan itu karena ingin lebih fokus pada inovasi produk yang memberikan nilai tambah (added value) dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Perubahan ini tentu menjadi peluang bagi Mitratel untuk menjadi partner strategis dan tumbuh bersama mereka,” kataTeddy, sapaan akrab Theodorus.
Advertisement
Menara Bertambah
Pada laporan kinerja KuartalIII-2023, MTEL mencatatkan kepemilikan 37.091 menara, bertambah 5,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 35.051 menara.
Sementara jumlah kolokasi melonjak 21% menjadi 18.613 dari sebelumnya 15.339 kolokasi (yoy). Mitratel juga berhasil memperpanjang serat optik dari sebelumnya hanya 5.872 Km menjadi 29.042Km.
Teddy menjelaskan pembelian 803 menara ini bernilai strategis bukan hanya karena posisinya yang mayoritas berada di luar pulau jawa. Yang tidak kalah penting, ada tambahan 1.327 tenant baru yang menjadi bagian dari menara tersebut. “Selain menguatkan Mitratel sebagai tower provider yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia, akuisisi ini juga meningkatkan tenancyratio, ”kataTeddy.
Mitratel Terbitkan MTN Rp 550 Miliar, untuk Apa?
Sebelumnya diberitakan, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau disebut Mitratel menerbitkan medium term notes (MTN) atau surat utang jangka pendek sebesar Rp 550 miliar pada 21 September 2023.
Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (28/9/2023), Mitratel mendistribusikan MTN Rp 550 miliar pada 26 September 2023. MTN tersebut memiliki bunga tetap 6,2 persen dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal distribusi.
Sekretaris Perusahaan Mitratel, Hendra Purnama menuturkan, penerbitan MTN 2023 akan memberikan dukungan keuangan lebih baik terhadap kondisi keuangan perseroan sehingga memberikan dampak positif bagi kegiatan usaha.
Adapun nilai dari penerbitan MTN 2023 adalah kurang dari 20 persen ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi pada 30 Juni 2023. Adapun transaksi penerbitan MTN 2023 itu bukan merupakan transaksi material sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.
“Transaksi ini tidak termasuk transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan,”
Selain itu, transaksi ini tidak termasuk transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 27 September 2023, saham MTEL naik 1,48 persen ke posisi Rp 685 per saham. Saham MTEL dibuka stagnan Rp 675. Saham MTEL berada di level tertinggi Rp 695 dan terendah Rp 675 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.429 kali dengan volume perdagangan 630.000. Nilai transaksi Rp 43,3 miliar.
Advertisement