Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis (15/2/2024) setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan. Hal itu memicu kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS mungkin akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu lebih lama.
Dikutip dari CNBC, pada Kamis pekan ini, investor juga menilai data produk domestik bruto (PDB) dari Jepang dan Singapura serta angka perdagangan dari Korea Selatan.
Baca Juga
PDB Jepang pada kuartal keempat turun 0,4 persen secara tahunan meleset jauh dari pertumbuhan 1,4 persen yang diprediksi ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Advertisement
Pada kuartal ke kuartal, indeks tersebut tergelincir 0,1 persen dibandingkan kenaikan 0,3 persen yang diprediksi dalam jajak pendapat Reuters.
PDB Singapura pada kuartal IV tumbuh 2,2 persen YoY lebih rendah dari perkiraan sebesar 2,5 persen. Singapura juga merevisi tingkat pertumbuhan PDB kuartal III dari 2,8 persen menjadi 1 persen.
Indeks Nikkei 225 di Jepang melonjak 0,84 persen, sempat melampaui 38.000 meski harapan PDB meleset, sementara indeks Topix naik 0,55 persen.
Di Australia, indeks ASX 200 melompat 0,9 persen, dan hentikan penurunan tiga hari berturut-turut.
Indeks Kospi di Korea Selatan bertambah 0,67 persen, sedangkan indeks Kosdaq menguat 0,6 persen.
Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 15.391 menunjukkan pembukaan lebih kuat dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya 15.879,38.
Di wall street, tiga indeks saham acuan menguat setelah aksi jual pada Rabu menyusul pembacaan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan karena pelaku pasar khawatir the Federal Reserve mungkin tidak menurunkan suku bunga secepat yang diharapkan.
Indeks S&P 500 naik 0,96 persen, indeks Nasdaq bertambah 1,3 persen dan indeks Dow Jones melesat 0,4 persen.
Ekonomi Jepang
Ekonomi Jepang susut secara tak terduga selama kuartal terakhir 2023, berdasarkan data pemerintah.
Data sementara menunjukkan PDB berkontraksi 0,4 persen pada Oktober-Desember dibandingkan tahun lalu setelah merosot 2,9 persen pada kuartal III.
Angka tersebut juga jauh lebih rendah dari perkiraan jajak pendapat Reuters yang prediksi pertumbuhan 1,4 persen.
Jepang juga alami kontraksi 0,1 persen kuartal ke kuartal setelah kontraksi 0,4 persen kuartal ke kuartal pada kuartal ketiga.
Advertisement
Ekonomi Singapura
Sementara itu, ekonomi Singapura tumbuh 2,2 persen YoY pada kuartal IV 2023, menurut data resmi pada perdagangan Kamis pekan ini. Data itu tidak memenuhi perkiraan sebelumnya dengan pertumbuhan 2,8 persen dan harapan Reuters terhadap ekspansi sebesar 2,5 persen.
Secara keseluruhan ekonomi Singapura tumbuh 1,1 persen pada 2023, melambat dibandingkan pertumbuhan 3,8 persen pada 2022. Pertumbuhan pada 2023 sebagian besar didorong sektor informasi dan komunikasi serta transportasi dan penyimpanan.