Saturnus Resmi Jadi Planet dengan Bulan Terbanyak

Dengan teknologi ini, mereka menemukan 62 bulan dan objek lain yang belum bisa di konfirmasi. Kemudian tidak berhenti di situ, tim ini kembali mengamati wilayah yang sama selama tiga bulan berturut-turut pada 2023.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 15 Mar 2025, 05:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2025, 05:00 WIB
ciri-ciri planet saturnus
ciri-ciri planet saturnus ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Planet Saturnus resmi menggeser kedudukan Jupiter sebagai planet dengan jumlah bulan terbanyak di Tata Surya. Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union) telah mengakui 128 bulan baru yang mengorbit Saturnus, sehingga total bulan yang dimiliki planet ini kini mencapai 274 bulan.

Melansir laman Popular Science pada Jumat (14/03/2025), penemuan bulan-bulan baru Saturnus ini dilakukan oleh sekelompok astronom dari Taiwan, Kanada, Amerika Serikat, dan Prancis. Mereka menggunakan Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii untuk mengamati wilayah sekitar Saturnus secara berulang antara 2019 dan 2021.

Dengan teknologi ini, mereka menemukan 62 bulan dan objek lain yang belum bisa di konfirmasi. Kemudian tidak berhenti di situ, tim ini kembali mengamati wilayah yang sama selama tiga bulan berturut-turut pada 2023.

Hasilnya, mereka berhasil menemukan 128 bulan baru di sekitar Saturnus. Sebagai perbandingan, Jupiter memiliki 95 bulan hingga Februari 2024.

Sementara itu, Merkurius dan Venus tidak memiliki bulan sama sekali, Planet Bumi memiliki satu bulan, dan Mars memiliki dua bulan. Planet es Uranus dan Neptunus masing-masing memiliki 28 dan 16 bulan yang telah diketahui.

Sedangkan Pluto, yang tidak lagi dikategorikan sebagai planet, memiliki lima bulan. Semua bulan baru yang ditemukan di Saturnus dikategorikan sebagai "bulan tak beraturan" (irregular moons).

Bulan tak beraturan adalah objek yang mengorbit planet induknya dalam jalur elips, miring, atau bahkan berlawanan arah dengan rotasi planet. Bulan-bulan ini diduga merupakan objek yang tertangkap oleh gravitasi Saturnus pada awal pembentukan Tata Surya.

Menurut para ilmuwan, bulan-bulan Saturnus berukuran beberapa kilometer saja. Ada kemungkinan bulan-bulan ini merupakan pecahan dari bulan yang lebih besar yang hancur akibat tabrakan hebat, baik dengan bulan Saturnus lainnya maupun dengan komet yang lewat.

Salah satu misteri dalam sistem bulan tak beraturan Saturnus menjadi alasan utama misi pencarian bulan ini. Saturnus memiliki jumlah bulan kecil yang jauh lebih banyak dibandingkan bulan yang lebih besar.

Hal ini menunjukkan bahwa pernah terjadi tabrakan besar dalam sistem Saturnus sekitar 100 juta tahun yang lalu, waktu yang relatif baru dalam skala astronomi. Jika tabrakan ini terjadi lebih lama dari itu, bulan-bulan kecil ini seharusnya sudah bertabrakan satu sama lain dan hancur.

Mayoritas bulan baru yang ditemukan berada di dekat subkelompok Mundilfari, sekelompok bulan kecil di Saturnus. Berdasarkan jumlah, ukuran, dan pola orbit bulan-bulan ini, para astronom menduga bahwa tabrakan kosmik yang menyebabkan pecahan bulan-bulan ini terjadi di wilayah ini.

Namun, untuk saat ini, tim astronom ini tampaknya tidak akan melanjutkan pencarian lebih lanjut.

(Tifani)

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya