Harga Saham SSIA Menguat Selama 2 Hari Berturut-turut, Ada Apa?

Harga saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) naik 1,38 persen pada Selasa, 23 April 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Apr 2024, 23:14 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2024, 23:14 WIB
Harga Saham SSIA Menguat Selama 2 Hari Berturut-turut, Ada Apa?
Harga saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) lanjutkan penguatan pada Selasa, 23 April 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencatat penguatan selama dua hari berturut-turut.

Mengutip data RTI,Selasa (23/4/2024), harga saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) naik 1,38 persen menjadi Rp 1.100 per saham. Harga saham SSIA dibuka stagnan di posisi Rp 1.085 per saham.

Harga saham SSIA berada di level tertinggi Rp 1.110 dan terendah Rp 1.075 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.369 kali dengan volume perdagangan 216.401 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 22 miliar pada perdagangan Selasa pekan ini.

Penguatan harga saham SSIA terjadi tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menghijau.IHSG naik 0,52 persen ke posisi 7.110 pada penutupan perdagangan Selasa pekan ini. Indeks LQ45 naik 0,67 persen ke posisi 927,63. Sebagian besar sektor saham menghijau.

Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.165,95 dan terendah 7.099,84. Sebanyak 270 saham menguat dan 288 saham melemah. 225 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.104.683 kali dengan volume perdagangan 19,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 12,2 triliun.

Sebelumnya pada perdagangan Senin, 22 April 2024, harga saham SSIA melambung 3,83 persen ke posisi Rp 1.085 per saham.Saham SSIA mencatat nilai transaksi Rp 12,74 miliar. Volume perdagangan saham 11,89 juta saham dan total frekuensi perdagangan 1.700 kali. Harga saham SSIA menguat pada Senin, 22 April 2024 saat IHSG melemah terbatas 0,19 persen ke posisi 7.073,82.

Secara year to date (ytd), harga saham SSIA melambung 153,46 persen.

Surya Semesta Internusa Siapkan Belanja Modal Rp 1,3 Triliun pada 2024

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 1,3 triliun untuk 2024. VP Head of Investor Relations PT Surya Semesta Internusa Tbk, Erlin Budiman mengatakan belanja modal itu akan dialokasikan untuk pengembangan proyek di Subang, Jawa Barat.

"Capex 2024 kami sepakat anggarkan Rp 1,3 triliun. Sebesar Rp 1 triliun kita anggarkan untuk Subang land development dan land acquisition. Sisanya untuk hospitality Rp 250 miliar, ada Nusa Raya Cipta dan lainnya," beber Erlin dalam paparan publik perseroan, Jumat (15/12/2023).

Informasi saja, proyek Subang Smartpolitan dibangun di atas lahan seluas 2.717Ha. Subang Smartpolitan dikembangkan dalam 4 tahap. Pengembangan tahap 1 dimulai pada kuartal IV 2020 dan siap serah terima pada kuartal III tahun ini. Antara lain meliputi kawasan komersial, perindustrian, perumahan, leisure, pendidikan, serta sarana dan prasarana penunjang.

Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk The Jok Tung menjelaskan sumber pendanaan belanja modal itu berasal berbagai sumber. Sebagai informasi, perseroan baru saja melakukan refinancing utang ke international Finance Corporation (IFC). Sebagai gantinya, perseroan memperoleh fasilitas dari bank lokal, dalam hal ini adalah Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

"Bulan lalu kita sudah lakukan refinancing utang ke IFC, digantikan menjadi local bank, BCA, dan SMI. Amount-nya bertambah dari sekitar Rp 1 t menjadi Rp 1,5 triliun. Jadi dari sana kita ada plafond sekitar di atas 500 miliar, plus sisanya dari internal," ujar Jok Tung.

 

Pangkas Biaya Operasional, Perusahaan Afiliasi SSIA Ini Buka Peluang Merger

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Travelio, perusahaan afiliasi PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) membuka kemungkinan perusahaan melakukan aksi korporasi berupa merger.

Direktur Utama PT Surya Semesta Internusa Tbk, Johannes Suriadjaja mengatakan, aksi tersebut dimaksudkan untuk mengelola biaya perseroan agar dapat membukukan keuntungan ke depan.

Johannes mengakui, Travelio saat ini belum mendulang laba. Hal itu lantaran biaya pengeluaran untuk sejumlah post masih tinggi. Seperti untuk manajemen perusahaan, mengingat Travelio tidak dikelola oleh masing-masing pemilik properti, melainkan ada manajemen sendiri yang mengelola mulai dari marketing hingga maintenance.

"Kita sedang mempelajari potential merger. Kalau bisa dikombinasikan dengan salah satu hotel grup, ini jadi lebih efisien operasinya. Untuk owner maupun Travelio, sharing cost jadi signifikan. Makanya kita masih terbuka untuk pertumbuhan organik maupun anorganik,” kata Johannes, ditulis Minggu (10/7/2022).

Diperkirakan, Travelio bisa mencetak laba pada akhir 2023. Dengan catatan, semua biaya operasional bisa dikelola seefisien mungkin. Travelio diluncurkan oleh perseroan melalu entitas anak PT Horizon Internusa Persada (HIP) pada 2015. Seiring masuknya investor baru, perseroan kini memiliki sekitar 25 persen kepemilikan Travelio.

"Sekarag kita memiliki sekitar 25 persen di Travelio. Valuasi terakhir di atas USD 100 juta, sekitar Rp 1,5 triliun," ujar dia.

Saat ini Travelio tersebar di 10 kota di Indonesia. Hingga semester I 2022, Travelio memiliki 9.212 apartemen dan 1.077 hunian (houses). Target sampai akhir tahun meningkat 1,7 kali menjadi 13.520 apartemen dan houses empat kali lipat dari saat ini menjadi 4.395 houses.

 

Surya Semesta Internusa Kantongi Pinjaman Rp 1,5 Triliun

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mendapatkan fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) senilai Rp 1,5 triliun. 

Sekretaris Perusahaan Surya Semesta Internusa Yulean menuturkan, pihaknya telah meneken perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan BCA dan SMI pada 22 November 2023. Jangka waktu fasilitas pinjaman adalah 120 bulan sejak tanggal penandatanganan. 

"Tujuan pinjaman untuk pelunasan pinjaman Perseroan kepada International Finance Corporation dan pembiayaan pengembangan Subang Smartpolitan," kata dia dalam keterbukaan informasi, ditulis Sabtu (25/11/2023). 

Dengan adanya fasilitas pinjaman tersebut, Perseroan akan dapat tambahan dana yang diperoleh akan mempercepat pengembangan Subang Smartpolitan sebagai proyek utama Grup Perseroan.

"Fasilitas pinjaman ini merupakan manajemen liabilitas Grup Perseroan," kata dia.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya