IHSG Anjlok 1,5 Persen, Saham SSIA Bertahan di Zona Hijau

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah hingga penutupan perdagangan Senin (24/3/2025). Namun, koreksi IHSG berkurang pada sesi kedua perdagangan saham,

Mengutip data RTI, IHSG ditutup anjlok 1,5 persen ke posisi 6.161,21. Indeks LQ45 terpangkas 1,5 persen ke posisi 692,02. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.

Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.269,90 dan level terendah 5.967,19. Sebanyak 500 saham melemah sehingga menekan IHSG. 134 saham menguat dan 168 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.067.838 kali dengan volume perdagangan 14,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,4 triliun.  Posisi dolar Amerika Seriakt terhadap rupiah di kisaran 16.550.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham teknologi naik 3,79 persen. Sementara itu, sektor saham energi terpangkas 2,63 persen, sektor saham basic susut 3,2 persen, sektor saham industri susut 1,84 persen, sektor saham consumer nonsiklikal terpangkas 1,28 persen.

Lalu sektor saham consumer siklikal melemah 1,65 persen, sektor saham kesehatan terperosok 2,35 persen, sektor saham keuangan merosot 0,61 persen. Lalu sektor saham properti melemah 2,68 persen, sektor saham infrastruktur susut 0,59 persen dan sektor saham transportasi susut 2,36 persen.

Gerak Saham

Pada awal pekan ini, saham SSIA naik 0,58 persen ke posisi Rp 860 per saham. Harga saham SSIA dibuka naik 70 poin ke posisi Rp 925 per saham. Harga saham SSIA berada di level tertinggi Rp 1.030 dan level terendah Rp 850 per saham. Total frekuensi perdagangan 13.350 kali dengan volume perdagangan 906.219 saham. Nilai transaksi Rp 83 miliar.

Harga saham TPIA terpangkas 2,41 persen ke posisi Rp 7.075 per saham. Saham TPIA dibuka naik 150 poin ke posisi Rp 7.400 per saham. Saham TPIA berada di level tertinggi Rp 7.475 dan terendah Rp 6.500 per saham. Total frekuensi perdagangan 19.742 kali dengan volume perdagangan 436.188 saham. Nilai transaksi Rp 308,1 miliar.

Harga saham GOTO terpangkas 1,23 persen ke posisi Rp 80 per saham. Harga saham GOTO dibuka naik satu poin ke posisi Rp 82 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 82 dan terendah Rp 77 per saham. Total frekuensi perdagangan 11.613 kali dengan volume perdagangan 19.495.336 saham. Nilai transaksi Rp 153,6 miliar.

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

• Saham INAI melonjak 34,16 persen
• Saham RELI melonjak 21,95 persen
• Saham POLU melonjak 19,90 persen
• Saham JGLE melonjak 16,67 persen
• Saham EPAC melonjak 11,11 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

• Saham BINO merosot 28,98 persen
• Saham FORU merosot 24,69 persen
• Saham WINE merosot 24 persen
• Saham HITS merosot 23,48 persen
• Saham MSIN merosot 17,01 persen

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

• Saham BBCA senilai Rp 2,6 triliun
• Saham BMRI senilai Rp 1,4 triliun
• Saham BBRI senilai Rp 1,3 triliun
• Saham BBNI senilai Rp 509 miliar
• Saham TPIA senilai Rp 300,1 miliar

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

• Saham BBCA tercatat 69.078 kali
• Saham BBRI tercatat 63.131 kali
• Saham BMRI tercatat 40.117 kali
• Saham PSAB tercatat 34.130 kali
• Saham PTRO tercatat 33.863 kali

Mengutip CNBC, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada Senin, 24 Maret 2025. Bursa saham Asia bervariasi seiring tenggat waktu tarif dagang oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 2 April 2025 semakin dekat.

Indeks ASX 200 di Australia naik 0,07 persen dan ditutup ke level 7.936,9. Indeks Kospi di Korea Selatan melemah 0,42 persen dan ditutup ke posisi 2.632,07. Indeks Kosdaq menguat 0,11 persen dan ditutup ke posisi 720,22 setelah pemakzulan Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo dibatalkan Mahkamah Konstitusi.

Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,18 persen dan ditutup ke level 37.608,49. Indeks Topix melemah 0,47 persen dan ditutup ke level 2.790,88.

Indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,91 persen dan ditutup ke level 23.905,56. Indeks CSI 300 di China bertambah 0,51 persen dan ditutup ke level 3.934,85. Hal ini terjadi setelah Perdana Menteri China Li Qiang memperingatkan meningkatnya ketidakstabilan dan menyerukan negara-negara untuk membuka pasar.