Pertamina Geothermal Energy Raup Laba USD 96,27 Juta hingga Semester I 2024

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) kantongi laba tumbih 3,7 persen pada semester I 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Jul 2024, 06:38 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2024, 06:38 WIB
Pertamina Geothermal Energy Raup Laba USD 96,27 Juta hingga Semester I 2024
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatat kinerja keuangan beragam sepanjang semester I 2024. (Foto: Pertamina Geothermal Energy)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatat kinerja keuangan beragam sepanjang semester I 2024. Pertamina Geothermal Energy membukukan pertumbuhan laba tetapi pendapatan melemah tipis.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (29/7/2024), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk meraih pendapatan USD 203,76 juta hingga semester I 2024. Pendapatan itu turun 1,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 206,73 juta.

Beban pokok pendapatan dan beban langsung lainnya naik 6,34 persen menjadi USD 88,19 juta hingga semester I 2024 dari periode semester I 2023 sebesar USD 82,93 juta. Dengan demikian laba bruto susut 6,64 persen menjadi USD 115,57 juta hingga semester I 2024. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba bruto Perseroan tercatat USD 123,79 juta.

Emiten berkode saham PGEO ini membukukan beban umum dan administrasi naik menjadi USD 2,86 juta hingga semester I 2024 dari periode semester I 2023 sebesar USD 1,89 juta. Pendapatan keuangan bertambah menjadi USD 19,91 juta hingga semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 7,63 juta. Namun, pendapatan lain-lain turun menjadi USD 16,92 juta hingga semester I 2024 dari semester I 2023 sebesar USD 20,94 juta.

Dengan demikian,laba usaha turun tipis 0,62 persen dari USD 150,49 juta pada semester I 2023 menjadi USD 149,55 juta hingga semester I 2024. Seiring kinerja tersebut, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 3,7 persen menjadi USD 96,27 juta hingga semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 92,77 juta.

 

Aset Perseroan

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), emiten anak usaha Pertamina yang bergerak dalam sektor panas bumi, membukukan kenaikan laba bersih perusahaan sebesar 49,7 persen dibanding tahun 2021.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), emiten anak usaha Pertamina yang bergerak dalam sektor panas bumi, membukukan kenaikan laba bersih perusahaan sebesar 49,7 persen dibanding tahun 2021.

Perseroan pun laba per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi 0,0023 hingga semester I 2024 dari periode semester I 2023 sebesar 0,0022.

Perseroan membukukan ekuitas USD 1,94 miliar hingga 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar USD 1,97 miliar. Liabilitas turun menjadi USD 959,08 juta hingga semester I 2024 dari periode Desember 2023 sebesar USD 992,88 juta. Aset Perseroan tercatat 2,90 miliar hingga 30 Juni 2024 dari periode Desember 2023 sebesar USD 2,96 miliar. Perseroan kantongi kas sebesar US 638,92 juta hingga 30 Juni 2024.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 26 Juli 2024,harga saham PGEO melemah 0,39 persen ke posisi Rp 1.265 per saham. Harga saham PGEO dibuka stagnan Rp 1.270 per saham. Harga saham PGEO berada di level tertinggi Rp 1.285 dan level terendah Rp 1.260 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.466 kali dengan volume perdagangan 45.083 saham. Nilai transaksi Rp 5,7 miliar.

Mewujudkan Transisi Energi Bersih, Pertamina Geothermal Energy Gandeng Elnusa hingga PGAS Solution

PLTP Area Kamojang PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). (Foto: Pertamina Geothermal Energy)
PLTP Area Kamojang PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). (Foto: Pertamina Geothermal Energy)

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan potensi energi panas bumi. Terbaru, PGEOBersama dengan PT Elnusa Tbk (Elnusa), PT PGAS Solution (PGASOL), dan PT Pertamina Maintenance and Construction, (PertaMC), PGE melaksanakan Joint Study Agreement (JSA) untuk mengembangkan solusi teknologi pembangkit listrik panas bumi.

A. Salyadi Saputra, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) yang merupakan induk usaha PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengapresiasi kolaborasi strategis untuk mewujudkan geothermal center of excellence sebagai penyedia solusi teknologi panas bumi di Indonesia.

“Ini merupakan inisiatif sangat strategis bagi Pertamina yang sudah lebih dari 40 tahun mengelola panas bumi di Indonesia. Kerja sama ini diharapkan akan mendukung PGE untuk mencapai visi menjadi world class green energy company with the largest geothermal capacity globally,” kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/6/2024).

Direktur Utama Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) John Anis menambahkan, energi baru dan terbarukan, terutama panas bumi yang dikelola oleh PGE, merupakan masa depan bagi bisnis Pertamina maupun Indonesia.

“Pengembangan energi panas bumi menghadapi banyak tantangan dan salah satu solusinya adalah dengan efisiensi agar tetap kompetitif. Upaya menghadirkan center of excellence ke Indonesia akan membantu PGE menjadi lebih efisien dalam mengembangkan panas bumi.”

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi menerangkan bahwa penandatanganan JSA ini merupakan langkah strategis bagi PGE dan mitranya dalam mengoptimalkan pengembangan energi panas bumi dengan memanfaatkan kemampuan industri dan keahlian teknologi dalam negeri.

“Inisiatif ini merupakan usaha luar biasa yang patut diapresiasi bersama karena ke depannya akan ada inovasi dan beragam kolaborasi lain untuk menciptakan portofolio teknologi di energi terbarukan secara masif dan terintegrasi. Kami optimistis terhadap potensi besar panas bumi menjadi motor penggerak dalam mengakselerasi transisi menuju energi bersih,” kata Julfi Hadi.

                                      

 

Lingkup Kerja Sama

Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah mengoperasikan enam PLTP dengan total kapasitas sebesar 672 Mega Watt (MW). (Dok Pertamina)
Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah mengoperasikan enam PLTP dengan total kapasitas sebesar 672 Mega Watt (MW). (Dok Pertamina)

JSA ini meliputi, namun tidak terbatas pada, studi bersama terkait potensi pengembangan portofolio bisnis yang melingkup: 1) heat exchanger manufacturer, 2) geothermal operation and maintenance service, 3) cooling tower manufacturer, dan 4) EPCC and pipeline construction.

Direktur Utama Elnusa Bachtiar Soeria Atmadja menyampaikan kerja sama Elnusa dengan PGE saat ini bukanlah yang pertama, untuk itu Elnusa sangat menyambut baik dan siap mendukung serta berkontribusi dalam pengembangan industri panas bumi.

“Sinergi dan kolaborasi ini mencerminkan komitmen Elnusa untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi yang berarti dalam sektor energi baru terbarukan dalam hal ini Geothermal Center of Excellence," ujar Bachtiar.

Direktur Utama PGASOL Sabaruddin juga menyampaikan “Konversi energi merupakan sebuah tugas baru untuk kita semua. Untuk itu, saya sangat mengapresiasi sinergi penuh manfaat ini. Kami akan terus optimis dan memberikan dukungan bagi negeri terkait inovasi pada aspek transisi energi nasional, dan salah satunya melalui studi bersama ini.”

Direktur Utama PT PertaMC Andry Widiasti menyatakan siap mendukung dan berkolaborasi untuk pengembangan energi panas bumi PGE melalui sinergi Group Pertamina.

“PertaMC yang merupakan Subsidiary PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading (C&T) yang berfokus pada Maintenance, Construction, Plant Services termasuk Inspeksi Teknis dan Manpower Supply serta Consulting, yang melayani seluruh lini bisnis di Pertamina," kata Andry.

 

Transisi Energi

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE)
Langkah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dinilai sangat positif bagi perusahaan.

Kerja sama ini juga merupakan inisiatif PGE sebagai garda terdepan Pertamina dalam transisi energi nasional. JSA akan mendorong pemanfaatan potensi kemampuan manufaktur perusahan energi dan rekayasa teknik (engineering) dalam negeri dalam menciptakan ekosistem baru dan terdepan di sektor panas bumi, terutama membuat pengembangan panas bumi menjadi lebih terjangkau.

Sampai saat ini, sebagian besar teknologi yang digunakan untuk pengembangan panas bumi masih diimpor.

Tak hanya itu, JSA merupakan terobosan untuk mendiversifikasi model bisnis dan menciptakan value creation dari teknologi panas bumi melalui new revenue stream, mengeksplorasi potensi bisnis selain ketenagalistrikan (beyond electricity). Dengan sinergi bersama Pertamina Group, PGE meyakini ekspansi untuk menciptakan geothermal future revenue stream dapat meningkatkan keunggulan kompetitif, mendorong inovasi, dan commercial attractiveness.

Julfi Hadi menegaskan, sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia, PGE terus berinovasi dan menjalin kolaborasi bersama dengan para mitra untuk memajukan sektor panas bumi.

“Panas bumi merupakan sumber energi yang hampir nol emisi dengan potensi melimpah, khususnya di berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGE dengan potensi yang bisa dikembangkan hingga 3 GW. Potensi panas bumi harus terus dikembangkan sehingga bisa berperan besar dalam transisi energi,” pungkas Julfi Hadi.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya