Bumi Resources Minerals Catat Kenaikan Kandungan Emas Tambang Poboya

CPM menunjukan rata-rata kadar emas sebesar 4,9 gram per ton (g/t), dengan kandungan emas sebesar 4,2 juta oz emas dalam sumber daya mineral yang berasal dari Lokasi tambang River Reef.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Sep 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 06:00 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyampaikan bahwa anak usahanya, PT Citra Palu Minerals (CPM) menunjukkan kenaikan kadar emas dan kandungan emas dari Lokasi tambang River Reef dan Hill Reef di Poboya, Palu. Kenaikan terjadi lantaran kegiatan pemboran yang aktif pada area tersebut.

CPM bekerja sama dengan AMC Consultants (Australian Mining Consultants) yang berasal dari Perth, Australia dalam melakukan estimasi sumberdaya mineral yang sesuai dengan standar Joint Ore Reserves Committee (JORC). Dalam laporan terakhirnya, CPM menunjukan rata-rata kadar emas sebesar 4,9 gram per ton (g/t), dengan kandungan emas sebesar 4,2 juta oz emas dalam sumber daya mineral yang berasal dari Lokasi tambang River Reef.

”Kami yakin kadar emas yang lebih tinggi dalam sumber daya mineral kami di Poboya akan berdampak positif terhadap kinerja BRMS." kata  CEO & Direktur Utama PT Bumi Resources Minerals Tbk, Agus Projosasmito dalam keterangan resmi, Rabu (4/9/2024).

Laporan yang sama juga menunjukan bahwa sebagian besar dari kandungan emas tersebut (89%) diestimasikan untuk ditambang dengan metode penambangan bawah tanah. Adapun lokasi tambang di Hill Reef juga memberikan tambahan kandungan emas sebesar 329 ribu oz emas.

Pada awal tahun ini, CPM telah menunjuk PT Macmahon Indonesia (MMI) sebagai kontraktor jasa penambangan di proyek emas Poboya. MMI merupakan anak usaha dari Macmahon Holdings Limited, Perusahaan yang tercatat di bursa efek Australia (ASX) yang berpengalaman dalam penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah.

CPM akan bekerjasama dengan MMI untuk mengkaji beberapa opsi untuk dapat menambang sumberdaya mineral tersebut secara komersial di masa mendatang. "Kerja sama yang telah kami mulai dengan MMI juga akan memastikan opsi yang terbaik untuk menambang sumberdaya mineral tersebut secara komersial," imbuh Agus memungkasi.

 

Saham BUMI Resources Tumbuh dengan Stabil, Ini Analisisnya

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam perkembangan terkini di pasar modal Indonesia, saham BUMI Resources menjadi sorotan para investor dan analis. Kinerja saham BUMI Resourcesmenunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan global. Para pelaku pasar tengah memantau dengan seksama pergerakan saham BUMI Resources, mengingat perannya yang signifikan dalam sektor pertambangan nasional.

Fenomena pertumbuhan saham BUMI Resources ini tidak lepas dari strategi perusahaan dalam menghadapi fluktuasi harga komoditas. Meskipun harga batubara global mengalami penurunan, manajemen BUMI Resources berhasil mengoptimalkan operasional dan efisiensi biaya, yang tercermin dalam laporan keuangan terbaru. Hal ini semakin memperkuat kepercayaan investor terhadap prospek saham BUMI Resources di masa mendatang.

Analis pasar modal merekomendasikan para investor untuk mencermati pergerakan saham BUMI Resources dalam beberapa bulan ke depan. Dengan fundamental yang solid dan potensi pertumbuhan yang menjanjikan, saham BUMI Resources diprediksi akan terus menarik minat para pelaku pasar. Namun, seperti halnya investasi lainnya, para investor diimbau untuk tetap waspada terhadap faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja saham BUMI Resources.

Berikut penjelasan yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, pada Selasa (20/8/2024).

Analisis Kinerja Keuangan BUMI Resources

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan penurunan pendapatan pada semester I 2024, namun berhasil membukukan kenaikan laba bersih. Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan BUMI tercatat sebesar US$ 595,84 juta, turun 32,76% year on year (yoy) dari US$ 886,27 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penjualan batubara masih menjadi kontributor utama pendapatan BUMI, menyumbang US$ 534,57 juta. Rinciannya adalah penjualan batubara ekspor sebesar US$ 378,34 juta dan penjualan lokal sebesar US$ 156,22 juta. Selain itu, penjualan emas menyumbang US$ 60,04 juta dan penjualan perak US$ 1,22 juta.

Meskipun pendapatan mengalami penurunan, BUMI berhasil mencatatkan kenaikan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 3,76% pada semester I 2024. Laba bersih naik dari US$ 81,82 juta menjadi US$ 84,91 juta.

Peningkatan Produksi dan Efisiensi Operasional

Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava, mengungkapkan bahwa selama 6 bulan pertama tahun 2024, BUMI mencatatkan kenaikan produksi batubara dari 35,4 MT menjadi 37,7 metrik ton (MT). Peningkatan produksi ini disebabkan oleh performa kontraktor yang lebih baik dan curah hujan yang lebih sedikit di wilayah tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Meskipun produksi meningkat, harga batubara justru mengalami penurunan menjadi US$75,2 per ton pada paruh pertama tahun 2024, dibandingkan dengan US$ 93,2 per ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan harga ini sejalan dengan tren penurunan harga batubara dunia.

Namun, BUMI berhasil meningkatkan efisiensi operasionalnya. Selama semester I 2024, biaya unit produksi turun dari US$ 52,8 per ton menjadi US$ 47,0 per ton. Penurunan biaya ini disebabkan oleh harga minyak bumi yang lebih rendah, rasio pengupasan yang lebih rendah, dan produktivitas KPC yang lebih tinggi.

Prospek dan Rekomendasi Analis

Analis menilai bahwa emiten sektor pertambangan, termasuk BUMI, tengah terdorong oleh harga global batubara dan nikel yang sudah jauh lebih stabil dibandingkan tahun lalu. Permintaan dan penawaran yang lebih seimbang menjadi faktor pendukung kinerja sektor ini.

Untuk jangka pendek, salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan adalah fenomena alam El Nina, yang diprediksi akan membawa curah hujan cukup ekstrim. Hal ini dapat berdampak terhadap produksi tambang domestik, termasuk BUMI.

Meskipun menghadapi tantangan berupa penurunan harga batubara global, BUMI Resources menunjukkan ketahanan dan kemampuan adaptasi yang baik. Peningkatan produksi, efisiensi operasional, dan kemampuan mencetak laba di tengah penurunan pendapatan menunjukkan manajemen yang solid.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya