Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) terpantau berada di zona merah pada perdagangan hari ini, kamis 31 Oktober 2024.
Merujuk data RTI, saham GJTL turun 1,09 persen ke posisi 1.355 pada pukul 14.00 WIB. Harga saham GJTL melemah 2,5 persen ke posisi Rp 1.335 per saham pada pukul 15.05 WIB. Harga saham GJTL sentuh level tertinggi Rp 1.390 dan level terendah Rp 1.320 per saham.
Sebelumnya, saham GJTL sempat naik pada Rabu, 30 Oktober 2024. Saat itu, GJTL naik 13,22 persen ke posisi 1.370, usai mengumumkan kinerja periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024.
Advertisement
Hingga September 2024, emiten jagoan Lo Kheng Hong itu membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Perseroan membukukan penjualan bersih Rp 13,44 triliun, naik 6,91 persen dibandingkan penjualan pada September 2023 yang tercatat sebesar RP 12,57 triliun. Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan sampai dengan September 2024 naik menjadi RP 10,51 triliun dari Rp 9,99 triliun pada September 2023.
Meski begitu, laba kotor perseroan masih naik yakni menjadi Rp 2,93 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,58 triliun. Beban penjualan sampai dengan September 2024 tercatat sebesar Rp 734,36 miliar, beban umum dan administrasi Rp 528 miliar, beban keuangan Rp 446,71 miliar, serta bagian rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama tercatat sebesar Rp 14,48 miliar.
Bersamaan dengan itu penghasilan bunga tercatat sebesar Rp 9,12 miliar dan keuntungan lain-lain Rp 93,33 miliar. Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 988,55 miliar. Laba itu naik 41,37 persen dibandingkan laba pada September 2023 yang tercatat sebesar Rp 699,28 miliar.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Kamis (31/10/2024), aset GJTL sampai dengan September 2024 tercatat sebesar Rp 19,89 triliun, naik dari Rp 18,98 triliun pada Desember 2023. Liabilitas sampai dengan September 2024 naik menjadi Rp 10,75 triliun dibanding Rp 10,62 triliun yang dicatatkan pada akhir tahun lalu. Sementara ekuitas sampai dengan September 2024 tercatat sebesar Rp 9,14 triliun, naik dari Rp 18,98 triliun pada Desember 2024.
Tebar Dividen
Sebelumnya, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 174,22 miliar. Pembagian dividen tunai tersebut telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 26 Juni 2024.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (2/7/2024), pembagian dividen Gajah Tunggal itu setara Rp 50 per saham.
Perseroan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2023 berdasarkan data keuangan per 31 Desember 2023 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 1,18 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 6,11 triliun, dan total ekuitas sebesar Rp 8,35 triliun.
Jadwal Pembagian Dividen
Berikut jadwal pembagian dividen untuk tahun buku 2023:
- Tanggal efektif pada 26 Juni 2024
- Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 4 Juli 2024
- Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 5 Juli 2024
- Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 8 Juli 2024
- Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 9 Juli 2024
- Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 8 Juli 2024 waktu 16.00
- Tanggal pembayaran dividen pada 26 Juli 2024
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan Selasa, 2 Juli 2024, harga saham GJTL naik 0,82 persen ke posisi Rp 1.225 per saham. Harga saham GJTL dibuka stagnan di posisi Rp 1.215 per saham. Harga saham GJTL berada di level tertinggi Rp 1.270 dan terendah Rp 1.205 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.344 kali dengan volume perdagangan 313.605 saham. Nilai transaksi Rp 38,9 miliar.
Advertisement
Saham Andalan Lo Kheng Hong GJTL Ngacir Usai Umumkan Laba Rp 1,81 Triliun pada 2023
Sebelumnya, saham andalan Lo Kheng Hong, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), ngacir usai umumkan kinerja kinclong untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Saham GJTL ditutup naik 10,36 persen ke posisi 1.385 pada Senin, 1 April 2024.
Penguatan berlanjut pada Selasa, 2 April 2024. Hingga sekitar pukul 9.50. WIB, saham GJTL naik 2,89 persen ke posisi 1.420. Saham Gajah Tunggal dibuka pada posisi 1.385 dan bergerak pada rentang 1.375-1.460.
Melansir data RTI, frekuensi perdagangan pada periode ini tercatat sebanyak 4.595 kali. Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 34,26 juta lembar senilai Rp 49,17 miliar. Dalam sepekan, harga saham GJTL naik 15,38 persen. Dalam satu tahun terakhir, saham GJTL telah naik 124,41 persen.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/4/2024), perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 mencapai Rp 1,81 triliun. Raihan itu berbalik dari rugi bersih yang dicatatkan pada 2022 sebesar Rp 181,39 miliar.
Sepanjang 2023, perseroan membukukan penjualan Rp 16,97 triliun pada 2023. Penjualan itu turun 1,16 persen dibandingkan penjualan pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 17,17 triliun.
Meski begitu, perseroan juga berhasil menekan beban pokok penjualan pada 2023 menjadi Rp 13,24 triliun dari Rp 14,82 triliun pada 2022. Alhasil, laba kotor pada 2023 naik 58,70 persen menjadi Rp 3,73 triliun dari Rp 2,35 triliun pada 2022.
Aset Perseroan
Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban penjualan Rp 987,42 miliar, beban umum dan administrasi Rp 677,23 miliar, dan beban keuangan Rp 674,42 miliar.
Kemudian perseroan membukukan keuntungan kurs mata uang asing bersih Rp 85,04 miliar, bagian rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama Rp 74,66 miliar, penghasilan bunga Rp 50,99 miliar, serta keuntungan dan kerugian lian-lain Rp 81,5 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba bersih tahun berjalan Rp 1,17 triliun. Berbalik dibandingkan raihan tahun sebelumnya, di mana perseroan membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp 190,57 miliar.
Aset perseroan sampai dengan akhir Desember 2023 susut menjadi RP 18,98 triliun dari RP 19,02 triliun pada 2022. Meksi begitu, liabilitas ikut turun menjadi Rp 6,03 triliun pada 2023 dibandingkan Rp 6,45 triliun pada 2022. Sementara ekuitas pada 2023 naik menjadi Rp 8,35 triliun dari Rp 7,23 triliun pada 2022.
Advertisement