Harga Emas Berkilau, Saham Apa yang Menarik Dicermati?

Harga emas terus menunjukkan tren kenaikan, didukung oleh pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi AS. Harga emas melonjak ke level tertinggi dalam hampir tiga bulan pada Rabu, diperdagangkan sedikit di bawah rekor tertinggi harga emas sepanjang masa.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Jan 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2025, 06:00 WIB
Akhir Pekan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Jumat (22/9/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Harga emas terus menunjukkan tren kenaikan, didukung oleh pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi AS. Harga emas melonjak ke level tertinggi dalam hampir tiga bulan pada Rabu, diperdagangkan sedikit di bawah rekor tertinggi harga emas sepanjang masa.

Harga emas naik selama tiga minggu berturut-turut, dengan rata-rata harga selama lima hari perdagangan terakhir mencapai USD 2.691 per ons, naik 1,1% dibandingkan minggu sebelumnya. Di sisi lain, indeks dolar (DXY) cenderung stabil di angka 108,9, naik tipis 0,4% dari minggu sebelumnya.

Data inflasi AS yang sesuai dengan perkiraan, yaitu 2,9% pada Desember (sebelumnya 2,7%), menambah optimisme pasar terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut di tahun 2025. Namun, laju inflasi produsen (PPI) AS pada Desember yang lebih rendah dari perkiraan, yakni 3,3% (ekspektasi 3,4%), menambah tekanan pada dolar dan meningkatkan daya tarik emas di mata pembeli internasional.

"Meski begitu, berkurangnya ketegangan geopolitik di beberapa wilayah berpotensi menurunkan status emas sebagai aset safe haven, yang dapat membatasi kenaikan harga lebih lanjut di masa depan," Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan dan Hernanda Cahyo, dikutip Jumat (24/1/2025).

Saham Pilihan

Samuel Sekuritas tetap memperkirakan harga emas akan berada di kisaran USD 2.800 per ons hingga akhir tahun 2025, didorong oleh potensi peningkatan permintaan emas sebagai cadangan. Namun, jika The Fed memperlambat laju pemotongan suku bunga, hal ini bisa menahan kenaikan harga emas.

"Dari sisi saham, kami masih memilih BRMS sebagai rekomendasi utama, dengan target harga Rp 500 per saham, karena prospek pendapatannya yang kuat dan potensi pengembangan asetnya," tulis Farras Farhan dan Hernanda Cahyo.

 

 

Kinerja Perusahaan

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, Pengamat pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menjelaskan, kinerja perusahaan yang solid sepanjang kuartal III 2024 menjadi indikator kuat bahwa BRMS berada di jalur pertumbuhan yang baik.

Laba bersih yang naik 54% secara tahunan (yoy) dan pendapatan yang melonjak 231% yoy, dari USD 32,74 juta pada sembilan bulan pertama 2023 menjadi USD 108,48 juta pada periode yang sama di 2024, menunjukkan kemampuan BRMS dalam memanfaatkan momentum kenaikan harga emas dan peningkatan produksi. Kenaikan laba usaha sebesar 189% yoy menjadi USD 28,56 juta serta produksi emas yang naik 176% yoy menjadi 45.366 ons selama Januari-September 2024 juga mencerminkan efisiensi operasional yang meningkat.

"Sentimen positif yang berpotensi meningkatkan kinerja BRMS di tahun ini terutama berasal dari proyeksi harga emas yang masih menarik di tengah ketidakpastian global," ulas Hendra dalam pemberitaan Liputan6,com sebelumnya.

 

Investor Harus Apa?

IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Menurut Hendra, emas tetap menjadi aset safe haven yang banyak diminati, sehingga harga emas diperkirakan stabil atau bahkan naik di 2025. Selain itu, penemuan cadangan mineral emas yang tinggi di tambang bawah tanah Palu, dengan total kandungan emas sebesar 3,54 juta oz dan kadar emas rata-rata 3,2 g/t, memberikan prospek jangka panjang yang kuat bagi BRMS.

Melihat kinerja dan prospek positif ini, Hendra mengatakan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengoleksi saham BRMS. Kenaikan laba usaha dan margin keuntungan yang sehat menunjukkan bahwa BRMS mampu mengelola bisnisnya dengan baik.

Namun, investor perlu memperhatikan beberapa tantangan yang mungkin dihadapi BRMS ke depan, seperti fluktuasi harga emas yang dapat mempengaruhi pendapatan, kebutuhan teknologi canggih untuk mengelola tambang bawah tanah, dan potensi perubahan regulasi di sektor pertambangan yang bisa mempengaruhi operasi perusahaan. Meskipun demikian, prospek BRMS tetap kuat dengan dukungan dari cadangan emas yang besar dan potensi harga emas yang stabil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya