Beban Usaha Naik, Garuda Indonesia Cetak Rugi US$ 22,32 Juta

PT Garuda Indonesia Tbk mencatatkan rugi bersih hingga kuartal ketiga 2013.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Okt 2013, 12:29 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2013, 12:29 WIB
garuda-indonesia-130911-b.jpg
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatatkan rugi bersih yang diatribusikan (ditanggungkan) kepada pemilik entitas induk menjadi US$ 22,32 juta untuk periode Januari-September 2013.

Padahal periode sama tahun 2012, perseroan masih mencatatkan untung sebesar US$ 56,06 juta. Meski demikian, perseroan masih mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sebesar 12,5% menjadi US$ 2,68 miliar untuk periode Januari-September 2013.

Perseroan mencatatkan kenaikan beban usaha sebesar 16% sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2013. Beban usaha perseroan menjadi US$ 2,66 miliar hingga sembilan bulan pertama tahun 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai US$ 2,29 miliar.

Kenaikan beban usaha dari operasional penerbangan menjadi US$ 1,59 miliar hingga sembilan bulan pertama 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar US$ 1,32 miliar. Tiket, penjualan dan promosi naik menjadi US$ 242,35 juta hingga sembilan bulan pertama tahun 2013.

Dengan kenaikan beban usaha itu, laba usaha perseroan turun menjadi US$ 22,10 juta hingga sembilan bulan pertama tahun 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar US$ 89,84 juta.

Perseroan mendapatkan kenaikan pendapatan keuangan menjadi US$ 11,19 juta hingga sembilan bulan pertama tahun 2013. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (31/10/2013).

Total liabilitas dan ekuitas perseroan naik menjadi US$ 2,9 miliar pada 30 September 2013 dari posisi 31 Desember 2012 senilai US$ 2,51 miliar. Kas dan setara kas perseroan naik menjadi US$ 372,59 juta pada 30 September 2013.

Pada perdagangan saham siang ini, saham GIAA melemah 1% ke level Rp 495 per saham. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 1,3 miliar. (Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya