Liputan6.com, Jakarta Pertama kali konser daerah perbatasan di kota Atambua, para personel Slank, Kaka (vokal), Bimbim (drum), Ridho (gitar) dan Ivanka (bass)—tanpa Abdee Negara (gitar)—penasaran dengan kondisi terluar Indonesia itu. Mereka pun menyempatkan diri untuk mengunjungi daerah perbatasan Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste di Desa Silawan, Kecamatan Montain, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (32/5/2016) siang.
Saat melintas di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia, Kaka cs sudah disambut masyarakat sekitar. Mereka pun senang begitu mengetahui musikus ibukota mengunjungi daerahnya. Tanpa dikomando, mereka pun berebut untuk berfoto bersama dengan para personel Slank.
Advertisement
Dengan pengawalan ketat pasukan TNI, Bimbim cs berjalan menyusuri perbatasan RI-Timor Leste. Mereka pun sempat berfoto di depan tugu perbatasan yang ditandatangani oleh Presiden Republik Demokratik Timor Leste pertama Xanana Gusmao.
"Slank ingin memberikan semangat untuk masyarakat di perbatasan agar tetap setia dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kami sebarkan cinta ke mereka melalui lagu-lagu kita," kata Bimbim di tengah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia, RI-Timor Leste, Selasa (31/2016).
Para personel Slank memang ingin masyarakat bangga dengan daerah mereka di perbatasan. Bimbim menginginkan masyarakat di perbatasan bisa bangga dengan daerahnya, meski berbatasan dengan negara lain.
"Pola pikir masyarakat kita ini masih salah dengan menjadikan sungai, laut dan perbatasan sebagai halaman belakang. Padahal di Belanda mereka menjadikan halaman depan sebagai batas negara yang pastinya harganya mahal," kata Bimbim.
Sepanjang Selasa (31/5) terlihat ratusan warga Timor Leste yang 'menyeberang' ke Atambua. Sebagian besar mengendarai motor. Mereka mengaku Slankers yang sengaja ingin menyaksikan Bimbim cs. Dari PLBN, warga Timor Leste itu menuju Lapangan Simpang Lima, Atambua—ibukota Belu. Di lapangan itu, Slank tampil menghibur warga Atambua untuk pertama kalinya sejak dibentuk tahun 1987.
"Kalau kerja di luar (Indonesia), ya duitnya bawa ke sini. Ciptakan pekerjaan disini. Program ini membangun desa, mengangkat dan menyemangati jiwa nasionalisme orang di sini. Kita enggak mesti ke sebelah (Timor Leste)," ujar Bimbim Slank.