Lagunya Dipakai Donald Trump, Backstreet Boys Protes

Backstreet Boys tak terima lagu mereka digunakan dalam acara kampanye dari kandidat calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

oleh Godham Perdana diperbarui 13 Okt 2016, 23:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2016, 23:00 WIB
Backstreet Boys
Backstreet Boys (Source: fanpop.com)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak band dan penyanyi yang lagunya digunakan untuk acara kampanye Donald Trump tanpa seijin pihak musikus penciptanya. Sebelumnya lagu Queen dan Adele diputar tanpa ijin di acara kampanye kandidat calon presiden Amerika Serikat itu. Lantas kali ini datang dari boyband Backstreet Boys yang mengalami hal serupa.

Capres AS, Partai Republik, Donald Trump berhadapan dengan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, dalam Debat Capres AS 2016 putaran kedua di Washington University, St Louis, Missouri, Minggu (9/10). (REUTERS/REUTERS/Jim Young)

Seperti yang diberitakan oleh Aceshowbiz, pada saat acara kampanye Donald Trump di Ocala, Florida baru-baru ini, lagu "I Want It That Way" dari Backstreet Boys diputar beberapa kali sepanjang acara tersebut.

Saat mengetahui hal tersebut, perwakilan Backstreet Boys segera mengklarifikasi dan menyebutkan bahwa mereka tidak menyetujuinya dan enggan diasosiasikan dengan Donald Trump.

-

Berarti kini Backstreet Boys bergabung dengan jajaran musikus yang menolak lagunya digunakan oleh Donald Trump. Nama-nama yang lain diantaranya Rolling Stones, Neil Young, Aerosmith, The White Stripes, Adele, Queen dan George Harrison.

Sebelumnya saat lagu "We Are The Champions" dari Queen diputar di acara kampanye Donald Trump, sang gitaris Brian may protes dan menyatakan "Kami tidak pernah memberi ijin. Kami akan mengambil langkah hukum untuk memastikan bahwa lagu kami tidak digunakan lagi."

Brian May

Vokalis Aerosmith, Steven Tyler, juga mengancam akan menuntut Donald Trump jika lagu "Dream On" miliknya digunakan terus dalam acara kampanye.

Sedangkan Adele melarang lagunya dipakai untuk kampanye politik apapun. Seorang juru bicara Adele mengatakan hal tersebut setelah lagu "Rolling in the Deep" digunakan di berbagai acara kampanye Donald Trump.

Penyanyi 28 tahun itu juga baru-baru ini mencemooh Trump di konsernya dan merasa kasihan dengan warga AS karena punya sosok seperti itu untuk jadi calon presiden mereka.  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya