Liputan6.com, Jakarta Tanggal 10 November merupakan hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.
Untuk mengenang jasa Pahlawan Indonesia, para sineas Tanah Air membuat kembali aksi para pejuang dalam film-film drama biografi. Tentunya, dengan melibatkan sejumlah aktor ternama Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Pahlawan dan pejuang mulai dari zaman penjajahan hingga kemerdekaan, dibalut apik melalui tangan dingin para sineas, sehingga menghasilkan tontonan yang mendidik tentang sejarah bangsa.
Para aktor berikut ini pun sukses menghidupkan kembali sosok bersejarah ini ke atas layar. Siapa saja mereka? Tim Liputan6.com telah menyiapkannya. Selamat Hari Pahlawan!
Jenderal Soedirman - Adipati Dolken
Film Jenderal Soedirman dari sutradara Viva Westi menambah warna perfilman Indonesia lewat film biografi tokoh sejarah yang dikenal lewat taktik gerilya ini.
Adipati Dolken yang ditunjuk sebagai Jenderal Soedirman, terbilang sukses memerankan sang Panglima Besar tersebut. Adipati Dolken membuktikan ia mampu meningkatkan kualitas aktingnya, yang semula hanya dikenal sebagai pemeran karakter remaja.
Film ini semakin dahsyat dengan penambahan efek CGI (computer graphic imagery) untuk membuat visual serangan pesawat-pesawat tempur Belanda menjadi makin hidup.
Soekarno - Ario Bayu
Hanung Bramantyo mempercayai Ario Bayu untuk memerankan bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia tersebut.
Sebelumnya, Anjasmara dikabarkan telah dicalonkan oleh Rachmawati Sukarnoputri untuk memerankan tokoh ayahnya ini dalam film Soekarno yang telah dirilis pada 11 Desember 2013 tersebut.
Namun, sang sutradara, tetap memilih Ario Bayu sebagai aktor yang ia anggap pas memerankan Soekarno. Bukan tanpa alasan Hanung Bramantyo lebih memilih Ario Bayu untuk memerankan Presiden Indonesia pertama tersebut.
Menurutnya, Ario Bayu sangat cocok untuk memerankan karakter bapak Proklamasi. "Makanya pilihan saya orang yang punya postur 170 sentimeter ke atas. Pilihannya Agus Kuncoro, Darius Shinatrya, dan Ario Bayu. Bahkan kami juga casting pakai baju dan lighting biar terlihat gagah dan presentasikan ke Ibu Rachmawati," jelas Hanung Bramantyo dalam sebuah wawancara.
Tjokroaminoto - Reza Rahadian
Guru Bangsa: Tjokroaminoto adalah salah satu film tentang Pahlawan Nasional Indonesia. Garin Nugroho didaulat sebagai sutradara film ini, sementara Christine Hakim memproduseri film tersebut.
Reza Rahadian dipercaya untuk memerankan guru bangsa Tjokroaminoto. Dan seperti biasa, Reza menampilkan kualitas akting yang prima dalam film ini.Â
Dalam film tersebut, Tjokro yang lahir dari kaum bangsawan Jawa di Ponorogo, Jawa Timur, tidak membiarkan rakyat Indonesia kala itu mengalami kesenjangan sosial antar etnis dan kasta. Walaupun lingkungannya keluarga ningrat, ia berani melepas statusnya itu untuk bekerja sebagai kuli pelabuhan dan merasakan penderitaan sebagai rakyat jelata.
Tjokro berjuang dengan membangun organisasi Sarekat Islam, organisasi resmi bumiputera pertama terbesar kala itu, sehingga bisa mencapai dua juta anggota.
Cut Nyak Dien - Christine Hakim
Pada tahun 1988, Eros Djarot menyutradarai film drama biografi sejarah salah satu pahlawan Indonesia, Tjoet Nja' Dhien. Eros Djarot mempercayai Christine Hakim membintangi pahlawan yang berjuang di tanah Aceh tersebut.Â
Ini adalah film yang diajukan sebagai wakil Indonesia dalam Academy Awards ke-62 pada tahun 1990 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik, meski tak lolos sebagai nominasi.Â
Namun, Indonesia patut berbangga karena film ini menjadi film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes pada tahun 1989. Christine Hakim juga meraih Piala Citra tahun 1988 lewat peran ini.
Selain dibintangi oleh Christine Hakim, sejumlah aktor kawakan pun dilibatkan dalam pembuatan film ini. Seperti Piet Burnama, Slamet Rahardjo, dan Rudy Wowor.
Ahmad Dahlan - Lukman Sardi
Sang Pencerah adalah film yang diambil dari kisah nyata tentang pendiri organisasi Islam Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Hanung Bramantyo mempercayakan peran tersebut pada Lukman Sardi.
Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, dalam film tersebut, lelaki tegas dan berpendirian itu juga dimunculkan sebagai pembaharu Islam di Indonesia. Ia memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional.
Sosok Ahmad Dahlan pernah ditulis sebagai novel oleh sastrawan Akmal Nasery Basral dan mendapat predikat Fiksi Terbaik di Islamic Book Fair Award 2011.
Kartini - Dian Sastrowardoyo
Salah satu film pahlawan Indonesia yang akan hadir di layar lebar adalah Kartini. Sosok pejuang wanita Indonesia ini, diperankan oleh Dian Sastrowardoyo.
Film yang dibesut oleh sutradara Hanung Bramantyo, rencananya akan dirilis pada tahun 2017. Selain Dian Sastro, film ini diramaikan oleh Adinia Wirasti, Reza Rahadian, Acha Seprtiasa, Ayushita Nugroho dan Chirstine Hakim.
Kartini akan berfokus dengan cerita R.A Kartini yang dalam hidupnya memperjuangkan kesetaraan wanita Indonesia pada zaman penjajahan Belanda.
Kartini versi Hanung ini merupakan film ketiga yang mengangkat kisah perjuangan Kartini dalam mendapatkan haknya sebagai wanita.
Sebelum ini ada RA Kartini  (1983) besutan Sjumandaja dan Surat Cinta untuk Kartini (2015) karya Ashar Kinoy Lubis yang memasang nama Rania Putri dan Chicco Jericho sebagai bintang utama.