Sukses Lewati Drama, Morfem Tetap Liar di Album Ketiga

Album ketiga Morfem, Dramaturgi Underground, jadi pembuktian mereka setelah diterpa drama dalam band.

oleh Godham Perdana diperbarui 16 Nov 2016, 05:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2016, 05:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Konser kecil itu bertajuk Thursday Noise, yang malam itu (10/11/2016) memasuki gelaran ke-9. Dimeriahkan oleh band-band punk  dan indie rock macam The Jansen, Gascoigne dan the Rang-Rangs. Serta tak lupa sang empunya acara malam itu, yang sedang melangsungkan peluncuran album ketiganya: Morfem.

Penampilan Morfem di Thursday Noise #9 sekaligus peluncuran album ketiganya, Dramaturgi Underground (Foto: Agung Hartamurti)

Album terbaru Morfem itu menggunakan judul Dramaturgi Underground. Morfem sendiri kini beranggotakan Jimi Multhazam (vokal), Pandu Fuzztoni (gitar), Freddie A. Warnerrin (drum) dan Yusak Anugrah yang bergabung menjadi bassis pada awal tahun 2015. Band ini mengakui, banyak terjadi drama seperti pergantian personel, konflik dan sebagainya yang akhirnya memakan waktu penggarapan hingga tiga tahun. Hal ini kemudian menjadi inspirasi nama album mereka.

"Sampai akhirnya kita menilai album ini panjang banget dramanya selama tiga tahun itu. Akhirnya anak-anak sepakat enaknya judul albumnya Dramaturgi nih," ungkap sang vokalis Jimi Multhazam saat ditemui di Casa, Kemang.

Sedangkan untuk kata Underground diambil dari salah satu judul lagu yang ada di album berjudul "Roman Underground."

Di dalam sampul album, lagu "Roman Underground" menggunakan artwork yang dikerjakan oleh Aprilia Apsari (vokalis White Shoes and The Couples Company), begitu pula lagu-lagu lainnya yang mengusung konsep satu lagu menggunakan artwork yang masing-masing berbeda.

Vokalis Morfem, Jimi Multhazam, di depan karya dari sepuluh ilustrator yang berkolaborasi di album baru Morfem, Dramaturgi Underground (Foto: Maverick)

Selain Sari, Morfem juga menggandeng seniman lokal seperti Farid Stevy (vokalis FSTVLST), Ricky Malau, Marishka Soekarna, Argy Pradipta, Ahmad “Djali” Rizzali, Reza Pradipto, Gama Dwisetya, Ahmad “Madfire” Muarif, dan Rato Tanggela.

Secara musik, Morfem tetaplah Morfem. Masih mengusung formula musik indie rock yang bermuatan punk rock dan noise rock dengan gaya liar dan slebor. Tetapi mereka hanya singkat menyebutnya fuzz rock.

Cerita di Balik Lagu dan Penampilan Morfem di Acara Peluncuran

Dalam Dramaturgi Underground, Morfem juga membawakan ulang lagu "Kuning" dari pionir indie pop ibukota, Rumahsakit. Ada alasan khusus mengapa mereka memilih lagu tersebut.

"Gue punya ikatan emosionil sama album kedua Rumahsakit (Nol Derajat). Gue punya album itu ketika gue lagi broke-broke-nya. Soundtrack gue adalah album Nol Derajat. Dan lagu 'Kuning' itu secara lirikal luar biasa buat gue," tutur Jimi yang juga vokalis The Upstairs tersebut.

Saat Morfem membawakan "Kuning" di panggung Thursday Noise, mereka mengajak sang pencipta lagu sekaligus gitaris Rumahsakit, Mark Ricardo Nayoan, untuk turut tampil.

Malam itu Morfem juga memperkenalkan lagu-lagu lainnya dari album terbaru mereka seperti "Roman Undergound," "Memento," "Anabastestudineus" dan "Jungkir Balik." Penonton tambah menggila saat Morfem membawakan lagu-lagu dari album mereka sebelumnya macam "Gadis Suku Pedalaman," "Hey Tuan Botimen" dan "Tertidur di Manapun Bermimpi Kapanpun." Penampilan mereka ditutup dengan medley lagu-lagu dari legenda punk rock Ramones yang disambut heboh.

Lewat Dramaturgi Underground, Morfem membuktikan bahwa mereka telah melibas segala drama yang telah mereka lalui, dan siap jungkir balik kembali di atas panggung dengan indie rock yang slebor.  

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya