Liputan6.com, Jakarta - Jelang Tahun Baru Imlek, mulai banyak ramalan-ramalan keberuntungan terkait Shio. Namun tidak seperti kebanyakan orang, Billy Davidson yang juga berdarah Tionghoa, tidak terlalu percaya ramalan Shio.
Kendati demikian Billy Davidson tetap menghargai hal tersebut karena memandang hal tersebut sebagai sebuah tradisi.
"Shio gue kambing, gue Kristen. Gue ngeliat itu sebagai tradisi. Kan ada bukunya (ramalan berdasarkan Shio), tapi gue nggak berani baca sih," kata Billy Davidson saat ditemui di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Advertisement
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Baca Juga
Surprise
Billy Davidson memilih untuk tidak tahu sedikitpun soal prediksi yang akan terjadi di tahun baru Imlek tersebut.
"Soalnya gue kayak, ya sudah apapun yang terjadi di 2018 ya itu biar jadi surprise buat gue," lanjut Billy Davidson.
Advertisement
Ramalan Itu dari Manusia
"Kalau di situ ditulis gue bakal kaya, terus kalau tahu, gue jadi males dong. Gue nggak mau. Ramalan itu kan dari manusia, ya buat mereka aja yang percaya. Apapun yang terjadi, yang buat sukses ya gue sendiri, bukan ramalan," lanjutnya lagi.
Makna Immlek
Sementara itu, Billy Davidson memiliki makna sendiri untuk perayaan Imlek setiap tahunnya.
"Gue enggak tahu ya, tahun ke tahun konotasi Imlek itu dari kecil 'wah duit nih'. Cuma semakin tahun, semakin dewasa, konotasi Imlek sudah bukan ke uang," kata Billy Davidson.Â
Advertisement
Alat Pemersatu
Billy Davidson menyadari bahwa Imlek lebih dari itu. Imlek menjadi momen penting dimana seluruh anggota keluarga bisa berkumpul bersama. Dengan kata lain, Imlek jadi alat pemersatu di tengah kesibukan-kesibukan para anggota keluarga besarnya.
"Lebih ke ngumpul keluarga, ngikutin tradisi lah. Selain agama dan kultur, itu sebagai alat pemersatu sih. Bokap saudara ada yang muslim. Gue sadar ini cuma perbedaan konsep. Intinya pemersatu. Yang penting kumpul. Di tahun baru Chinese ini ke depannya harus semakin rajin," kata Billy Davidson lagi. (Sur/Gie)