Liputan6.com, Jakarta - Roro Fitria masih berduka atas meninggalnya sang ibunda. Belum reda duka tersebut, pesinetron Islam KTP itu sudah harus harap-harap cemas. Pasalnya, Roro Fitria akan mendengar putusan sidangnya terkait kasus narkoba.
Seperti diketahui, jaksa penuntut umum telah menuntut Roro Fitria dengan hukuman lima tahun penjara.
Tak bisa dipungkiri jika Roro Fitria masih merasa sangat tertekan dan sedih. Ia bahkan sempat pingsan. Wanita berusia 28 tahun ini memang sudah mencoba untuk mengikhlaskan kepergian ibunya, namun tetap saja, bayangan mendiang ibunda masih sering mampir dalam tiap tidurnya.
Advertisement
"Dari sejak Senin sampai dengan sekarang, saya tidak bisa tidur tenang, beberapa kali saya pingsan. Dan ketika saya coba untuk menutup mata, saya setelah saya baca Yasin, baca Tahmid nyesak dada saya. Saya sudah berusaha ikhlas, astaghfirullah saya ikhlas, saya ikhlas," ujar Roro Fitria ketika ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018).
"Saya merem justru saya melihat kenangan saya sama ibu saya, karena kan mama selalu ada di dekat saya. Jadi sembari tidur saya peluk tanah dan bunga ini, sama saya peluk foto mama," imbuhnya.
Baca Juga
Ibunda Roro diceritakan sebagai sosok yang sangat sabar dan penyayang pada anaknya. Ketika pemain film Bangkitnya Suster Gepeng ini diterpa kasus narkoba, bukannya marah, sang ibunda malah menyalahkan diri sendiri.
"Banyak, banyak yang dirindukan (dari ibunda), kasih sayangnya, lemah lembutnya, jiwa penyayangnya. Luar biasa kesabaran bunda. Bunda tidak pernah mengeluh apapun, enggak pernah marahin saya. Yang jelas saya sudah sangat merasa bersalah merasa berdosa. Mama bukannya marah sama saya, mama justru kasihan sama saya, mama malah menyalahkan dirinya sendiri kenapa mama enggak bisa menjaga saya sebaik mungkin," sambungnya.
Berhijab
Sekembalinya dari pemakaman sang ibunda, Roro terlihat mengenakan hijab saat menjalani persidangan. Wanita yang juga sempat jadi DJ ini tak memungkiri jika penampilannya itu untuk sementara ini hanya demi menghormati mendiang ibunya. Karena untuk urusan hijab, Roro ingin membenahi hatinya dulu.
Advertisement
Sementara
"Insya Allah, yang pasti ini merupakan rasa hormat saya, rasa duka yang sangat mendalam, dan bagi saya ini adalah merupakan hijab luar. Yang paling penting menurut prinsip saya adalah hijab di hati yang Insya Allah istikamah imannya. Insya Allah baik, saya bisa menyesali perbuatan saya, dan hijab di hati semoga bisa menghilangkan penyakit hati, baik itu syirik, dengki dan lain sebagainya," pungkasnya.
"Dan untuk hijab yang kasat mata seperti ini merupakan hijab kedua, hijab pertama menurut saya adalah hijab di hati karena saya masih dalam suasana berkabung, tapi saya menghormati mama saya," ia mengakhiri. (Guntur Merdekawan/Kapanlagi.com)