Film Sultan Agung Diputar di Amerika Serikat

Acara nonton bareng film Sultan Agung diselenggarakan oleh Permias DC di The George Washington University (GWU), Minggu (2/12/2018).

oleh Aditia Saputra diperbarui 03 Des 2018, 14:30 WIB
Diterbitkan 03 Des 2018, 14:30 WIB
[Bintang] Sultan Agung
Poster film Sultan Agung

Liputan6.com, Jakarta Setelah di bioskop-bioskop Indonesia, film Sultan Agung juga tayang di Washington DC, Amerika Serikat. Acara nonton bareng itu sendiri diselenggarakan oleh Persatuan Mahasiswa Indonesia di Washington DC (Permias DC)  di The George Washington University (GWU), Minggu (2/12/2018). Acara pemutaran film terbaru karya Hanung Bramantyo ini dihadiri oleh sekitar 100 audiens yang berasal dari kalangan akademisi dan umum. 

Dalam kesempatan ini, Permias DC bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC, Los Angeles Independent Film Festival (LAIFF), Organization of Asian Studies di GWU, dan Sigur Center for Asian Studies di GWU. Pemutaran film Sultan Agung dilakukan di Harry Harding Auditorium, Elliot School of International Affairs, GWU.

Presiden Permias DC, Aldwin Yusgiantoro menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk mempromosikan Indonesia melalui film nasional. Ia menganggap sudah menjadi tugas pelajar Indonesia yang sedang mengenyam Pendidikan di negeri Paman Sam ini untuk berkontribusi kepada bangsa dengan cara-cara apapun yang positif.

"Kami sebagai pelajar Indonesia di sini punya semangat yang kuat untuk mempromosikan Indonesia dan menanamkan citra positif bangsa kita kepada masyarakat di Amerika. Selain itu, kami juga berupaya menanamkan rasa cinta Tanah Air kepada diaspora Indonesia melalui film sejarah seperti Sultan Agung ini," jelas Aldwin dalam keterangannya kepada Liputan6.com, Senin (3/12/2018).

 

Film Sejarah

Sultan Agung
Nonton bareng film Sultan Agung di Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (2/12/2018).

Film Sultan Agung merupakan sebuah film yang menyajikan cerita sejarah Kerajaan Mataram di bawah kepemimpinan Sultan Abdullah Muhammad Maulana Mataram (Raden Mas Rangsang) melawan penjajahan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) pada abad ke 17 masehi. Jadi, budaya Indonesia sangat kental di film ini. 

"Kita mengapresiasi pemutaran film ini karena memuat konten nasionalisme. Jadi diaspora Indonesia dan warga Amerika yang menonton film ini mendapatkan pemahaman mengenai sejarah bangsa kita,” ujar Theo Nugroho, Konsuler KBRI DC, saat memberi kata sambutan sebelum pemutaran film.

 

Apresiasi

Sultan Agung
Martino Lio dan Aldwin Yusgiantoro saat Nonton bareng film Sultan Agung di Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (2/12/2018).

Setelah penayangan film, panitia menyajikan sesi tanya dan jawab dengan salah satu aktor utama film Sultan Agung, Marthino Lio. Pada kesempatan tanya jawab ini, beberapa penonton juga memberikan apresiasi kepada Permias DC yang telah menyelenggarakan acara ini dan meminta acara seperti ini dapat dilakukan lebih rutin. 

Marthino Lio juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak terkait yang telah menyelenggarakan pemutaran film ini dan membuat film karya anak bangsa ini dapat dikenal oleh masyarakat internasional. “Saya mengucapkan terimakasih kepada Permias DC atas penyelenggaraan acara ini, dan semoga kegiatan seperti ini makin sering di lakukan di Amerika Serikat dan dunia internasional lainnya," pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya