Liputan6.com, Jakarta - Nadya Arina menjadi pemeran utama film Pocong The Origin. Ini bukan film horor perdana yang dibintanginya. Sebelum ini artis berusia 21 tahun ini sempat bermain dalam film Kafir (2018).
Namun, Pocong The Origin mendatangkan kesan sekaligus tantangan tersendiri buat Nadya Arina. "Main horor sudah pernah. Tapi, tetap beda rasanya dengan Pocong The Origin," ungkap artis yang ngetop lewat sejumlah judul FTV ini, di sela-sela press conference, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kesan mendalam itu dirasakan karena sebagai Sasthi, Nadya Arina harus bermain total dalam hal emosi, ya marah hingga ketakutan. Sementara soal tantangan karena pemain sinetron Haji Belajar Ngaji ini diminta sang produser, Chand Parwez Servia harus menyanyi.
Advertisement
"Aku yang bawain lagu OST film ini," kata Nadya Arina.
Baca Juga
Lagu Ciptaan Sutradara
Lagu OST atau original soundtrack film Pocong The Origin yang dibawakan Nadya Arina berjudul "Bumi". Bukan hanya membawakan di adegan film, saat jumpa wartawan, beberapa waktu lalu Nadya Arina juga ditantang produser nyanyi live.
"Rasanya mau nangis. Hahaha. Direkam suanya di studio aja udah deg-degan. Eh ini juga diminta nyanyi live," papar Nadya Arina.
"Bumi" adalah lagu yang diciptakan Monty Tiwa, sutradara dan penulis skenario Pocong The Origin. Lagu berirama keroncong ini membalut suara manis Nadya Arina yang bertimbre tipis.
"Kalau soal nyanyi ya orang bisa aja nyanyi. Di karaoke juga bisa. Tapi, apa iya suaranya bagus. Duh semoga lagu yang aku bawakan disenangi penonton film Pocong The Origin deh," tambah Nadya Arina.
Advertisement
Seret Surya Saputra
Film Pocong The Origin bercerita tentang Ananta, yang diperankan Surya Saputra. Pria itu adalah terpidana mati karena kasus pembunuhan. Kepala Lapas (Tegar Satrya) dan tim sudah 2 kali eksekusi mati dengan menembak Ananta, tapi pria itu tak mati-mati juga.
Ananta sempat mengatakan dia hanya bisa mati oleh darah dagingnya sendiri. Akhirnya timah panas dimuntahkan spontan oleh Sasthi (Nadya Arina), ke tubuh Ananta. Sasthi sang putri semata wayang Ananta, harus membawa jenazah pria itu ke Cimacan, tanah kelahirannya.
Lebih dari dua pertiga film ini bercerita tentang perjuangan Sasthi ditemani sipir Yama (Samuel Rizal) saat membawa jenazah Ananta untuk dimakamkan di kampung halaman. Sasthi dan Yama sempat terganggu dengan wartawan yang mengejar-ngejar mobil jenazah. Soalnya ada isu Ananta memilki ilmu yang membuat dia susah mati.