Curhat Anggun soal Putus Cinta Setelah Kunjungi Prambanan

Liputan6.com, Yogyakarta - Hari terakhir Prambanan Jazz Festival 2019 makin panas saat Anggun naik panggung. Anggun memulai performanya dengan instrumen “Rose” dan “No Promises.” Ia kemudian menyapa penonton dengan tembang syahdu “Kembali.”

Nyaris tanpa jeda, Anggun memamerkan beberapa hitnya terdahulu seperti, “Snow on the Sahara,” “Yang Kutunggu,” “Mantra,” “Mimpi,” dan “Hanyalah Cinta.” Yang menarik di sela konser, Anggun berbagi cerita soal putus cinta usai berkunjung ke Candi Prambanan.

“Sudah lama sekali saya enggak berkunjung ke Yogyakarta. Biasanya saya lewat saja karena manggung di Surabaya atau Solo,” cerita Anggun sambil memuji penonton Prambanan Jazz Festival 2019 sangat santun.

Anggun melanjutkan, “Pernah saya berkunjung ke Candi Prambanan beberapa tahun lalu. Teman saya bilang begini, ‘Nggun, kamu kalau ke sini jangan bawa pacar. Nanti sepulang dari sini kalian putus, lo.’ Awalnya saya enggak percaya. Ternyata beberapa minggu kemudian saya dan pacar benaran putus.”

Setelah itu, Anggun berdoa agar tidak manggung di Candi Prambanan kecuali sudah menikah. Doa itu terkabul tahun ini. “Malam ini saya manggung di Candi Prambanan, datang ke Yogyakarta bersama suami dan anak,” ujar Anggun.

Dalam kesempatan itu, Anggun minta maaf jika sebagian lagu yang dibawakannya tidak bernuansa jaz melainkan pop-rock. Permintaan maaf ini disambut tepuk tangan penonton. Merespons tepuk tangan itu, Anggun berujar, “Pengertian sekali Anda-anda ini.”

Konser Anggun, Minggu (7/7/2019) malam, sekaligus menjadi ajang kilas balik karier sang diva. Anggun mengatakan, sebagian artis sangat berbakat sekaligus beruntung sehingga suskes mencetak banyak hit. Sebagian lagi memiliki teknik vokal tinggi tapi tak kunjung menemukan momentum.

“Saat berkarier di Indonesia saya mendapat banyak keberuntungan. Lalu saya menemukan lagu yang membuka jalan ke berbagai negara di dunia. Lagu itu ‘Snow on the Sahara,’” beber Anggun yang menutup konser dengan hit legendaris “Tua-tua Keladi.” (Wayan Diananto)