Liputan6.com, Jakarta - Gundala yang tayang di jaringan bioskop di Indonesia, menyisakan banyak cerita. Salah satunya datang dari aktor Malaysia, Bront Palarae. Dalam Gundala, Bront Palarae memerankan Pengkor, yang memiliki akses ke sejumlah anggota dewan.
Pengkor dikenal sebagai dalang mafia yang tersebar di sejumlah provinsi di Tanah Air. Untuk menghidupkan tokoh antagonis ini, Bront Palarae tak boleh terlihat tampan. Bintang film Pengabdi Setan menggunakan prostetis agar sebagian wajahnya tampak hancur akibat luka bakar.
Menggunakan prostetis tak semudah yang dibayangkan. “Makeup wajah menggunakan prostetis. Proses riasannya sampai 2 jam. Riasannya tak masalahnya, tapi kalau terpapar cahaya lampu di lokasi syuting rasanya enggak nyaman,” beri tahu Bront Palarae kepada Showbiz Liputan6.com.
Advertisement
Baca Juga
Dua hari pertama terasa berat. Apalagi jika terpapar cahaya lampu yang panas terus-menerus, prostetis harus dipoles ulang. Beruntung, riasan prostetis ditangani Darwyn Tse. Bront Palarae dan Darwyn Tse pernah bekerja sama di proyek Pengabdi Setan.
“Dua jam di-makeup, syuting 10 sampai 15 jam selama 2 minggu. Dua hari pertama terasa kurang nyaman, butuh adaptasi. Hari ketiga saya mulai menikmati,” ujar Bront Palarae di Jakarta, baru-baru ini.
Sempat terpikir oleh Bront Palarae untuk komplain atau mengeluh. Namun ia teringat Abimana Aryasatya. “Abimana lebih parah karena kostumnya (Gundala) gerah. Tantangan Abimana lebih besar, belum koreografi tarungnya,” ia menyambung.
Imbauan
Gundala menandai kerja sama ketiga Bront dan Joko Anwar setelah Halfworlds dan Pengabdi Setan. Bront Palarae tahu betul banyak yang berharap kolaborasinya dengan Joko Anwar kali ini akan sesukses proyek sebelumnya. Seperti diketahui, Pengabdi Setan menyerap 4,2 juta penonton dan menjadi film terlaris tahun 2017. Bront Palarae lantas membuat imbauan.
“Saya harap penonton Pengabdi Setan lebih percaya prestasi Joko sebagai sutradara. Yang kemarin enggak sempat menonton Pengabdi Setan juga harus dukung. Ini film pertama jagat sinema bumi langit. Ini sesuatu yang membanggakan Indonesia bahkan Asia,” pungkasnya. (Wayan Diananto)
Advertisement