Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan, Menjelma Menjadi Cermin Kontemplatif Buat Penonton

Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan disarikan dari buku berjudul sama karya istri Ernest Prakasa, Meira Anastasia.

oleh Wayan Diananto diperbarui 15 Des 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2019, 13:00 WIB
Poster film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan. (Foto: Starvision Plus)
Poster film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan. (Foto: Starvision Plus)

Liputan6.com, Jakarta Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan disarikan dari buku berjudul sama karya istri Ernest Prakasa, Meira Anastasia. Buku Imperfect bukanlah novel dengan alur dan penokohan yang tegas.

Ia menyerupai curahan hati soal standar kecantikan masa kini yang belakangan tajam bagai pisau. Dalam Imperfect Meira berkeluh kesah, memberi sudut pandang soal standar kecantikan, dan solusi berdasarkan pengalaman.

Buku bersampul oranye ini lantas diproyeksikan ke layar lebar. Film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan menampilkan pasangan anyar Jessica Mila dan Reza Rahadian. Naskah Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan ditangani Meira dan Ernest.

Otak Saja Tak Cukup

Salah satu adegan film Imperfect. (Foto: Dok. Starvision Plus)
Salah satu adegan film Imperfect. (Foto: Dok. Starvision Plus)

Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan mengisahkan Rara (Jessica) yang bertubuh tambun, berkulit gelap, dengan rambut ikal lebat. Tak sesuai dengan standar kecantikan masa kini yang menuntut perempuan berbadan langsing, putih, dan rambut lurus. Ibunya, Debby (Karina) yang mantan model selalu mengingatkannya soal paha, kalori, dan karbohidrat.

Rara beda jauh dengan adiknya, Lulu (Yasmin). Lulu langsing, putih, dan berpipi tirus. Rara bekerja di perusahaan kosmetik, bagian riset. Suatu hari, sang manajer marketing, Sheila (Cathy) mengundurkan diri. Kelvin (Dion), pemimpin perusahaan, mencari pengganti. Ada dua kandidat kuat, yakni Marsha (Clara) dan Rara.

Meski lebih cerdas, Rara bukan pilihan pertama. Mengingat, di perusahaan kosmetik, otak saja tak cukup. Rara diberi waktu sebulan untuk mengubah penampilan. Ia menjalani diet dan olahraga hingga mencapai postur tubuh ideal. Perubahan fisik Rara disertai perubahan sikap. Pacar Rara, Dika (Reza) merasa ia tak setulus dulu. Saat itulah ibunda Dika, Ratih (Dewi) membesarkan hatinya.

Mereduksi Efek Samping

Rara dan Dika diperankan duo Jessica Mila-Reza Rahadian. (Foto: Dok. Starvision Plus)
Rara dan Dika diperankan duo Jessica Mila-Reza Rahadian. (Foto: Dok. Starvision Plus)

Yang khas dari film Ernest Prakasa, terdiri alur utama dan alur pendamping. Alur pendamping biasanya diisi cerita sarat kelakar menyerupai sketsa komedi yang melingkungi para tokoh utama. Ini melahirkan dua dampak. Pertama, ceritanya segar dan menghibur. Kedua, sketsa ini menjadi seperti ornamen. Sekedar guyon, tak serta merta menguatkan cerita.

Ini yang terjadi pada Susah Sinyal dan beberapa bagian Milly dan Mamet. Imperfect mereduksi efek samping cerita samping. Populasi pelawak tunggal di film ini lebih sedikit. Kalau ada, memang penting dan diposisikan menopang tulang punggung cerita. Peran ini disangga Kiky Saputri (sebagai Neti), Zsazsa Utari (Maria), Aci Resti (Prita), dan Neneng Wulandari (Endah). 

 

Geng Medioker

Aci Resti, Kiky Saputri, Zsazsa Utari, dan Neneng Wulandari. (Foto: Dok. Starvision Plus)
Aci Resti, Kiky Saputri, Zsazsa Utari, dan Neneng Wulandari. (Foto: Dok. Starvision Plus)

Mereka penghuni kos milik Ratih. Keempatnya bukan pemanis cerita biar lucu. Geng Neti adalah sampel yang merefleksikan romantika perempuan pada umumnya. Merasa kurang cantik, cacat di bagian ini dan itu, tak punya pacar, dan setumpuk problem lain. Di babak akhir, mereka mewakili perasaan mayoritas perempuan kelas medioker.

Tanpa mereka, Imperfect kurang lucu. Lebih tepatnya, kurang sempurna. Daya tarik Imperfect lainnya, transformasi Jessica Mila dari gemuk dan berkulit gelap menjadi superstar di kantor. Ia menggenapi tugas seorang aktor yakni berani berubah baik fisik, karakter, maupun emosi. Pertautannya dengan Reza terkesan natural.

Di sisi lain, Reza meski tak berubah sedramaris Mila mampu mengimbangi lawan main. Posisi Dika bukan sekadar membangun nuansa romantis. Ia terasa krusial untuk memandu sekaligus memotivasi tokoh utama ke babak final.

Solid Sejak Awal

Jessica Mila sebagai Rara. (Foto: Dok. Starvision Plus)
Jessica Mila sebagai Rara. (Foto: Dok. Starvision Plus)

Rara dan Dika memimpin cerita yang solid sejak awal. Ernest dan Meira tahu persis apa yang hendak disampaikan Imperfect. Itu sebabnya, pola tutur Imperfect konsisten yakni tentang standar kecantikan, body shamming, perubahan fisik, berikut plus minusnya. Cerita berkembang dengan keyakinan bahwa yang merasakan keresahan ini bukan tokoh utama semata.

Artinya, Rara tak sendiri. Ia hanya lupa melihat lebih dekat ke sekitar untuk menemukan fakta itu. Kelemahan ini membuat Rara butuh pertolongan sejumlah pemeran pendukung untuk tiba pada pemahaman, "Kita tidak perlu sempurna untuk bahagia." Rara tidak 100 persen protagonis. Fakta ini membuat Rara terasa dekat dengan penonton, bahkan laki-laki sekalipun. Mengingat, merasa tak aman alias insecure bukan cuma urusan perempuan. Yang menarik, naskah Ernest dan Meira tidak berat sebelah.

Imperfect tak lantas terjebak pada standar cerita klise yang harus berakhir bahagia atau rumus usaha keras harus membuahkan hasil ideal untuk selamanya. Tidak pula terjebak pada kisah klasik perundungan hingga korban tampak tanpa daya dan berlinang air mata. Dengan detail, ia bercerita pula soal penyakit mereka yang sukses menurunkan berat badan, yakni merasa perjalanannya sudah selesai dan tak perlu berbuat apa-apa lagi.

 

Cermin Kontemplatif

Teman-teman sekantor Rara. (Foto: Dok. Starvision Plus)
Teman-teman sekantor Rara. (Foto: Dok. Starvision Plus)

Alur Imperfect bagai cermin setinggi tubuh penonton, yang memungkinkan audiens berkaca. Dialog para tokoh ibarat lentera cerlang yang memungkinkan penonton berkomunikasi dengan seseorang yang tampak di cermin itu. Bayangkan, bila orang di dalam cermin itu berkata, "Lo enggak butuh warna lipstik untuk terlihat berwibawa. Lo cukup buktiin kalau lo pantas berada di situ." Atau jika orang di dalam cermin berujar, "Ngapain, sih mikirin omongan orang? Orang aja enggak mikirin omongannya sendiri?"

Imperfect jenis film yang membesarkan hati, membangkitkan optimistis dengan sesekali menjewer sanubari. Mereka yang merasa berada di titik nadir butuh film ini. Pun mereka yang telah sukses patut menonton untuk mendengar peringatan, "Enggak semua yang lagi butuh uang jadi kehilangan harga diri." 

 

Kekuatan Lagu Tema

Ernest Prakada dan Reza Rahadian dalam Imperfect. (Foto: Dok. Starvision Plus)
Ernest Prakada dan Reza Rahadian dalam Imperfect. (Foto: Dok. Starvision Plus)

Di luar naskah padat, penuturan kosisten, ciamiknya performa para pemain, dan penyuntingan gambar nan gesit, Imperfect juga diperkuat lagu tema yang efektif membangun suasana. "Pelukku Untuk Pelikmu" merangkum esensi cerita film ini dalam bahasa lugas plus aransemen powerful! Lagu ini layak disebut sebagai salah satu soundtrack terbaik tahun ini.

Tapi jangan lupakan alunan vokal Audrey Tapiheru yang sarat perenungan di nomor "Cermin Hati." Balada melodius ini mengiringi Jessica Mila melepas bulu mata palsu dengan air muka yang keruh oleh gulana. Itu salah satu momen yang bikin kami merinding. Tak terasa, air mata kami menggelinding. Cek Toko Sebelah (yang legendaris itu) akhirnya tak sendirian. Ia kini punya "pesaing." Tak seperti judulnya, bagi kami, film ini perfect. Titik.

 

 

Pemain: Jessica Mila, Reza Rahadian, Karina Suwandi, Yasmin Napper, Dion Wiyoko, Cathy Sharon, Dewi Irawan, Clara Bernadeth

Produser: Chand Parwez Servia, Fiaz Servia

Sutradara: Ernest Prakasa

Penulis: Ernest Prakasa, Meira Anastasia

Produksi: Starvision Plus

Durasi: 113 menit

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya