Penulis Buku Rita Ramayulis Ungkap Fakta Menarik Soal Gula, Ajak Generasi Muda Hidup Lebih Sehat

Di medsos, nama Rita Ramayulis dikenal sebagai dokter, penulis buku sekaligus influencer yang rajin berbagi tips maupun informasi seputar gaya hidup sehat.

oleh Wayan Diananto diperbarui 24 Des 2022, 21:22 WIB
Diterbitkan 24 Des 2022, 16:30 WIB
Rita Ramayulis. (Foto: Dok. YouTube Rita Ramayulis)
Rita Ramayulis. (Foto: Dok. YouTube Rita Ramayulis)

Liputan6.com, Jakarta Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes populer di jagat maya sebagai dokter gizi, influencer, dan penulis buku yang produktif. Di Instagram, ia kerap berbagi informasi dan kiat gaya hidup sehat kepada 107 ribuan pengikutnya.

Bulan ini, Rita Ramayulis menjadi salah satu pembicara dalam gelar wicara virtual bertajuk “Mengatur Pola Hidup Sehat Bagi yang Sibuk Bekerja.” Ada poin-poin penting yang diulasnya. Salah satunya, soal konsumsi gula.

Setelah dipukul pandemi Covid-19 selama lebih dari dua tahun, ternyata tak ada perubahan signifikan terkait kebiasaan makan antara sebelum dan sesudah wabah. Masyarakat Indonesia mengasup makanan yang cenderung tinggi gula, garam, dan lemak jenuh.

Ketika pandemi Covid-19 melanda, secara psikis publik mengalami peningkatan kecemasan dan stres. Karena aktivitas dibatasi, masyarakat jadi jarang di luar rumah dan jarang kena sinar matahari pagi. Terkait gula, Rita Ramayulis punya catatan khusus.

 

Insulin Akan Ketrigger

Rita Ramayulis. (Foto: Dok. Instagram @ritaramayulis)
Rita Ramayulis. (Foto: Dok. Instagram @ritaramayulis)

“Ketika konsumsi gula berlebih, insulin akan ketrigger. Insulin yang diproduksi berlebihan akan mencetus peradangan karena dia pro-inflamasi. Insulin sama dengan kortisol,” kata Rita Ramayulis dalam webinar yang diselenggarakan PT Ajinomoto Indonesia.

Makin sering kita mengonsumi gula, artinya makin tinggi produksi insulin, makin tinggi kortisol, makin gampang tubuh meradang dan secara psikis jadi lebih mudah stres. Gula juga punya kemampuan membentuk ikatan glikasi. Saat masuk ke tubuh, ia berikatan dengan kolagen.

Kolagen dan Gula

Rita Ramayulis ketika menghadiri gelar wicara virtual “Mengatur Pola Hidup Sehat Bagi yang Sibuk Bekerja,” Desember 2022.
Rita Ramayulis ketika menghadiri gelar wicara virtual “Mengatur Pola Hidup Sehat Bagi yang Sibuk Bekerja,” Desember 2022.

“Kolagen dengan gula akan membentuk ikatan glikasi yang menghalangi vitamin C masuk ke sel. Tentu saja kalau vitamin C enggak sampai ke sel, maka sel-sel jadi rentan terhadap serangan radikal bebas. Ini akan menurunkan imunitas,” tutur penulis buku Super Jus dan Lima Langkah Langsung Langsing.

Konsumsi gula berlebih juga disukai mikroba patogen. Rita Ramayulis mengingatkan, dalam tubuh mikroba patogen dan microbiota hidup berdampingan dengan komposisi sekitar 30 banding 70. Saat gula berlebih masuk, populasi mikroba patogen melonjak dan bisa berdampak buruk.

 

Fakta-fakta Menarik

Rita Ramayulis
Rita Ramayulis/copyright: Stella Maris

Fakta-fakta menarik ini disampaikan Rita Ramayulis dan menyita perhatian peserta webinar. Dalam kesempatan itu, Head of Public Relation PT Ajinomoto Indonesia, Grant Senjaya, mengingatkan tubuh sehat adalah aset yang memungkinkan kita produktif melakukan banyak hal.

“Banyak pekerja di Jakarta kurang mengindahkan kesehatan karena kesibukan yang padat. Meski sibuk, asupan makanan harus tetap dijaga. Semoga tips yang kami bagikan menyemangati Anda untuk tetap sehat dengan jaga pola makan dan menerapkan gaya hidup sehat,” katanya.

 

 

[INFOGRAFIS] Waspadai Demensia Alzheimer!
Alzheimer bisa dicegah sejak dini dengan pola hidup sehat, olahraga rutin, gizi makanan seimbang, pikiran positif dan aktivitas produktif.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya