Review Film Daredevil, Pahlawan Super yang Bangkit dari Kekurangan Demi Niat Baik

Film Daredevil (2003) mengisahkan tentang Matt Murdock (Ben Affleck) yang mencoba menegakan keadilan meskipun harus terhalang dengan kekurangan yang dimilikinya. Simak review filmnya di sini.

oleh Isyhari Maheswar diperbarui 07 Feb 2023, 07:30 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2023, 07:30 WIB
Review Film Daredevil (2003)
Film Daredevil dibintangi oleh Ben Affleck. (Dok. Vidio)

Liputan6.com, Jakarta Apakah Anda penikmat film superhero yang selalu siap sedia membasmi kejahatan? Ada banyak tokoh pahlawan fiksi yang sukses menarik perhatian masyarakat. Salah satunya adalah Daredevil yang terkenal melalui komik Marvel.

Layaknya komik Marvel lainnya, Daredevil pun akhirnya diangkat ke layar lebar dengan menggandeng Ben Affleck sebagai tokoh utamanya. Ia berperan sebagai dua karakter sekaligus yakni Matt Murdock dan juga pahlawan bertopeng Daredevil.

Untuk versi filmnya sendiri, Daredevil pertama kali dirilis pada pertengahan Februari 2003 silam. Selain Ben Affleck, aktor papan atas lainnya yang terlibat adalah Jim Fitzgerald, Michael Clarke Duncan, hingga Colin Farrell.

Seperti film Spiderman, tokoh pahlawan tidak serta merta langsung muncul begitu saja. Sebuah insiden kecelakaan menghampiri karakter Matt Murdock yang membuat dirinya bisa mendapatkan keahlian khusus walaupun itu harus mengorbankan indera penglihatannya.

Untuk Anda yang belum pernah menonton film Daredevil, bisa kembali menontonnya melalui layanan streaming Vidio. Namun sebelum itu, simak berikut ini review film selengkapnya.

Efek Lebih Baik dari Film Superhero Serupa di Masanya

Rilis di tahun 2003, film Daredevil tidak mau ketinggalan menggunakan efek kamera yang luar biasa untuk menciptakan adegan yang lebih mendramatisir. 

Jika membandingkan film Daredevil dengan film-film Marvel lainnya yang dirilis di era yang sama, tampaknya efek CGI yang ditampilkan terasa lebih baik. 

Jika Anda melihat kembali film Spiderman yang dirilis pada 2002, bisa dibilang kualitas Daredevil selangkah lebih maju. Hal ini terlihat dari objek yang diberikan efek seperti benda melayang dan yang lainnya. 

Namun, jika Anda memang mencari film superhero yang penuh dengan aksi perkelahian, Anda harus sedikit kecewa. Kembali membandingkan dengan film Spiderman, Daredevil terlihat jarang terlibat pertikaian fisik dengan musuh-musuhnya.

Karakter Utama Kurang Ditonjolkan

Film Daredevil 2003 tayang malam ini (Foto: 20th Century Fox via IMDb.com)
Film Daredevil 2003 tayang malam ini (Foto: 20th Century Fox via IMDb.com)

Satu hal kekurangan dari film Daredevil adalah tokoh Matt Murdock yang kurang disorot kehidupan pribadinya. 

Di awal pembukaan film, Matt remaja terlihat hidup bersama ayahnya yang begitu religius. Sebuah pembunuhan oleh orang tak dikenal pun membuat dirinya harus berpisah untuk selamanya. 

Ketika Matt sudah beranjak dewasa, dirinya yang bekerja sebagai seorang pengacara tidak terlalu digambarkan dengan jelas. Ia hanya beberapa kali masuk ke pengadilan untuk meyakinkan penonton bahwa profesi utama dari sang pahlawan tak jauh dari advokat.

Karakter Matt justru lebih sering diturunkan pada sebuah diskusi bersama sahabatnya di sebuah restoran pada malam hari. 

Berlatar Kota Besar

Layaknya film superhero keluaran Marvel lainnya seperti Spiderman hingga Hulk, Daredevil seolah kembali memotret kejahatan yang terjadi di kota besar seperti New York. Bukan saja karena tempat tinggal sang karakter sebagai manusia biasa, tapi juga para musuh ditemukan di sini.

Satu hal yang membuat Daredevil terlihat menarik untuk disaksikan adalah karena penggunaan kota New York yang dijadikan sebagai latar tempat hampir keseluruhan cerita. Namun yang membuatnya berbeda dengan cerita superhero lainnya adalah kurangnya detail dalam setiap lanskap kota yang diambil.

Jika dalam film Spiderman sang superhero terlihat seolah mengeksplorasi setiap suduh kota dan bangunan terkenal, Daredevil justru tidak begitu menonjolkan keindahan kota New York itu. Bahkan perkelahian antar dirinya dengan musuh-musuhnya hampir kebanyakan terjadi di dalam ruangan.

Cinta yang Kandas

Walaupun mengusung tema film superhero, sisipan cerita romansa tetap saja tidak bisa dihilangkan. Mungkin ini juga yang membuat film ini tidak terlalu kaku dan tidak fokus pada adegan saling pukul saja.

Hampir sama dengan kebanyakan tokoh pahlawan Marvel lainnya, tampaknya penggemar Daredevil tidak bisa mengharapkan kisah cinta yang berakhir bahagia. 

Hubungannya dengan Elektra harus kandas ketika Bullseye dengan lincahnya menghabisi wanita yang dicintai oleh sang pahlawan.

Nonton Daredevil di Vidio

Review Film Daredevil (2003)
Nonton film Daredevil (2003) di Vidio. (Dok. Vidio)

Apakah review film di atas sudah membuat Anda penasaran dengan kisah selengkapnya? Anda bisa langsung mengunjungi layanan streaming Vidio atau melalui tautan berikut ini, nonton Daredevil.

Selain Daredevil, masih banyak film tentang pahlawan super lainnya yang bisa Anda saksikan di Vidio seperti The Amazing Spiderman dan yang lainnya. Anda bisa kunjungi tautan berikut ini untuk rekomendasi film lainnya, nonton film Superhero Movie.

Jangan lupa untuk berlangganan Vidio Platinum untuk menonton konten premier terbaik lainnya yang bisa didapatkan mulai dari 24 ribu untuk akses 30 hari. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya