Liputan6.com, Jakarta Tahun 2007 silam, sembilan gadis muda dengan kostum sporty dan dandanan minimalis menjejakkan kaki ke dunia hiburan sambil membawakan lagu Into the New World. Mereka adalah Taeyeon, Jessica, Tiffany, Sunny, Hyoyeon, Yuri, Sooyoung, YoonA, dan Seohyun, yang di kemudian hari menjadi nama besar di jagat hiburan Korea Selatan sebagai SNSD atau Girls' Generation.
Fast forward 17 tahun kemudian, lagu ini kembali berkumandang--tapi dengan setting berbeda. Bukan di panggung penuh cahaya lampu gemerlap tapi di jalanan, dinyanyikan oleh ribuan demonstran yang menuntut pemakzulan Yoon Suk Yeol dari kursi Presiden Korea Selatan. Tak hanya dalam demo kali ini saja, "Into the New World" bahkan sudah berkali-kali dikumandangkan dalam aksi protes yang menyuarakan hal berbeda.
Advertisement
Bagaimana "Into the New World" yang sejatinya merupakan lagu debut idol K-Pop kini menjadi bagian tak terpisahkan dari aksi protes? Mari kita awali dengan mengulik sejarah lagu ini.
Advertisement
"Into the New World" sejatinya adalah lagu yang awalnya tak diciptakan untuk SNSD. Diwartakan Koreaboo pada 2021, dalam salah satu episode IDDP Hyoyeon mengungkap bahwa lagu yang ditulis Kenzie dan Kim Jung Bae ini awalnya hendak diberikan kepada grup yang lebih senior di SM Entertainment, M.I.L.K. Namun grup ini keburu bubar pada 2003.
"Aku dengar lagu ini sudah dibuat tujuh tahun sebelum kami debut," kata Hyoyeon.
Lagunya kemudian dibawakan oleh SNSD, lengkap dengan koreografi yang energik. Isi liriknya yang berisi ungkapan hati saat melangkah ke dunia yang baru yang penuh ketidakpastian, pas dengan kondisi SNSD sebagai idol K-Pop yang baru debut.
Sejak Kapan Jadi Lagu Proten Ikonis?
The Korea Herald menyebutkan tak ada catatan pasti awal "Into The New World" mulai dibawakan dalam protes. Namun diyakini bahwa salah satu yang membuat lagu ini populer dalam aksi demo, adalah rekaman viral yang memperlihatkan protes di Universitas Wanita Ewha pada 2016.
Dalam video viral tersebut, para siswa menyanyikan lagu ini saat memprotes keputusan sekolah yang hendak membuka program pemberian gelar yang disponsori pemerintah kepada perempuan pekerja tanpa pengalaman pendidikan tinggi sebelumnya. Hal ini dinilai sebagai "jual beli ijazah."
Setelahnya, "Into the New World" dinyanyikan pengunjuk rasa atas beragam isu. Mulai dari unjuk rasa pemakzulan mantan Presiden Korsel Park Geun Hye, Festival Budaya Queer di Seoul, hingga protes pro-demokrasi di Hong Kong.
"Selama bertahun-tahun, 'Into the New World' menjadi lagu ikonis yang diasosiasikan dengan budaya protes di Korea, terutama oleh kaum muda berpikiran liberal Korea yang menyuarakan perubahan," kata Raphael Rashid, seorang jurnalis yang berbasis di Seoul, kepada The Korea Herald.
Advertisement
Kekuatan Lirik Into the New World
Menurut pengamat, kekuatan "Into the New World" yang membuatnya beresonansi dengan para pengunjuk rasa, ada pada liriknya.
"Lagu ini menonjol karena menyampaikan perjuangan yang terjadi secara universal, dan tekad untuk bergerak maju tanpa kehilangan harapan,” tulis pengamat budaya pop Kim Hern Sik. Ia menambahkan, bahwa lagu ini melembutkan suasana protes yang tegang, sekaligus memperkuat empati dan solidaritas.
"Ini membuat posisi aksi protes meningkat, lebih dari sekadar demonstrasi fisik, tapi menciptakan ekspresi budaya dari pemahaman bersama,” ia menambahkan.
Hal serupa diungkap oleh pengamat budaya Choi Ha Rim kepada The Korea Herald. Menurutnya, alih-alih lagu yang menyuarakan nada protes, "Into The New World" adalah lagu yang mengungkap tentang solidaritas.
“Ketika ‘Into the New World’ pertama kali digunakan dalam sebuah protes, diketahui bahwa hal ini untuk membantu menenangkan ketakutan, ketimbang menyuarakan perlawanan,” kata Choi Ha Rim. Ia meneruskan, “Lagu ini dinyanyikan di berbagai aksi protes dan unjuk rasa, dan yang kupahami adalah bahwa fokusnya adalah menegaskan solidaritas satu sama lain. Festival Budaya Queer Seoul adalah contohnya.”
Pesan solidaritas bisa dilihat dari sejumlah liriknya, seperti "Aku menjadi lebih kuat hanya dengan memikirkanmu. Bantu aku untuk tak menangis."
"Ini menunjukkan bahwa setiap orang memotivasi satu sama lain. Dan pesan ini disampaikan secara kuat oleh sekelompok orang yang bernyanyi bersama," kata Choi Ha Rim.
Reaksi Member SNSD
Para member SNSD sendiri menyambut positif "transformasi" "Into the New World menjadi lagu protes. Pada 2021, Tiffany membawakan penggalan lagu ini dalam video dukungan untuk komunitas LGBT.
Sementara dalam aksi protes untuk melengserkan Yoon Suk Yeol, Yuri menraktir SONE atau para penggemarnya, yang ikut aksi demo. Ia juga meninggalkan satu pesan manis, "Pastikan besok kalian makan gimbab dan kenyangkan perut kalian. Semoga kalian tetap sehat dan aman. Nyanyikan 'Into the New World' dengan baik, ya!"
Advertisement