Liputan6.com, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima calon mahasiswa dari jalur Seleksi Bersama Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) untuK tahun akademik 2019/2020. Dari hasil pengumuman seleksi SBMPTN, ITS menerima 1.602 peserta.
Kasubdit Penerimaan Mahasiswa ITS, Unggul menuturkan, pendaftar lewat jalur SBMPTN 2019 mencapai 14.165. Dari pendaftar tersebut hanya 1.602 peserta yang diterima. Ada sembilan fakultas yang dibuka untuk program SBMPTN 2019 antara lain fakultas sains, fakultas teknologi industri, fakultas teknik sipil, lingkungan dan kebumian (FTSLK), fakultasn teknologi kelautan (FTK), fakultas teknologi informasi dan komunikasi (FTIK), fakultas matematika, komputasi dan sains data (FMKSD), fakultas teknologi elektro, fakultas arsitektur, desain dan perencanaan (FADP) , dan fakultas bisnis dan manajemen teknolgi (FBMT).
"Peserta yang diterima 1.602," ujar Unggul saat dikonfirmasi Liputan6.com lewat pesan singkat, Rabu (10/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Ia menuturkan, dari peserta yang diterima tersebut memang termasuk peminat beasiswa bidikmisi yang merupakan bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang memiliki potensi akademik baik tetapi memiliki keterbatasan ekonomi. Namun, Unggul belum dapat memastikan jumlah peserta Bidikmisi yang diterima.
Unggul mengimbau, bagi peserta yang lulus SBMPTN 2019 ITS untuk memperhatikan tanggal dan persyaratan daftar ulang. Para peserta dapat melihat daftar ulang di smits.its.ac.id. Untuk pendaftaran ulang dilakukan pada 16-19 Juli 2019.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kapal Robot ITS Sukses Tuntaskan Misi di AS
Sebelumnya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali membuat dunia terpukau setelah Tim Barunastra ITS sukses menjuarai ajang International Roboboat Competition (IRC) 2019 di Florida, Amerika Serikat (AS) yang berakhir Minggu 23 Juni 2019 malam waktu setempat.
Dengan demikian, Tim Barunastra ITS berhasil mempertahankan gelar juara dunia yang diraihnya tahun lalu di ajang dan tempat yang sama.
Sebelum sukses bertanding dalam final bersama empat tim lainnya, setiap tim kapal robot (roboboat) ini terlebih dahulu harus menjalani babak uji coba (Trial) dan babak kualifikasi. Dalam babak kualifikasi tersebut diikuti total peserta sebanyak 13 tim dari universitas dari berbagai negara.
Lead Official Tim Barunastra ITS, Sabillah Margirizki menjelaskan, di seluruh babak setiap kapal robot ini diharuskan menyelesaikan secara mandiri pada lima misi yang berbeda. Misi pertama bernama Autonomous Navigation. Dalam misi ini, kapal robot diharuskan untuk masuk dan keluar pintu yang sudah ditentukan secara otomatis dalam danau yang dijadikan ajang lomba.
Masih dalam danau yang sama, berikutnya kapal robot itu melakukan misi Speed Challenge. Kapal robot ini memasuki rintangan dan berputar balik di titik tertentu.
“Kecepatan kapal perlu sangat diperhatikan dalam babak ini,” tutur mahasiswa yang akrab disapa Sabil ini dalam keterangan yang dikirimkan melalui pesan daring, Selasa, 25 Juni 2019.
Selanjutnya, misi yang ketiga yaitu Automated Docking. Dalam misi ini, setiap kapal robot diharuskan menangkap frekuensi yang keluar dari tempat sandaran dan kapal robot itu harus mampou bersandar pada tempat yang memancarkan frekuensi itu.
Misi berikutnya bernama Raise the Flag. Dalam misi ini terdapat semacam tujuh segmen yang menghadap ke langit dan menampilkan angka satu, dua, tiga, atau empat. Drone yang ada di atas kapal harus terbang secara otomatis untuk membaca angkanya. Kemudian data dikirim ke kapal dan kapal harus bersandar di nomor satu, dua, tiga, atau empat sesuai info yang diperoleh dari drone.
Berikutnya, pada misi berakhir yang bernama Find the Path yang mengharuskan kapal robot untuk masuk ke rintangan dari banyak bola dan memutari balik suatu titik yang kemudian keluar lagi dari rintangan berbagai bola itu.
Mahasiswi Departemen Statistika ITS tersebut juga mengungkapkan ketika babak kualifikasi Tim Barunastra sukses berada di posisi pertama dengan poin 4.000 lebih. Poin tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan tim yang berada pada posisi kedua yang hanya memperoleh sebanyak 1.034 poin.
Sabil juga mengaku, selama tahap uji coba terdapat beberapa kesulitan yang dialami oleh Tim Barunastra. “Salah satunya ketika drone kita sempat jatuh ke air karena adanya delay waktu,” kata perempuan berhijab tersebut.
Seketika pada hari itu juga, lanjut Sabil, tim langsung membeli semua komponen drone yang rusak dan merakitnya ulang. Hal itu menjadikan Tim Barunastra tidak berani menerbangkan drone ketika babak kualifikasi.
“Namun, setelah melihat beberapa tim yang unggul dengan drone mereka, kita benar-benar mengusahakan untuk dapat menerbangkan drone ketika final,” ucap mahasiswi angkatan tahun 2016 ini.
Selain hal itu juga, menurut Sabil, kompetisi ini juga mensyaratkan seluruh tim untuk membuat paper, website, media sosial (medsos), mengunggah video tim untuk media branding tim, dan lain sebagainya. Dari penilaian semua itu, Sabil menyebutkan bahwa Tim Barunastra berhasil menduduki posisi ketiga.
Hasil ini juga menunjukkan Tim Barunastra telah sukses mempertahankan posisi gelar dunianya pada kompetisi di tahun sebelumnya yang juga berhasil meraih juara pertama. Memang sejak tahun 2016, Tim Barunastra ITS selalu tampil gemilang dan menghasilkan hasil yang memuaskan.
Advertisement
Siapa Saja yang Juara?
Secara berturut-turut peringkat dalam kompetisi dunia ini adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (peringkat 1), Embry Riddle Aeronautical University – AS (peringkat 2), Universitas Indonesia (peringkat 3), Hagerty High School - AS (peringkat 4) dan VTEC – Meksiko (peringkat 5).
Sementara, peserta lainnya antara lain berasal dari University of Michigan – AS, Georgia Insitute of Technology Aerospace – AS, University of Lusiana – AS, Florida State University – AS, Universitas Diponegoro (Undip), University of Puerto Rico, University of Colorado – AS, dan Military Technical College – Mesir.
Keberhasilan itu tentunya membuat bangga baik bagi ITS maupun bangsa Indonesia dan sekaligus membawa nama baik tim di kancah internasional. Oleh karena itu, wajar saja jika Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Houston sebelumnya sempat menjenguk Tim Barunastra di lokasi ketika perlombaan.
"Percaya bahwa sebuah pencapaian pasti diraih dengan usaha, nothing worth having comes easy," ujar Sabil yang sekaligus mewakili ungkapan Tim Barunastra ITS atas perolehan membanggakan ini.