Liputan6.com, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kali ini kembali membuktikan ketangguhannya. Tak tanggung-tanggung, ITS berhasil mencetak hattrick dengan mempertahankan gelar Juara Umum pada Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2019 yang berakhir, Sabtu malam, 28 September 2019.
Prestasi luar biasa bagi ITS ini semakin menunjukkan keunggulan di bidang teknologi hemat energi. Karena ITS berhasil mempertahankan gelar juaranya selama tiga tahun berturut-turut sejak 2017.
KMHE merupakan event skala nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk melombakan inovasi mobil hemat energi buatan mahasiswa seluruh Indonesia.
Advertisement
Berbeda dari tahun-tahun sebelumya, tahun ini peraih gelar Juara Umum KMHE untuk pertama kalinya dianugerahi piala bergilir. Piala tersebut diberikan langsung kepada ITS sebagai pemegang pertama oleh Kepala Subdirektorat Penalaran dan Kreativitas, Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti, Dr Misbah Fikrianto.
Baca Juga
Pada KMHE 2019 yang diselenggarakan di Universitas Negeri Malang (UM) ini, ITS mengusung empat mobil hemat energi andalannya. Diwakili oleh Tim Sapuangin dan Tim Nogogeni. Dari tangan dingin kedua tim tersebutlah, ITS berhasil memborong empat gelar juara sekaligus.
Dalam kontes yang berlangsung sejak Selasa 24 September 2019, masing-masing mobil yang dilombakan mendapatkan gelar juara. Pembina tim Nogogeni ITS, Dedy Zulhidayat Noor menerangkan, dua gelar juara pertama dipersembahkan oleh Tim Sapuangin dengan mobil urban diesel dan Tim Nogogeni dengan mobil urban motor listrik.
"Sedangkan dua lainnya, yakni mobil urban gasoline milik Tim Sapuangin dan mobil urban ethanol milik Tim Nogogeni berhasil menempati posisi kedua," ungkap dosen Departemen Teknik Mesin Industri ITS.
Dilaksanakan lebih awal dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut Dedy, membuat persiapan masing-masing tim menjadi lebih singkat. Seperti yang diketahui, kedua tim tersebut juga baru saja merampungkan kompetisi Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2019 pada Mei lalu di Malaysia. Namun, hal ini tak lantas menghambat langkah para wakil ITS tersebut untuk berkompetisi di KMHE.
"Dalam dua bulan, kami membuat rancangan pengembangan mobil dari evaluasi perlombaan sebelumnya, kemudian melakukan pembagian kerja tim, hingga membentuk timeline kerja,” ujar Rafidah Farah Dhani, Staf External Relations Tim Sapuangin menambahkan.
Menurut Rafidah, timnya juga sempat mendapati kesulitan saat race berlangsung dikarenakan antrean yang terlalu panjang. “Waktu untuk mempersiapkan race di paddock menjadi lebih singkat,” tutur mahasiswa angkatan 2016 tersebut.
Namun, lanjut Rafidah, Sapuangin berhasil mengatasi masalah tersebut dan merampungkan balapan. Sapuangin berhasil menempati posisi kedua dengan konsumsi bahan bakar sebesar 336,359 km/liter untuk kategori mobil urban gasoline.
Bahkan, dalam kategori urban diesel yang baru tahun ini diikuti, Sapuangin berhasil menempati posisi pertama dengan konsumsi bahan bakar sebesar 241,775 km/liter.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Evaluasi
Sementara itu, tim Nogogeni yang berlaga di kategori urban motor listrik dan urban ethanol juga meraih kesuksesan. Kemenangan tersebut tidak begitu saja diraih.
Doni Kristiawan Geovano, Staf Media Tim Nogogeni mengakui, timnya sempat mengalami kendala pada kontroler yang ada pada mobil urban listrik. "Waktunya lebih cepat, lintasannya juga di jalan raya, banyak elevasi naik turunnya,” imbuhnya.
Tim Nogogeni berhasil keluar sebagai juara pertama pada kategori mobil urban motor listrik dengan konsumsi sebesar 151,077 km/kWh. Juga berhasil menempati posisi kedua dengan konsumsi bahan bakar sebesar 245,397 km/liter untuk mobil jenis urban ethanol.
Kedua mobil tersebut berhasil menempuh balapan sebanyak 10 lap dalam waktu kurang dari 27 menit, sesuai yang disyaratkan dalam kontes. Doni mengakui, kali ini persaingan pada KMHE semakin ketat. Untuk itu, tim ITS memerlukan adanya evaluasi dan pengembangan inovasi.
Ia mengungkapkan, sistem transmisi daya dari sistem matik nantinya akan diubah menjadi sistem manual dengan kecepatan bertingkat. "Agar lebih mudah untuk stop and go dan menghadapi medan menanjak," tutur dia.
Ditanya mengenai rencana ke depan, Doni menyatakan, ia dan tim akan terus mengevaluasi dari setiap kesalahan di tiap perlombaan.
Hal tersebut dilakukan untuk dapat terus berkembang dan mempertahankan gelar juara. "Kami akan terus belajar dari kesalahan, melanjutkan riset, dan terus mengembangkan inovasi," pungkas Doni.
Advertisement